07. PoV Charlotte

30.6K 1.8K 4
                                    

PoV Charlotte.

Dihitung dari aku terbangun di tubuh cantik ini, sekarang sudah hampir memasuki bulan ke delapan aku berada di dalam tubuh ini, tubuh yang dengan umur akan naik ke sembilan belas tahun. Charlotte namanya. Charlotte saja.

Mungkin aneh jika seorang anak tidak punya nama belakang, tapi itulah kenyataannya. Pada dasarnya, Charlotte hanyalah anak desa yang tidak mempunyai status tinggi seperti bangsawan, itulah sebabnya namanya diberikan satu kata saja tanpa memikirkan nama belakang.

Dan tentang tubuh ini, aku sudah mendapat semua memori tentang kehidupan Charlotte asli seiring berjalan waktu. Waktu demi waktu berlalu, dan ingatan demi ingatan dari pemilik asli tubuh ini menyatu dalan otakku.

Rasanya aku telah menjadi Charlotte sesungguhnya.

Bedanya, Charlotte yang sekarang berbeda dengan Charlotte yang dulu. Karena apa? Karena kelakuan Charlotte sangat berbeda denganku.

Gadis itu memiliki sikap semena-mena, sombong dan nakal. Setiap hari kerjaannya selalu membuat onar dan merusak fasilitas orang-orang tanpa rasa bersalah.

Itulah sebabnya Carmila selalu menanggung malu akibat ulahnya seperti yang dikatakan Edward.

Meski dijuluki kembang desa, bagiku sikapnya tidak sesuai dengan wajahnya yang sangat memesona ini. Charlotte yang merasa disanjung selalu berbuat apa yang ingin ia lakukan tanpa peduli apa yang orang lain katakan.

Dalam artian, gadis itu sangat berambisi dengan apa yang ia inginkan.

Berbicara tentang kenakalannya, pernah waktu umur empat belas tahun ada seorang gadis yang seusianya iri dengan kecantikannya dan gadis itu sengaja membuatnya terjatuh dengan membuat Charlotte tersandung kakinya, si Charlotte justru membalas dengan hal yang lebih parah pula.

Charlotte menendang tubuh gadis itu dengan kuat hingga batuk darah, menjambak rambut gadis itu dan yang lebih parahnya adalah Charlotte dengan sengaja menyerat gadis itu di rambut dan mendorongnya ke danau. Tapi beruntunglah gadis itu selamat karena teman laki-lakinya membantu.

Bukan hanya itu, dia bahkan berani melawan orang yang lebih tua darinya jika orang itu membuatnya marah. Tapi apa daya, Charlotte yang dianggap sebagai jantung desa membuat orang-orang tidak berani melawannya.

Cantik-cantik brutal!

Perlu diketahui ternyata Charlotte adalah anak dari seorang Saintes cantik yang pernah ada di desa ini. Saintess yang selalu dipuji dan dijunjung desa karena mencerahkan suasana desa dengan auranya yang positif.

Tapi Saintes itu meninggal tepat setelah melahirkan Charlotte. Dan sebelum benar-benar meninggal, Saintess itu menanamkan kekuatan pelindung dalam tubuh Charlotte agar ia terlindung dari perbuatan jahat dan niat jahat dari orang lain.

Itulah sebabnya orang-orang yang sebenarnya benci dan ingin sekali membunuh Charlotte tidak bisa berbuat apa-apa selain memendam semuanya karena gadis itu terlindungi dengan kekuatan.

Tapi Bibi Rose berkata kalau kekuatan itu sudah lenyap saat Charlotte melangkahkan kakinya masuk ke istana. Itulah sebabnya Charlotte tidak bisa selamat dari insiden di tangga istana dan jatuh tak sadarkan diri berbulan-bulan.

Aku tidak terlalu memikirkannya lagi karena Edward berkata kalau orang-orang desa sudah tidak lagi memiliki dendam ataupun kesal dengan pemilik tubuh ini, karena aura yang aku bawa saat datang kembali ke desa setelah berbulan-bulan menjalani pengobatan di istana.

"Orang-orang tidak lagi ada yang menggerutu tentangmu. Kau membawa energi positif setelah kembali ke desa." Edward mengatakannya bulan lalu.

Tentu saja, karena aku bukanlah Charlotte asli si psikopat itu. Aku akan merubah Charlotte menjadi orang yang benar-benar sesuai dengan wajah cantik ini.

Dan berbicara tentang ingatan itu, sebenarnya itu tidak terlalu penting karena ingatan tidaklah bisa membawaku ke alur cerita dari novel.

Aku bahkan tidak tahu apakah cerita sudah di mulai. Tapi jikapun sudah, aku sama sekali tidak dapat mengetahui latar belakang dan apa yang dilakukan Charlotte saat cerita sudah berlangsung.

Karena pada dasarnya, Charlotte hanya muncul di akhir-akhir cerita, ia benar-benar seorang figuran.

Tapi sedikit aku tahu, kalau Charlotte adalah korban pertama dari jahat Lucifer, dan itulah yang membuat Lucifer haus akan darah dan hancurkan kerajaan sehingga menjadi lautan darah.

Lucifer benar-benar membunuh semua orang!

Tapi, apa yang sebenarnya dilakukan Charlotte hingga Lucifer memisah kepala dan tubuh cantik ini?

Memikirkan novel yang tidak pernah aku baca keseluruhan benar-benar menguras energi. Aku tidak mau mati muda! Aku harus memikirkan cara supaya ending berubah!

Intinya aku harus menghindari Lucifer. Itulah kunci supaya kepala ini tidak melayang dari tempat yang semestinya.

***

"Sayang? Kamu nggak mau cobain sup buatan Mama?"

"Dek, beliin Kakak softex, kembalian sembilan puluh ribunya buat kamu deh nanti."

"Kak, mabar ayo! Aku udah nunggu nih di lobby."

Dalam mimpiku, aku melihat anggota keluargaku yang menatap tubuh asliku terbaring lemah di atas brankar dengan beberapa alat medis terpasang di tubuhku.

Mataku memanas melihat wajah keluargaku yang mengharapkan aku bangun dari koma.

"Kalau kamu nggak sadar-sadar, Papa ikhlas kamu pergi asal kamu nggak ngerasain sakitnya lagi."

Perkataan Papa membuatku meneteskan air mata. Sebenarnya aku sama sekali tidak kesakitan ataupun apa, hanya saja sekarang aku merasa sedih karena tidak bisa berkata pada mereka kalau aku sedang baik-baik saja.

Meski aku sama sekali tidak berguna di kehidupan sebelumnya, tapi keluargaku tidak pernah menghilang rasa kasih sayang padaku.

Seketika pandanganku menjadi putih semua dan aku seperti beralih ke tempat asing yang gelap gulita. Aku sadar kalau ini adalah mimpi. Mimpi yang sama setelah aku menangisi keluargaku.

"Kau tidak akan bisa kembali ke tubuh aslimu jika kau hidup di tubuh ini."

Seorang nenek tua yang terakhir kali aku temui di rumah menampakkan dirinya di tengah kegelapan. Nenek tua itu menatapku tajam. Dan itulah yang selalu ia katakan jika aku bermimpi.

"Sebaiknya kau kembali saja ke tubuhmu. Gadis rambut putih itu akan membawa malapetaka bagi kerajaan!"

Lagi, itulah yang nenek itu katakan. Aku benar-benar tidak mengerti ucapannya. Tapi saat aku ingin bertanya, nenek itu menghilang dan tubuhku sekarang disiksa oleh rasa sakit yang membuat paru-paruku terhimpit.

Napasku tidak beraturan dengan keringat yang bercucuran. Berusaha berlari mencari jalan keluar meski ini hanyalah mimpi. Bayangan aku akan mati di tangan Kaisar Tiran kejam membuatku merasakan sesak di dada.

Aku langsung terbangun dari tidurku dengan napas tak beraturan, aku seperti sudah menemukan jalan keluar.

Tapi nyatanya, malam esok aku akan kembali mengalami hal serupa di mimpi. Mimpi itu terus berulang dengan aku yang akan terbangun dengan napas tersengal-sengal berusaha menghirup oksigen sebanyak mungkin.

Tapi mengingat lagi, aku pernah merasa tenang di mimpi dan berakhir aku bangun hanya membuka mata seperti biasa. Aku seolah sudah ditenangkan di alam bawah sadar sehingga aku bisa bernapas lega di dalam mimpi.

Dan kejadian itu bertepatan dengan hilangnya kucing kesayanganku enam bulan yang lalu.

Blacki.

PoV Charlotte end.

***

EMPEROR'S DOLL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang