1. Tuan Muda Berhati Batu

14 2 0
                                    

"Suasana temaram seperti mengingatkan kita pada kilasan masa lalu silam yang penuh dengan kedukaan. Namun, jangan berlarut dalam kenangan buruk itu karena percayalah bahwa masa depan akan penuh dengan kebahagiaan."

-Demon Sword Of Immortality

***

10 tahun kemudian

Hiruk piruk pasar yang sangat ramai menjadi pandangan pertama kali terlihat saat menginjakkan kaki di daerah pasar utama kerajaan Lumbard. Begitu banyak orang berlalu lalang dengan tas belanja dan juga sesekali terdengar para pedagang yang saling sahut menyahut menawarkan dagangannya.

Di tengah-tengah pasar terdapat kedai teh yang cukup ramai pembeli. Beberapa dari mereka bukan hanya mampir untuk sekedar menikmati secangkir teh, tetapi juga mencuri dengar informasi penting yang beredar di kerajaan, walaupun itu hanya sebuah rumor belaka. Tak jarang transaksi di lakukan untuk memperoleh informasi tersebut.

"Aku dengar tanah Charleston sekarang sudah mulai memakan korban jiwa. Aku yakin pasti hal itu untuk memberi persembahan pada leluhur mereka." Seorang pria berkulit hitam dengan mata panda yang sangat jelas berkata pada temannya.

"Ya, kau benar. Kalau tidak salah beberapa hari lalu seorang pengembara harus kehilangan temannya karena melewati tanah Charleston itu. Sangat di sayangkan jika tanah seluas dan sesubur itu harus memakan korban jiwa." kata temannya.

Rupanya percakapan kedua pria tadi menarik atensi pemuda rupawan yang duduk berdekatan dengan mereka. Ia ikut menimpali.

"Mengapa bisa kerajaan semegah itu bisa rata dengan tanah hanya dalam kurun waktu satu malam?"

Kedua pria itu menoleh menatap sang pemuda di seberang mereka. Salah satu dari mereka kemudian berkata. "Kau tidak akan percaya, anak muda, karena tidak ada satupun orang yang selamat dari pembantaian mengerikan itu. Setelah malam itu, mereka hilang seperti di telan bumi. Tak ada satupun mayat di temukan, hanya tanah Charleston yang berubah menjadi merah darah."

"Apa benar tidak ada satupun? Bagaimana dengan yang melakukan pembantaian itu?" tanya si pemuda antusias, bahkan ia memindahkan cangkir tehnya ke meja dua pria tadi.

"Tidak ada satupun! Menurut rumor yang beredar, pembantaian itu di lakukan oleh pasukan Iblis yang di kirim oleh sekutu Ibu ratu Charleston. Ku dengar wanita itu memang menjalin hubungan dengan kultivator Iblis."

"Apa benar begitu?" Dahi si pemuda mengernyit tidak percaya.

Pria yang mengatakan hal itu hanya mendesis kesal sebelum menyesap kembali tehnya. Tenggorokannya sedikit kering karena terlalu banyak bicara.

"Dengarkan aku, jangan sekali-kali kau mendekati tanah Charleston itu hanya untuk memenuhi hasrat penasaranmu." Pria itu sekali lagi meneguk tehnya kemudian segera beranjak. "Lebih baik lupakan saja Charleston itu. Mereka semua sudah tiada."

Pemuda itu hanya mengerucutkan bibirnya kesal karena niatnya sudah di ketahui lebih dulu oleh pria tadi. Ia mengaduk-aduk tehnya kasar.

"Tidak mungkin seperti itu. Memang ada ya, kultivator Iblis?" gumamnya bertanya-tanya.

Sedetik kemudian bahu pemuda itu menegang. Ia menepuk dahinya keras karena melupakan tugasnya yang harus menjemput sang tuan muda pulang ke rumah.

DEMON SWORD OF IMMORTALITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang