5. Goddess

61 8 0
                                    

⚠️Warning!⚠️
- Tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan negara, organisasi dan lainnya.
- Cerita ini hanya FIKSI berdasarkan imajinasiku. (JANGAN DIANGGAP SERIUS.)
- Dilarang meng-copy cerita ini.
- Enjoy.

🧛‍♂️❄️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🧛‍♂️❄️

Pada malam yang tenang, keluarga kecil ini sedang bersantai di halaman belakang rumah. Tampak, mereka sedang bakar-bakar seraya berbincang satu sama lain.

"Ibu, bisakah ibu ambilkan Nesia itu?" Ucap sang anak kepada ibunya.

"Ah, ini? Nesia mau? Enggak bakal kepedesan? Saus nya pedes, loh!" Balas sang ibu.

"Enggak bakal! Nesia kan kuat! Pasti tahan!" Sang anak tetap pada pendiriannya.

Si ibu terkekeh sebentar, lalu memberikan sepotong jagung bakar yang sudang matang. Anak nya mengambil dengan perlahan-lahan dan memakannya. Satu detik setelah ia mengunyah jagung itu, ia kembali melepehkan jagung bakar yang sudah dia kunyah.

"Jagungnya pedes banget, bu!"

"Ibu kan sudang bilang,"

Si ayah yang dari tadi terdiam pun terkikik melihat tingkah anak dan istrinya yang lucu.

Si ibu kembali berucap, "Nesia, setelah ini, ibu harap kamu enggak lupa jati diri kamu sebagai the Goddess of winter, ya?"

"Iya, ibu" balas si anak.

Kehangatan keluarga ini masih berlanjut sampai ....

Dor!

Suara pistol mengejutkan mereka. Sang ayah tertembak tepat di dada, dan meninggal di tempat. Si anak terkejut dan menangis, sementara ibunya berusaha melawan dan menenangkan anaknya.

"Ibu ... Nesia takut." Seru sang anak.

"Iya, sebentar, ya, Nesia. Ibu pasti kembali. Nesia jangan takut, ibu dan ayah akan selalu ada di hati Nesia. We love you,"

Mendengar itu, hati sang anak menghangat, tetapi peristiwa itu sudah tidak dapat dielakkan lagi, sang ibu tertembak tepat di perut dan punggung.

Para penjahat itu pun ingin mengambil sang anak karena mereka tau jika dia memiliki darah suci.

Sebelum sang ibu berpulang, ia menyempatkan diri memeluk anaknya. Ia tenangkan sampai tangisannya mereda.

"Ibu bakal kasih kamu ini biar enggak lupa," sang ibu berucap seraya menampilkan simbol keping salju dipunggung tangan anaknya.

Setelah berucap itu, si ibu langsung ambruk di pelukan anaknya.

"Ibu!" Si anak memekik lantang, menyerukan nama sosok yang tak lagi mendengarnya.

The Vampir And Baby Winter || Countryhumans || RussIndo ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang