"Adanya langkah adalah bagian dari sebuah perjalanan. Kau tidak akan pernah tahu hal apa yang bisa kau dapatkan ke depannya jika sekarang tidak mulai mencoba."
-Karl Manuel X. Charleston
***
Waktu berjalan setelah empat hari yang lalu keduanya meninggalkan kerajaan Lumbard. Karena Gerald belum mempunyai skill untuk dapat berpindah tempat, Karl memutuskan untuk menggunakan alat tranportasi saja daripada harus menggunakan sihirnya.
Sebenarnya butuh berbulan-bulan untuk sampai di perbatasan Yerland karena letak kerajaan itu yang sangat jauh, untuk itu Karl memilih jalan tengah yaitu dengan menggunakan perahu. Jika harus berpindah dari satu kerajaan dengan kerajaan lain pasti sangat membutuhkan waktu, biarlah keduanya harus menahan diri di laut asalkan mereka sampai lebih dulu dari perkiraan yang ada. Setidaknya itulah isi pikiran remaja Karl.
Setelah pelabuhan Kerfasee, keduanya akan melipir ke kerajaan Gyeesea. Di sana mereka akan mulai berbelanja untuk stok berminggu-minggu di laut.
Beberapa jam setelahnya, mereka tiba di sebuah desa. Desa itu dipenuhi dengan aktivitas penduduk yang melakukan berbagai pekerjaan. Ada seorang wanita yang mengolah biji-bijian, seorang petani yang mencangkul tanah, dan anak-anak yang berlari sambil tertawa.
Karl memutuskan untuk berhenti sejenak dan melihat-lihat. "Gerald, kita bisa mencari tahu tentang perjalanan ke Yerland di sini," katanya. Gerald mengangguk saja dan mengikuti Karl menuju salah satu pedagang yang menjual peta.
Awalnya Karl pikir mereka tidak membutuhkan peta dalam perjalanan menuju Yerland, tetapi ternyata tidak. Yerland adalah kerajaan dengan tempat paling sedikit manusia untuk berkunjung . Untuk itu ia harus membeli peta agar mereka tidak tersesat.
Keduanya pun mendekati pedagang yang duduk di depan gerobaknya. Peta yang tergantung di samping gerobak menunjukkan rute menuju Yerland. Karl bertanya tentang jalan yang harus mereka tempuh. Pedagang itu memberikan informasi tentang jalur tercepat dan beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi dalam perjalanan.
"Jika kalian lewat hutan, hati-hati dengan makhluk yang mungkin kalian temui," kata sang pedagang tersebut.
Setelah mendapatkan informasi, mereka melanjutkan perjalanan. Hutan yang disebutkan pedagang terletak tidak jauh dari desa. Mereka memasuki hutan dan merasakan suasana yang berbeda. Di dalam hutan, cahaya matahari menembus celah-celah daun, menciptakan bayangan di tanah. Suara gemericik air dari sungai kecil di dekatnya menambah ketenangan.
Karl memimpin jalan, sementara Gerald mengikuti dengan penuh perhatian. "Hutan ini menarik, ya? Banyak hal yang bisa kita lihat," kata Gerald. "Kau tahu, setiap makhluk memiliki perannya di sini." Karl mendengarkan dengan seksama. Ia sudah menjelajahi banyak hutan di umurnya yang masih belia itu, jadi dia sudah sangat hafal dengan prilaku mahkluk di sana.
Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di tepi sungai. Airnya jernih, dan mereka bisa melihat ikan kecil berenang. Karl mengambil waktu sejenak untuk menyegarkan diri. Ia membasuh wajahnya dengan air. Gerald memutuskan untuk mencari beberapa batu yang bisa dilemparkan ke air. Ia menikmati suara saat batu tersebut jatuh ke dalam sungai.
Setelah beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan melewati hutan. Jalan setapak mulai menyempit, dan mereka harus berhati-hati agar tidak tersandung akar pohon. Gerald terus bercerita tentang petualangannya sebelumnya, membuat Karl merasa sedikit jenuh. Bukan apa, hanya saja pengalaman yang di ceritakan Gerald hanya itu-itu saja.
"Aku ingat saat aku menghadapi monster di hutan Clangura. Itu adalah pengalaman yang menantang, tetapi sangat berharga," kata Gerald. Karl mendengarkan dengan sesekali menganggukkan kepala. Clangura adalah hutan di kerajaan Lumbard yang pernah Karl jadikan tempat bermain saat kecil dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON SWORD OF IMMORTALITY
FantasyPLEASE BE WISE AS A NEW READER!! "A devil cannot take you to heaven, but he can bring heaven to you." --HanySenandy Pembantaian pada malam pengangkatan permaisuri baru Charleston menjadi awal mula kehancuran kekaisaran terbesar sepanjang sejarah. Pe...