Chapter 4

321 48 8
                                    

Xiao Zhan melihat sekelilingnya dengan pandangan kagum. Ia tetap merasa seolah tidak pantas berada dalam ruangan yang penuh dengan tamu yang berdandan elegan. Apalagi setelah dirinya diajak Yibo berkenalan dengan keluarga besarnya, Xiao Zhan bahkan lupa sebagian besar yang sudah ia sapa.

Ketika ia hendak membalikkan badan, tanpa sengaja Xiao Zhan menabrak seorang pria. Untung saja, ia sudah meletakkan piring makannya tadi. Akan lebih memalukan jika Xiao Zhan menumpahkan makanan ke baju salah seorang tamu penting di sini.

Ketika Xiao Zhan hendak meminta maaf, ia baru menyadari bahwa pria yang ia senggol adalah Wang Talu. Salah satu kandidat lawan Yibo.

"Maafkan aku," ujar Xiao Zhan. Ia hendak melanjutkan perkataannya tapi mendadak terdiam ketika menyadari Talu tengah menatapnya secara menyeluruh seolah mencari kelemahan dalam diri Xiao Zhan.

"Tidak perlu meminta maaf," balas Talu dengan sebuah senyuman kecil di sudut bibirnya. "Kau pasti Xiao Zhan. Aku sudah mendengar banyak hal tentangmu."

"Benar dan kau pasti Wang Talu, 'kan?" tebak Xiao Zhan.

Talu tersenyum tipis. "Aku tidak menyangka kalau kau masih mengingatku dari pertemuan kita yang singkat."

Tentu saja, Xiao Zhan masih mengingatnya. Ketika Yibo memperkenalkan dirinya kepada keluarganya yang juga merupakan kandidat penerus Kepala Keluarga Wang, Xiao Zhan telah mengingat siapa saja yang akan menjadi saingan bagi Yibo. Walau ia dan Yibo memang baru bertemu dan mungkin saja kisah mereka akan berakhir setelah Yibo memperoleh keinginannya, tapi Xiao Zhan tidak dapat menahan diri untuk tidak membantu pemuda tersebut. Lagipula bukankah biasanya dalam serial drama, pasangan dari tokoh utama akan diincar oleh para pesaingnya?

"Kau tahu, sangat jarang melihat seseorang seperti dirimu di sini." Talu memandang ke arah Xiao Zhan dengan penuh minat. "Kau benar-benar berbeda dari tipikal pasangan yang dibawa oleh anggota keluarga kami."

Mungkin maksudnya adalah aku tidak sesuai dengan kriteria pasangan keluarga ini, batin Xiao Zhan.

"Aku hanya berusaha beradaptasi dengan semua ini. Soalnya keluarga kalian sangat jauh berbeda dengan dunia yang aku hadapi sehari-hari," ujar Xiao Zhan sambil tertawa getir.

"Memangnya Yibo tidak pernah mengatakan siapa dirinya?" Talu kembali bertanya.

"Aku tidak pernah bertanya tentang keluarganya," jawab Xiao Zhan dengan pasti. "Bagiku Yibo adalah sosok yang rendah hati dan perhatian. Itu saja sudah cukup."

Ekspresi wajah Talu terlihat tidak percaya, bahkan Xiao Zhan bisa melihat ada secercah rasa iri dalam pandangan mata pemuda tersebut. Ia biasa mendapatkannya ketika dirinya mendapat rute pengiriman yang cukup banyak daripada rekan kerjanya. "Aku mengerti, tapi sebagai salah satu orang yang tumbuh besar bersama Yibo, aku ingin memberikan sedikit nasihat untukmu." Ia mendekatkan dirinya ke arah Xiao Zhan. "Yibo bukanlah sosok yang selama ini kau kira. Semua yang ia tunjukkan kepadamu mungkin saja hanyalah salah satu permainannya untuk mengamankan posisi sebagai pemimpin keluarga ini."

Xiao Zhan mengernyitkan keningnya. "Aku tidak mengerti maksudmu. Yibo selalu tulus kepadaku."

Wang Talu menggeleng perlahan, ia bahkan mampu menyiratkan kesedihan dalam pandangan matanya. "Ketulusannya bisa jadi hanya topeng yang ia gunakan untuk memperdayamu, Xiao Zhan. Percaya padaku, dia adalah sosok yang sangat ambisius dan tidak segan untuk menggunakan segala cara untuk mencapainya."

Xiao Zhan menghela napas panjang. Ia lalu menatap ke arah Wang Talu dengan pandangan tegas tanpa ragu. "Mungkin bagimu aku hanyalah orang biasa yang bisa kalian permainkan, tapi aku selalu mampu mengenali mana ketulusan yang hanya pura-pura dan tidak. Selama aku mengenal Yibo, dia tidak pernah merendahkanku atau tidak menghormatiku. Untuk itu, aku percaya bahwa perasaannya terhadapku benar-benar nyata adanya."

Menyadari bahwa dirinya tidak mampu mengubah pikiran Xiao Zhan, Wang Talu hanya mengedikkan bahu. "Aku berharap kalau kau benar, tapi ingatlah, suatu saat kau akan melihat wajah asli dari Wang Yibo. Semoga saja kau siap saat itu." Talu lalu berbalik badan dan meninggalkan Xiao Zhan. Setelah mendengar perkataan Talu, memang terdapat sedikit keraguan dalam hati Xiao Zhan, tapi entah mengapa, ada sisi dalam hatinya yang menyakini bahwa Yibo tidak seperti yang Talu sampaikan.

Xiao Zhan tengah berjalan menuju sudut ruangan, ketika Tuzi muncul di bahunya. Ia lalu meraih kelinci putih mungil tersebut dan memegang dalam pelukannya. "Tuzi," panggil Xiao Zhan perlahan seraya mengelus lembut kelinci tersebut. "Bagaimana menurutmu tentang Wang Talu?"

Telinga panjang Tuzi sempat bergerak sebelum akhirnya ia berkata, "Aku tidak pernah bisa percaya para serigala. Mereka terkenal sangat culas."

Xiao Zhan kembali menatap ke arah Wang Talu sebelum akhirnya ia bergumam pelan, "Serigala, ya? Berarti memang benar kalau anggota keluarga Wang mempunyai spirit animal yang merupakan pemangsa."

Ia lalu teringat akan sesuatu hal. "Tuzi, apa itu berarti Yibo juga mempunyai seekor serigala?"

Kelinci putih tersebut terdiam sejenak. Ia sempat berpikir untuk menyembunyikan identitas asli Yibo. Apalagi kenangan akan masa lalu mereka hanya akan membawa kenangan menyakitkan bagi Xiao Zhan sehingga Tuzi harus meminta sang singa putih untuk menghapusnya dari ingatan Xiao Zhan.

"Tidak. Yibo memiliki seekor singa," jawab Tuzi, memutuskan untuk jujur. Bagaimanapun juga takdir telah mempertemukan mereka kembali. Cepat atau lambat, Xiao Zhan pasti akan mengetahuinya. Kelinci putih tersebut menatap ke arah pemuda yang menjadi pemiliknya. "Zhanzhan, kau mengetahui kalau aku akan selalu menjagamu dari segala macam bahaya, 'kan?"

Xiao Zhan memiringkan kepalanya. Ia sedikit bingung dengan perkataan Tuzi. "Tentu saja, memangnya kenapa? Apa Yibo akan membahayakanku?"

"Tidak. Hanya saja...." Tuzi kembali terdiam. "Aku hanya berharap kita tidak akan terlibat terlalu dalam dengan keluarga ini," ujarnya kemudian.

Sebuah anggukan kecil dari Xiao Zhan, menandakan bahwa pemuda itu setuju dengan perkataan Tuzi. "Mereka terlalu berbeda."

Tuzi tidak membalas perkataan Xiao Zhan sebelum akhirnya kembali menghilang ketika ia menyadari kedatangan Yibo.

****

Wang Yibo berdiri di sudut ruangan, mengamati ketika sepupunya, Wang Talu, mendatangi Xiao Zhan dan berbicara dengannya. Saat itu juga, ia merasakan sedikit rasa cemburu dalam hati pemuda tersebut. Apalagi ketika Talu mendekatkan dirinya ke arah Xiao Zhan. Ia harus berusaha sekuat tenaga untuk menekan perasaan tersebut itu jauh ke dalam hatinya.

Ketika akhirnya Talu melangkah pergi meninggalkan Xiao Zhan sendirian, Yibo akhirnya mendatanginya. Ia sempat melihat kehadiran Tuzi dan langkahnya terhenti sejenak. Sudah bertahun-tahun lamanya sejak Yibo terakhir bertemu kelinci putih tersebut. Sosok yang pernah menyelamatkan jiwanya walau hal itu membawa konsekuensi besar bagi Tuzi dan Bai Shi.

"Yibo," panggil Bai Shi, singa putih yang menjadi spirit animal-nya. Sepertinya ia menyadari kegelisahan yang tengah melanda Yibo.

"Aku tidak apa-apa," jawab Yibo.

Tepat saat Yibo melanjutkan langkahnya mendekati Xiao Zhan, Tuzi kembali menghilang. Yibo menarik napas lega, ia masih belum sanggup untuk bertemu langsung dengan Tuzi saat ini.

Caught In The Lion's SnareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang