05 ; Dinner

46 3 1
                                    

"Mana sih, elah. Lama bener cewek lu, Jal," keluh Bian sambil nendangin angin di jalanan dengan kakinya.

"Sabar, ikhlas ga lu nemenin gua?" Ijal yang dari tadi ga berhenti natapin layar ponsel sambil nungguin notifikasi berusaha nenangin Bian yang bau-baunya mau tantrum.

"Ya ikhlas, tapi apa ga bisa sendirian aja lu kesininya," sahut Bian yang udah keliatan bosen banget.

"Tuh kan, ga ikhlas itu mah," ujar Ijal yang kemudian bersiap karena denger suara pager kost yang mau di buka.

Bian yang tadinya keliatan lemas langsung tegap lagi begitu liat seorang cewek keluar dari gerbang kostan.

"Maaf ya, pasti nunggu lama. Tadi aku beresin kamar dulu, hehe. Ayo masuk," ujar pacarnya Ijal yang kalau Bian ga salah ingat namanya Clara.

"Oke, aku izin masuk ya, Beb," ucap Ijal yang kemudian masuk ke dalam kost Clara diikuti Bian dibelakangnya. Sebenarnya Bian agak ragu soalnya ini kost cewek, gatau kenapa dah, padahal tiap hari juga ketemu cewek di kosannya biasa aja.

Jadi, sore-sore tadi si Clara ini nelpon Ijal karena kulkas di kamarnya rusak. Iya, bener, kulkas dia pribadi yang ada di kamarnya. Pokoknya tiba-tiba mati aja gitu, mana udah habis masa garansinya, mau beli baru juga masih sayang. Jadinya dicoba dulu aja, kan. Sekalian memanfaatkan skill pacarnya yang mahasiswa teknik itu. Tapi gatau dah ini kenapa si Ijal malah bawa Bian yang notabenenya anak ekonomi bisnis. Kalau mau ngajak Shaka yang sefakultas juga ga ada orangnya sih tadi.

"Kenapa, Jal?" tanya Bian yang dari tadi cuma ngeliatin Ijal ngecek-ngecek belakang kulkas punya Clara pake senter hpnya.

"Ini kayaknya ada yang putus nih," ujar Ijal yang sebenarnya ga Bian ngerti tapi iya-iya aja. Pokoknya apa yang Ijal suruh, Bian coba lakuin aja biar berguna dikit.

Udah tuh berapa menit Ijal ngutak-atik itu kulkas, sampai lah dia uji coba nyalain kulkas yang udah dia benerin itu.

"Nih, udah, Beb," ujar Ijal yang dibalas dengan senyum sumringah oleh Clara.

"Emang ga salah sih aku pilih pacar anak teknik, bisa nih langsung aku bawa ke mami papi aku," sahut Clara yang bikin Ijal kesengsem sendiri.

Bian yang berdiri di antara mereka cuma bisa diam dan meratapi nasib.

"Udah kan ga ada lagi yang rusak?" tanya Ijal memastikan sebelum merapikan barang-barangnya dan bersiap pulang.

"Udah kok, nanti kalau ada yang rusak lagi aku langsung bilang kamu," jawab Clara.

Ijal mengangguk pelan, mengacungkan ibu jarinya, "Yaudah, aku balik dulu ya. Keburu ini bocah tantrum," ujar cowok itu sambil nunjuk Bian.

"Pamit ya, Clara," Bian membungkuk pelan sebelum berjalan keluar kamar Clara.

"Iyaa, makasih ya Beb, makasih ya temen Ijal," ujar Clara yang ternyata dari tadi gak tau namanya Bian.

Setelah lelaki itu keluar kamar, Clara kembali menutup pintu kamarnya. Jadi tinggal Ijal sama Bian berdua lagi keluar kost Clara.

"Kalau gitu kenapa ga ngekost berdua aja sih lu di kost kita?" tanya Bian yang dari tadi heran sama pasangan ldr kost itu.

"Dia gamau kost campur. Masa harus gua yang ngekost di tempat dia ya mana bisa," jawab Ijal.

"Susah juga ya," sahut Bian manggut-manggut aja. "Ntar kalau cari cewek yang mau ngekos bareng gua aja dah,"

"Lah, bukannya udah sama Adhis lu?" tanya Ijal yang langsung dapat tatapan laser dari Bian.

"Lu mau terjadi huru-hara kalau gua balikan sama Adhis?" jawab Bian.

Ijal ketawa aja, "Kalau emang masih sama-sama ada rasa gapapa kali balikan,"

Bright Azure ; 01LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang