15. Pasar malam

381 26 17
                                    

"aira kamu sedang apa disini?"

"lah, yang harusnya nanya itu kan gue. lo yang ngapain disini? lo ngikutin gue ya?"

"astagfirullahaladzim ra, tidak baik suudzon begitu."

"terus ngapain lo disini?"

"saya disuruh umi buat beli martabak. lalu kamu, sedang apa disini? katanya kamu sedang sakit, tapi kenapa kamu malah keluyuran malam-malam gini?"

"gak liat lo? gue lagi makan nasi goreng tau. lagian nih ya gue tuh udah sembuh, liat nih gue udah sehat walafiat. tuh tuh liat." Ucap aira sambil menyentuh-nyentuh dahinya menyakinkan Gus Ikhsan bahwa sekarang panas di tubuh nya sudah turun.

"kamu keluar pesantren seperti ini memangnya sudah dapat izin?"

"u-udah kok, tadi gue udah izin sama....."

"sama siapa?"

"sama.....emm.....ada deh pokoknya."

"berbohong itu tidak baik aira."

"iya iya, ya udah maaf. gue ngaku gue bohong. puas lo? lagian gue tuh laper tau, pengen nyari makanan makanya keluar pesantren." Gus Ikhsan hanya bisa geleng-geleng kepala oleh kelakuan aira.

"lain kali jangan diulangi lagi ya? kalau nanti kamu keluar pesantren, kamu izin dulu biar gak ada yang khawatir cariin kamu. lalu itu?......adib?" Gus Ikhsan ternyata mengenali sosok anak yang duduk di samping aira.

"halo kak ikhsan." Sapa adib, lalu Gus Ikhsan tersenyum membalas sapaan itu.

"loh kalian saling kenal?" Tanya aira.

"iya, kak ikhsan ini dulu pernah nolongin aku dan adik-adik ku waktu kita diganggu sama preman." Mendengar jawaban adib barusan aira langsung menatap Gus Ikhsan seperti meminta jawaban juga kepada nya.

"itu kejadian nya sudah lama. oh iya kalian disini sedang apa?"

"kita lagi makan nasi goreng, kak aira yang traktir." Adib menunjukkan nasi goreng yang sedang ia makan dengan lahap kepada Gus Ikhsan.

"kak aira cantik, baik, cocok banget sama kak ikhsan yang pemberani. kenapa kalian enggak pacaran aja?" Lanjutnya. dan kata-kata adib barusan berhasil membuat Gus Ikhsan salah tingkah.

Dengan masih gelagapan Gus Ikhsan menjelaskan hukum nya orang pacaran kepada adib. "a-a-adib kamu masih kecil kok sudah tahu pacar pacaran, inget ya pacaran itu hukumnya haram karena bisa mendekatkan kita kepada zina. nah kalo zina nanti kita dapat apa coba?"

"dosa." Jawab adib.

Gus Ikhsan mengusap pucuk kepala adib. "pinter. jadi nanti adib juga jangan pacaran ya. kalo bisa langsung nikah saja, biar pacaran nya sehabis menikah."

"ya udah kalo gitu kenapa kak ikhsan gak nikahin kak aira aja, kan biar nanti bisa pacaran." Ntah adib ini terlalu polos atau terlalu pintar, tapi ucapan adib lagi lagi berhasil membuat Gus Ikhsan salah tingkah. sedangkan aira? ia malah tertawa ngakak tidak tahu kenapa, padahal ucapan adib barusan tidak ada yang lucu.

Dalam hati Gus Ikhsan berkata. "pasti, tunggu sebentar lagi pasti saya nikahin."

"ehehe, kak aira tambah cantik ya kalo lagi ketawa." Adib tersenyum menampilkan giginya yang rapi.

"aduh adib adib, kamu tuh pinter banget ya. diajarin sama siapa sih?" Ucap aira yang masih tertawa, kemudian menjewer hidung adib gemas.

"sama mamah."

"udah udah sekarang kamu lanjutin dulu makan nya, nanti nasi goreng kamu keburu dingin."

"nggak kak, buat nanti."

Berjodoh Dengan Gus Lumpuh [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang