xix. into

215 29 3
                                    

⠀⠀Jia memasukan kembali ponselnya setelah mengirim pesan pada Sunghoon secara diam-diam, kini kedua pasang insan itu sedang menuju parkiran universitas. Sejujurnya, Jia tidak yakin mengenai pilihan untuk pergi ke apartement bersama Jay. Tetapi, ini sudah terjadi. Dan, dipikiran gadis itu. Ia hanya akan melewati apa yang ada di depan matanya.

Walaupun pikiran Jia sudah dipenuhi skenario diluar nalar.

"Ingin membeli makan sebelumnya?" Tawar Jay seraya membukakan pintu mobil untuk Jia.

Gadis itu tertawa gugup karena aksi diluar ekspetasinya itu, "Terima kasih. Em─ jika kau ingin, kau bisa membelinya. Aku masih menyimpan beberapa frozen food dikulkas, nanti akan aku masak.. Kau juga mau? Atau tetap ingin membeli?" Respon Jia, sebelum ia masuk.

Jay sempat berpikir untuk beberapa detik, "Stok makananmu banyak?"

Kini, berbalik. Jia yang harus mengingat terlebih dahulu, stok makanan yang berada dikulkasnya. Apa seluruhnya cukup untuk mereka atau tidak. "Apa kau keberatan jika kita pergi ke super market terlebih dahulu?" Akhirnya, gadis itu bertanya.

"Tidak.." Jawab Jay diakhiri dengan senyuman datarnya.

Jia hanya mengangguk untuk merespon. Setelah itu, ia masuk dan duduk dikursi samping pengemudi tentunya. Saat melihat Jay yang sedang memutar jalan untuk menuju kursi pengemudi, dengan secepat kilat tangan Jia kembali mengeluarkan ponselnya dan mengirim live location pada Sunghoon. Gadis itu sangat berjaga-jaga, mengingat. Hubungan dirinya dengan Sunghoon bisa saja terancam karena sosok ini.

Jay pun masuk kedalam mobil, tentu saja, Jia sudah menaruh kembali benda pipih itu pada saku celana miliknya dengan rapih. Agar lelaki yang sedang bersamanya, tidak menaruh rasa curiga sama sekali.

"Seatbelt.." Ucap Jay seraya menunjuk benda tersebut, Jia segera memasangnya dengan tenang.

Jay mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, kini mereka akan menuju super market di dekat kawasan apartement Jia. Perjalanan mereka kini hanya diisi dengan lagu-lagu band kegemaran Jay, untungnya. Lelaki ini memiliki tipe musik yang cukup similiar dengannya, jadi─ ia juga nyaman untuk mendengar.

"Ada lagu yang ingin kau putar?" Tawar Jay tiba-tiba.

"Tidak ada, lagumu juga bagus. Sesuai juga dengan tipe musikku, walaupun aku tidak tahu, siapa penyanyinya.." Respon Jia seraya melihat sekilas radio mobil yang masih memutar lagu dari band yang Jay kenal.

"Aku bisa mengenalkan jika kau mau.." Balas Jay diakhiri senyuman lembut.

Kini Jia sedang dihadapi delima yang cukup signifikan, mengapa dengan tiba-tiba Jay berubah? Ah─ tidak, bukan berubah. Jay yang dikenalnya memang seperti ini, tetapi. Ketika berada diaula seni beberapa hari yang lalu, saat lelaki itu memberi tahu. Jika Jay memiliki bukti kebersaman dirinya dan Sunghoon.

"Aku ingin, jika kau tidak keberatan.." Respon Jia cukup canggung.

"Kita bisa mengambil kesempatan itu, jika kau ingin berkunjung ketempat tinggalku.." Balas Jay, "Lalu─ bagaimana sekarang hubunganmu dengan Park lugu itu.." Tiba-tiba, lelaki itu kembali menyinggung hubungan dirinya dengan Sunghoon diwaktu yang cukup acak.

"Jika aku tidak ingin menjawabnya, apa kau akan menyakitiku?" Hanya kalimat itu yang bisa Jia katakan untuk menghindari topik yang baru saja Jay bawa untuk mereka.

"Aku rasa, kau bisa diterima dikeluarga Sunghoon.. Keduanya sangat baik, mengingat, Sunghoon pun juga seperti itu, bukan?"

Jia kini menatap Jay, "Benarkah?"

Jay mengangguk mantap, "Jika kau ingin melihatnya secara langsung, aku bisa membawamu ke pesta besar yang diadakan keluarga besar kami. Kau bisa ikut sebagai rekan undanganku.." Tawar lelaki itu. Jelas saja, Jia secara otomatis sangat tertarik.

"Kau ingin ikut?" Jay bersuara lagi, ingin memastikan, apakah gadis ini akan ikut atau tidak dimalam puncak selebrasi berdirinya label besar milik kakeknya itu, Loss False Corp.

"Aku tidak tahu, tetapi. Sepertinya itu menyenangkan.." Respon Jia pelan, ia kembali menatap Jalanan, dan kini tersadar. Mereka sudah ingin memasuki kawasan super market.

"Kabari aku jika sudah menentukan ingin ikut atau tidak, aku tunggu sampai hari kamis ini.." Balas Jay seraya memparkirkan mobilnya. Setelah memposisikan kendaraannya, lelaki itu segera membuka seatbelt bersamaan dengan Jia. Dan─ mereka keluar dari mobil bersama-sama.

Baru saja Jia menutup pintu mobil, getaran pada ponselnya langsung begitu terasa. Ketika diperiksa, itu jelas saja Sunghoon.





Notifications ( 9+ )

Messeges

⠀⠀

Sunghoon

⠀⠀

Apa yang kalian lakukan?

Mengapa pergi ke super market?

Kau tidak membeli yang aneh-aneh, 'kan?

Jia...

Aku mohon..

Jawab

Aku begitu resah

Aku akan menyusul..

X-DraftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang