Bab 3 - Meja Makan

6.2K 33 1
                                    

Zaki mengambil handuk dan peralatan mandinya sembari menuju kamar mandi. Kamar mandi tersebut cukup luas dengan bak mandi yang terbuat dari bata. Ada rak kecil dipenuhi dengan peralatan mandi Tante Lina dan Laras, keranjang yang berisi kain kotor dan cermin dinding ukuran sedang. Ada lubang angin di dinding walau sedikit tinggi dan atapnya tertutup dengan sempurna, kamar mandi ini cukup aman pikir Zaki.

Zaki melihat ada handuk berwarna merah jambu tergantung bersama dengan sebuah celana dalam berwarna cream berukuran xl dan sebuah bra. Zaki membayangkan bahwa celana dalam itu milik Tante Lina. Tante Lina memang memiliki badan yang berisi dan jika mereka berpelukan maka Zaki sudah pasti terbenam di dalam badan besar Tante Lina, walau Zaki sedikit lebih tinggi dari Tante Lina.

Zaki mulai melepaskan pakaiannya, melihat badannya dan kemudian mengelus penisnya yang sudah menegang semenjak tadi. Zaki mengingat kembali ketika Laras mengatakan bahwa dia ingin melihat Zaki mengenakan jockstrap atau bisa dibilang Laras ingin melihat Zaki hampir telanjang.

Zaki mengelus penis tersebut dan merasakan kejutan nikmat menjalar kesekujur tubuh. Dia yang sudah sangat terangsang, mengambil celana dalam berwarna cream yang tergantung dan mengendus aroma dari celana dalam tersebut. Dia mengocok penisnya semakin cepat. Membayangkan lubang kewanitan Tante Lina berada di depan wajahnya. Zaki menjulurkan lidahnya mencoba merasakan rasa Tante Lina yang tertinggal di celana dalam tersebut.

"Tante Lina.." Desah Zaki tanpa sadar. Penisnya sekarang sudah di baluti dengan celana dalam berwarna cream dan dia mengocoknya dengan kuat sambil membayangkan tangan Tante Lina menyentuh penisnya dan membantunya onani.

"Tante Lina.. AH-Hh.. Aku mau.." Zaki merasakan penisnya berkedut. Cairan precum sudah merembes keluar dari lubang penisnya. Celana dalam itu sudah basah dengan ludah dan cairan precum.

"Ada apa Nak Zaki?" Kata Tante Lina dari luar. "Kenapa kamu panggil Tante dari tadi?"

Zaki terkejut mendengar suara tersebut, "Eh, eng-ggak ada Tante .." Jawab Zaki kalap.

"Tadi Zaki cuma tidak menemukan sabun." Ucap Zaki berusaha membuat jawaban cepat.

"Mungkin sabunnya habis Nak Zaki, bentar Tante ambil ya." Tante Lina menjawab sembari mengambil sabun baru di laci dekat pintu kamar mandi. "Ini sabunnya Nak Zaki. Sudah Tante ambilin."

"Eh .. I-iya Tante. Sebentar." Jawab Zaki dan segera bergegas untuk membuka pintu kamar mandi.

Zaki membuka pintu kamar mandi dengan handuk di pinggangnya. Terlihat ada tonjolan besar di area selangkangan pada handuk tersebut.

"Te-terimakasih Tante." Ucap Zaki ketika melihat Tante Lina yang berada di hadapannya dan berusaha bersikap biasa.

Tante Lina yang melihat tonjolan di handuk Zaki yakin kalau Zaki tadi sedang onani sambil memikirkan dirinya. Tante Lina sudah mendengar beberapa kali suara desahan dari kamar mandi tetapi dia baru menegur setelah menunggu beberapa saat.

Zaki kembali masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya. Tadi hampir saja dia ejakulasi. Dan tadi hampir saja dia tertangkap basah sedang coli di kamar mandi. Zaki mengguyur tubuhnya berharap air yang dingin dapat menenangkan dirinya lebih jauh.

Zaki tidak pernah berpacaran, dia terlalu malu bahkan untuk memulai percakapan dengan seseorang terlebih jika itu lawan jenis. Zaki awalnya tidak begitu peduli dengan hal tersebut, tetapi semenjak bertambah umur dia mulai memiliki dorongan yang tinggi untuk sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas dan lawan jenis. Dia menyelami internet dan melihat beberapa situs untuk memenuhi rasa ingin tahu dan dorongan tersebut yang semakin meningkat.

Pada akhirnya Zaki membuat akun anonim di sebuah platform media sosial. Di sana dia mulai menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pikirannya yang kotor. Sampai Zaki menjadi terbiasa mengunggah foto dan video sensualnya di sana. Dan sekarang, Zaki berada di rumah Tante Lina dikarenakan viralnya foto dan video tersebut.

Terjebak Dalam NafsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang