¹¹

59 11 0
                                    

Bunga itu, apakah itu akan jadi sebuah akhir kisah dari Hwang Hyunjin dan Han Jisung? Sayang nya tidak begitu karena lagi-lagi Han bodoh Jisung tetap jatuh kepada Hwang Hyunjin dengan segala sikap labilnya.

Termenung sendiri sembari menenggak habis bir dengan kadar alkohol rendah itu, Jisung yang memang cukup lemah akan alkohol mulai merasakan pening di kepalanya namun bocah Han itu mana perduli karena mereka juga sudah berada di penghujung kegiatan.

Saat itu wajahnya nampak memerah karena pengaruh alkohol meski pemuda itu masih tersadar sepenuhnya, suara manager-nim yang menginformasikan jika mobil telah sedia langsung membawanya berdiri guna meraih tas pribadinya tanpa menoleh.

Menoleh kearah Hwang Hyunjin yang lagi-lagi memperhatikan Lee Felix, Jisung tidak mau perduli. Memang siapa yang bilang move on itu mudah kan?

Dalam hal ini, Jisung memutuskan untuk menghindari Hyunjin. Dalam segala bentuk tidak membiarkan dirinya hanya berdua dengan Hyunjin jadi tidak ada hal yang harus ia jawab jika mungkin Hyunjin bertanya.

Atau bahkan Hwang Hyunjin sama sekali tidak perduli saat Jisung menghindarinya.

Jisung har ini seharusnya satu mobil dengan Hyunjin namun pemuda itu sudah meminta Felix untuk menukar kursi mereka jadi dirinya bisa dengan nyaman berada di kursi mobil lain bersama maknae dan Minho.

Setelah sempat melambai kearah fans dan reporter yang menantinya diluar gedung, Jisung melemparkan senyuman kecilnya dengan wajah yang nampak agak sendu. Tak masalah baginya mungkin mereka hanya akan berpikir jika Jisung hanya tengah kelelahan karena jadwal yang padat.

Duduk dengan nyaman di kursi, Jisung menyandarkan kepalanya yang terasa semakin berat. ia memejamkan matanya untuk sesaat sebelum suara lain terdengar dan beberapa member melangkah masuk. Jeongin nampak bingung kala melihatnya namun bocah kesayangan Hyunjin ini hanya mampu menggeleng kecil.

"Lelah?" Tanya Jeongin kala keheningan mendominasi, mobil melaju meninggalkan pertanyaan Jeongin yang entah akan dijawab kapan oleh Jisung.

Jeongin lama menunggu jawaban hingga akhirnya dia menoleh karena tidak sabaran, yang menyambutnya adalah wajah polos Han Jisung yang tertidur. Jeongin tersenyum geli melihatnya.

"Dia tidur" Gumamnya yang bisa didengar Seungmin dari kursi belakang.

"Dia meminum bir kaleng tadi, kau tahu betapa lemah dia dengwn alkohol" Seungmin menjawab dengan Minho yang mengangguk disampingnya.

"Jisung beberapa hari ini bergadang aku rasa tak apa. Nanti turun dari mobil biar aku saja yang menggendongnya" Minho berujar yang membuat Jeongin dan juga Seungmin saling berpandangan. Entah tengah melemparkan pertanyaan apa kepada masing-masing.

"Terserah padamu Hyung" Pada akhirnya itu keluar dari bibir Jeongin.

Keheningan kembali melanda mobil tersebut. Jeongin yang diam-diam melirik Jisung untuk mencuri pandang dan memastikan apakah pemuda itu tertidur dengan lelap di posisi duduk seperti ini atau justru hanya pura-pura tertidur.

Di mobil lain, Hyunjin hanya diam memandang layar smartphonenya yang menjunjung gambar tengah menelpon seseorang, namun sayang ponsel yang ia tuju tidak kunjung aktif yang membuatnya sedikit stress.

Bahkan Lee Felix didepan sana tak lagi ia pedulikan, toh ada Changbin yang akan menemaninya bercanda.

Mobil tak lama berhenti di area depan agensi dengan suara sang manager mengatakan jika mereka sudah sampai, bersyukur ini sudah sangat larut untuk kerumunan manusia di depan agensi karena jujur Hyunjin dan rasa khawatirnya sangat sulit untuk dikendalikan.

Dirinya turun mengikuti member lainnya, pandangannya dari smartphone teralihkan oleh mobil yang diisi oleh member lain dimana tak lama beberapa orang turun namun ada satu yang mencolok.

Han Jisung yang tidur di gendongan punggung Lee Minho adalah satu hal yang membuatnya tak mampu untuk berkedip, tangannya memegang smartphone dengan sangat erat .

Bangchan yang semula diam melihat adegan itu menetralkan rasa terbakar pada dadanya, ia lantas mendekati Minho dengan mencoba sebisa mungkin menekan cemburu dalam dadanya.

"Biar aku saja yang menggendong ke dorm, dia pasti sangat kelelahan apalagi beberapa hari ini dia tidur di studio terus" Ujar Bangchan dengan halus

Minho sempat terdiam, terbersit rasa ingin menolak namun ia ingat juga jika Jisung tidak sekamar dengannya. Dengan berat hati gendongan itu dia pindahkan pada punggung kokoh Bangchan.

Pelukan pada leher Bangchan dan bagaimana hidung itu bernafas di lehernya membuat Bangchan sempat merinding. Namun pada akhirnya gendongan berhasil dipindahkan tanpa membangunkan si Quokka manis.

"Kalian beristirahatlah" Ujar Bangchan menatap Minho yang menatap Jisung. Minho kemudian menatap Bangchan dan mengangguk tanpa diselingi sebuah senyuman kecil ia pergi begitu saja memasuki area agensi meninggalkan Bangchan yang nampak memantung.

Yah, hanya Han Jisung yang akan membuat Minho berubah sangat lembut. Memang ekspektasi apa yang Bangchan harapkan terjadi?

Kejadian itu jadi tontonan untuk Hyunjin yang tidak bergeming meski member lain telah memutuskan untuk pergi memasuki agensi terlebih dahulu. Dia mendekati Bangchan dengan sedikit meragu.

"Jika kau merasa keberatan Hyung , aku bisa menggendongnya" Tawar Hyunjin.

Bangchan memandang Hyunjin dengan pandangan sedikit terkejut namun kemudian dia menggelengkan kepalanya pertanda menolak tawaran tersebut.

"Tak apa, kau pasti juga lelah. Ayo kembali ke kamar"Ajak Bangchan sembari melangkah terlebih dahulu.

Hyunjin awalnya hanya diam saat Bangchan meninggalkannya, meninggalkannya dengan perasaan marah dan tidak terima. Namun di satu sisi memang dia siapanya Han Jisung.

Sadarkan Hyunjin seharusnya dia tidak berhak marah jika melihat Jisung bersama yang lainnya. Namun hati tetaplah hati, perasaan marah itu tak bisa lagi ia bohongi.

LIMBOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang