35. Charlotte Mulai Patuh

16.8K 1.4K 142
                                    

"Buatlah aku marah, dan memohonlah padaku untuk disetubuhi," ucap Lucifer yang kini sudah meletakkan tubuh Charlotte ke atas kasur.

Charlotte masih memegang kuat baju Lucifer. Meski rasa sakitnya menghilang perlahan, tetap saja rasa sakit lainnya yang tersisa masih membuatnya tersiksa.

"Tidak.." ujar charlotte lirih.

Lucifer yang tidak tahan dengan wajah gemas Charlotte langsung menggigit singkat pipi Charlotte. Ia tersenyum senang saat wanita itu menatapnya tidak terima.

"Apa sakitnya sudah hilang?" tanya Lucifer pelan. Badannya ia turunkan dan didekatkannya ke Charlotte.

Mendapat pertanyaan, Charlotte langsung menjawab agar tidak membuat Lucifer marah. "Iya, sudah hilang."

Bohong sebanarnya. Meski sakit di tubuhnya sudah hilang karena sihir, tapi sakit di tubuhnya karena keganasan Lucifer tidak bisa hilang. Ia rasa sakit itu akan berlanjut sampai minggu depan.

Lucifer menumpu kepalanya dengan satu tangan sembari menatap Charlotte dengan senyum miring. Mata merah itu terlihat memandang kagum kecantikan wanita di sampingnya ini.

"Apa kau mau aku sembuhkan rasa sakit itu?" tanya Lucifer dengan senyum penuh arti.

Charlotte menatap curiga Lucifer, matanya menyipit. "Bagaimana?" tanya Charlotte ragu.

"Jika aku menjawabnya, maka kau harus setuju."

Charlotte langsung menggeleng kepalanya. "Tidak usah. Sakit ini akan hilang nanti," tolak Charlotte. Ia tahu kalau Lucifer pasti memiliki siasat.

"Menunggu nanti dan terus-menerus merasakan sakit? Lebih baik kau menerima tawaranku," bujuk Lucifer kembali.

"Jangan repot-repot." Charlotte tersenyum manis yang terpaksa pada Lucifer. Kepalanya ia alihkan untuk tidak menatap Lucifer.

Lucifer tidak bersuara lagi. Tubuhnya ia bawa ke atas tubuh Charlotte dan mengukung tubuh kecil wanita itu di bawah tubuhnya. Tangan satunya ia gunakan untuk mengelus lembut pipi Charlotte.

"Kau tahu? Kau sangat manis jika tersenyum padaku, meski itu terpaksa." Lucifer terus mengelus pipi mulus itu dengan tatapan sayu.

Tatapan Lucifer terlihat semakin sedih dan bibir laki-laki itu melengkung ke bawah seolah akan menangis.

Kesangaran Lucifer menghilang saat laki-laki itu menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Charlotte dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Charlotte dengan manja. Sesekali ia mengecup leher wanita itu.

"Ibunda selalu memelukku dan mengusap rambutku jika aku lelah," ujar Lucifer pelan dengan suara yang serak.

Charlotte yang mendapat perlakuan itu tentu saja membeku. Tubuhnya yang sakit tidak ia pedulikan karena ia tidak mau protes hingga membuat Lucifer marah. Ia tak ingin merasakan kesakitan yang lebih sakit dari yang tadi.

"Usap rambutku." Lucifer semakin menenggelamkan kepalanya dan menghirup wangi tubuh Charlotte.

Charlotte dengan setengah kesadarannya mengangkat tangannya dan mengusap lembut rambut hitam legam milik Lucifer. Helaan napas hangat dari Lucifer di lehernya membuatnya merinding.

'Cih, mana pernah Ibunda seperti ini padaku. Suaminya terlalu posesif!' Lucifer tersenyum miring menikmati elusan dari tangan Charlotte yang bergerak lemah.

Lucifer menumpu tangannya kembali untuk melihat wajah Charlotte. Laki-laki itu kini memasang wajah semakin sedih hingga membuat Charlotte terheran-heran.

"Ada apa?" tanya Charlotte menyadari eskpresi wajah Lucifer yang berbeda.

Laki-laki yang sering memandang remeh dan menampilkan senyum miring kini terlihat bersedih. Wajah tampan penuh kemenangan itu kini digantikan dengan wajah tampan penuh kesedihan.

EMPEROR'S DOLL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang