Chapter 5

266 48 11
                                    

“Zhan Ge,” sapa Yibo, berusaha terlihat normal seperti biasanya. “Aku melihat kau berbicara dengan Wang Talu, apa yang ia katakan padamu?”

Xiao Zhan menoleh ke arah Yibo. “Dia mengingatkan aku untuk berhati-hati terhadapmu,” jawab pemuda itu. “Dia bilang, kalau kau akan menggunakanku sebagai pion dalam permainanmu untuk menjadi pemimpin Keluarga Wang.”

Ekspresi wajah Yibo terlihat tegang walau dia berusaha untuk tenang. “Lalu bagaimana menurutmu?” tanyanya dengan pandangan penuh tanda tanya. 

“Aku mengatakan padanya kalau aku percaya akan kejujuranmu,” jawab  Xiao Zhan dengan penuh kepastian. 

Pandangan mata Yibo terlihat terkejut untuk sesaat sebelum ia kembali ke raut wajah nyaris tanpa ekspresi miliknya. 

“Mengapa? Kita baru saja bertemu, ‘kan? Memangnya kau yakin kalau aku jujur kepadamu?”

“Aku selalu percaya akan intuisiku dan selama ini aku tidak pernah salah. Ada sesuatu di dirimu yang membuatku yakin bahwa kau tidak akan melakukan hal yang akan menyakitiku.”

Perkataan Xiao Zhan menimbulkan rasa lega sekaligus kembali membangkitkan rasa bersalah Yibo. Jauh di lubuk hatinya, terdapat setitik harapan, seandainya Xiao Zhan pernah mengingatnya. Namun, kemudian harapan itu menghilang seiring kenyataan akan apa yang telah dilakukan keluarganya terhadap ayah Xiao Zhan bahkan kepada pria muda itu sendiri. Sebuah beban yang selama ini, Yibo tanggung dalam diam hingga ia akhirnya menemukan kembali jejak Xiao Zhan. 

Sementara itu, Tuzi mengamati interaksi keduanya dari jarak yang agak jauh. Ia sebenarnya tidak melihat ke arah Yibo melainkan ke arah Bai Shi yang muncul dalam bentuk bayangan samar. Tatapan sedih  singa putih itu jelas tertuju ke arah Xiao Zhan, seolah hendak meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan kepada Xiao Zhan. Bai Shi tidak sepenuhnya bersalah, tindakannya untuk menghilangkan ingatan Xiao Zhan juga atas permintaan Tuzi. 

“Terima kasih karena telah percaya padaku, Zhan Ge. Aku akan berusaha untuk tidak mengecewakanmu,” ujar Yibo setelah keduanya terdiam selama beberapa saat. Ia sadar bahwa tindakannya cukup egois dengan melibatkan Xiao Zhan ketika pria itu sama sekali tidak ingat siapa dirinya. Namun, Yibo terus menyakinkan dirinya bahwa ini adalah jalan terbaik untuk menjamin keselamatan Xiao Zhan. 

“Aku percaya padamu, Yibo,” balas Xiao Zhan dengan tersenyum manis. Hal yang membuat Yibo semakin merasa bersalah.

Ketika pesta mulai mencapai puncaknya, para tamu mulai menunggu kedatangan Wang Han ke ruang pesta. 

Ketika pintu ruang pesta terbuka dan Wang Han melangkah masuk ditemani Da Zhang Wei, seluruh ruangan terdiam. Pria tua tersebut berjalan menuju panggung yang berada di tengah ruangan. 

“Terima kasih atas kehadiran kalian semua malam ini,” Wang Han mulai berkata. Nadanya terdengar tegas dan penuh kepastian. “Seperti hal yang sudah kalian tunggu, aku akan memberikan keputusan mengenai siapa yang akan menjadi kepala keluarga Wang berikutnya.”

Suasana ruangan terasa tegang, menunggu keputusan Wang Han. Talu, Yibo dan Yu Sheng berdiri berdampingan. Talu terlihat tidak bersemangat, sementara Yu Sheng penuh percaya diri. Yibo sendiri hanya terdiam tanpa ekspresi.

“Setelah menimbang beberapa hal, akhirnya aku memutuskan bahwa penerus pemimpin keluarga Wang selanjutnya adalah Wang Yibo.”

Terdengar riuh para tamu mendengar keputusan Wang Han. Sementara wajah Yibo masih terlihat tanpa ekspresi walau ada sempat terlihat rasa puas dalam kilatan matanya. Sementara Talu dan Yu Sheng berpandangan penuh arti. 

“Sesuai peraturan keluarga ini, Yibo akan mempunyai waktu selama enam bulan untuk mempersiapkan dirinya dan melaksanakan pernikahannya,” ujar Wang Han. Pandangannya tertuju ke para tamu yang hadir di ruangan. “Selama waktu tersebut, kandidat yang lain diperbolehkan untuk merebut posisi tersebut dari dirinya. Akan tetapi, jika Yibo mampu membuktikan dirinya dan memenuhi semua persyaratan yang kutetapkan dalam kurun waktu enam bulan tersebut, maka kalian harus menerima dirinya sebagai kepala keluarga Wang selanjutnya.”

Wang Yibo maju selangkah dan membungkukkan dirinya ke arah Wang Han. “Terima kasih atas kepercayaan, Kakek. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kehormatan keluarga kita.”

Wang Han mengangguk dengan pandangan puas sebelum ia kembali mengarahkan pandangan ke para tamu. “Yibo, kurasa sudah saatnya kau memperkenalkan tunanganmu kepada kami semua.”

Yibo berbalik dan mengulurkan tangannya ke sisi ruangan. Para tamu kembali terdiam, ketika Xiao Zhan berjalan ke arah Yibo. Gumaman para tamu kembali terdengar, beberapa bahkan ada yang berusaha melihat lebih baik akan sosok yang akan menjadi pendamping Yibo.

Seiring langkahnya yang mendekati Yibo, Xiao Zhan menghela napas panjang. Berada di depan kalangan berkuasa dan kaya seperti keluarga Wang memang sangat menegangkan, tapi ia berusaha untuk tetap terlihat penuh percaya diri. Ada satu sisi dalam dirinya yang ingin membuktikan kepada mereka semua bahwa ia pantas berdiri berdampingan dengan Yibo, walau Xiao Zhan mengetahui bahwa pertunangan mereka hanyalah sebuah kedok belaka.

“Hadirin sekalian,’ ujar Yibo. Suaranya bergema ke penjuru ruangan. “Izinkan aku untuk memperkenalkan tunanganku, Xiao Zhan.”

Xiao Zhan berdiri berdampingan dengan Yibo. Kedua bahu mereka sempat bersentuhan, pria yang jauh lebih muda dari Xiao Zhan tersebut meletakkan tangannya ke punggung Xiao Zhan untuk memberikan dukungan kepada dirinya. Xiao Zhan menoleh ke arah Yibo sebelum mengarahkan pandangan ke seluruh ruangan dan berusaha tersenyum, berharap semoga tidak terlihat dipaksakan.

“Sebuah kehormatan bertemu dengan kalian semua,’ ujar Xiao Zhan, bersyukur karena suaranya terdengar begitu tenang walau ia jelas merasa gugup luar biasa. “Aku berharap bisa mengenal kalian semua dan menjadi bagian dari keluarga terhormat seperti ini.”.

Tepuk tangan terdengar setelah Xiao Zhan menyelesaikan ucapannya. Seseorang menepuk pundaknya, membuat Xiao Zhan menoleh dan mendapati Wang Han tersenyum. 

“Pemuda yang sangat sopan dan menawan, semoga kau bisa menjaga dan menemani Yibo sampai akhir,” ucap Wang Han.

“Aku akan berusaha untuk terus berada di sisinya, Tuan Wang,” jawab Xiao Zhan. 

“Panggil saja aku, Kakek. Kelak kau akan menjadi bagian dari keluarga ini, Xiao Zhan. Kita tidak perlu formalitas yang berlebihan.”

“Baik, Kakek Wang. Anda juga bisa memanggilku Zhanzhan.”

Wang Han mengangguk puas dan kembali menepuk pundak Xiao Zhan sebelum menuju ke tengah ruangan dan berbaur dengan para tamu.  

Xiao Zhan dan Wang Yibo pun kembali berbaur dengan para tamu. Mereka sibuk menerima ucapan selamat dan pandangan penuh tanda tanya tentang asal usul Xiao Zhan. Selama itu pula, tangan Yibo tidak pernah meninggalkan tubuh Xiao Zhan. Terkadang pemuda itu merangkul pinggangnya, meletakkan tangan di punggung Xiao Zhan atau hanya sekadar memegang tangannya. 

“Kau menangani ini semua dengan sangat baik,” bisik Yibo saat mereka menjauh sesaat dari para tamu. 

“Terima kasih, semoga saja aku bisa terus seperti ini,” keluh Xiao Zhan. Ia sudah mulai merasa lelah dengan banyaknya pertanyaan yang harus ia jawab berulang kali. 

“Kamu pasti bisa, aku percaya padamu, Ge.” Yibo berusaha memberi semangat.

Di seberang ruangan, Talu mengamati pasangan tersebut dengan perasaan iri. Interaksi antara keduanya makin menguatkan tekad Talu. Jika ia tidak dapat meraih posisi kepala keluarga dengan cara biasa, maka ia harus mencari cara lain. Wang Han sudah menegaskan ucapannya. Walau Yibo sudah ditetapkan sebagai penerus kepala keluarga Wang, tapi posisinya masih bisa direbut. Hal itu yang akan dilakukan Talu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Caught In The Lion's SnareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang