Bab 1 Dari sumbernya langsung

686 23 0
                                    

Seorang wanita dengan memakai gaun berwarna merah. Kedua netranya menatap jalan rumah sakit. Pikirannya kacau, hatinya hampa. Selain adiknya ia tidak memiliki siapa pun. Kenyataannya setelah ia perjuangkan untuk kehidupan adiknya dan mengorbankan kehidupannya, adiknya masih saja tidak bisa bertahan.

Rasa sakit dan rasa sesak di dadanya seakan mengobrak abrik jiwanya. Air matanya begitu deras.

"Argh!!!" Teriakannya begitu diselimuti oleh kepedihan. "Argh!!"

"Kenapa kau ambil adik ku? Kau tau aku tidak memiliki siapa pun!" Teriaknya. "Yah, buat apa aku hidup?" Dia tersenyum, namun senyumannya begitu menimpan banyak luka. Tanpa berpikir panjang dia melompat ke bawah.

Butiran salju itu yang tadi putih kini terlihat merah. Cairan segar itu mengalir deras dari kepalanya. Dia tersenyum, ia merasa senang karena ia bisa menemui adiknya.

Di belahan bumi yang berbeda, seorang wanita membuka kedua matanya. Kepalanya terasa sakit, aroma manis memasuki hidungnya, semilir angin memasuki jendela kaca. Dia menyapu sekeliling ruangan tersebut.

Dia mengerang sakit, beberapa ingatan muncul di dalam kepalanya. Ia memejamkan kedua matanya hingga beberapa ingatan itu membuatnya paham dengan keadaannya.

"Aku ..." Dia pun menuruni tempat tidurnya dan melihat ke arah cermin. Dia meremas selimut tersebut seakan mengartikan rasa sakit di kepalanya. "Apa jadi Stella ... ternyata dia adik beda ibu." Dia perlahan menuruni tempat tidurnya dan menatap wajahnya di cermin. "Stella ternyata sebelum kau meninggal, kau di dorong olehnya dan kau mendapatkan satu kenyataan yang membuat mu sakit dan ingin bunuh diri." Stella menabrakkan dirinya ke sebuah mobil.

"Adik Stella, dia persis seperti adik ku." Dia tersenyum, namun ia merasa basah di kaosnya dan mencoba mengingat semuanya.

"Ternyata dia menjual asinya demi pengobatan adiknya dan mirisnya, dia di tinggalkan oleh ayahnya, dia hidup bersama dengan ibunya dan adiknya, tapi ternyata justru yang membeli asinya ternyata kakak tirinya tanpa ia ketahui. Ayah ... aku sangat membenci kehidupan yang namanya keluarga."

Stella menggertakkan giginya, dia merasa di hina oleh keluarga baru ayahnya. "Tapi aku tidak ingat Stella mendengarkan dari siapa? Dia hanya melihat punggung seorang wanita saja."

Brak

Sebuah pintu di buka dengan kasar. Stella menoleh, dia menatap lekat wanita di hadapannya.

"Stella beraninya kau mati tanpa seizin ku. Kau bermaksud untuk menarik simpati suami ku kan?" Tuduhnya. Dia mulai curiga pada Stella yang terlihat ingin menarik perhatian suaminya. "Sekalipun kau mati, aku tidak akan membiarkan suami ku kasihan pada mu."

Stella menaikkan sebelah alisnya, entah apa yang di maksud dari wanita di sampingnya. Dia tersenyum dan detak jantungnya seperti ingin melompat keluar. "Apa maksud mu nyonya? Saya tidak mungkin melakukannya."

"Halah, katakan saja kau berniat untuk menarik simpatinya." Sanggah seorang wanita setengah baya. Wanita itu menatap sinis. "Wanita murahan akan melakukan segala cara untuk menjerat suami orang."

Stella mengepalkan kedua tangannya. Justru wanita di hadapannya yang begitu murahan. Dia ingin angkat bicara namun ia melihat seorang pria.

"Nyonya Bella jika anda tidak menyukai saya lagi. Tidak masalah jika anda ingin mengganti orang lain. Saya minta maaf karena tidak bisa membuat anda menjadi puas."

"Ada apa lagi ini?" Tanya seorang pria dengan suara berat dan dingin.

"Sayang, aku hanya memperingatinya saja."

Pria itu menghela nafas, entah beberapa bulan ini istrinya selalu mencari ribut dengan Stella. "Sayang di luar ada teman mu, sebaiknya kau turun."

"Emm baiklah, awas saja kalau kau berani menggoda suami ku."

Wanita setengah baya itu menatap sinis dan kemudian berlalu pergi.

Stella tersenyum tipis, dia menatap pria di hadapannya.

"Hari ini kau tidak memberikan asi mu pada ku," ucap pria Jack. Sebelum berangkat ke kantor wanita itu tidak memberikan asinya.

Stella mendekat, dia menatap Jack begitu lembut. Jari telunjuknya memegang dagu Jack. "Bagaimana kalau anda menghisapnya dari sumbernya langsung?"





Transmigrasi : Asi 200 Juta (PINDAH KE FIZZO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang