Maaf guys baru bisa update setelah sekian lamanya, bukannya saya gak mau cepet, tapi saya baru bisa masuk ke akun lagi. Saya gak tau sebabnya apa sampai bisa keluar dan gak bisa masuk itu.
Walau udah berbulan-bulan, saya harap masih ada pembaca setia yang tetep stay nungguin chapter Hantu Rimba. See you ya, gak usah panjang lebar.
****
Mungkin hanya beberapa chapter lagi menuju end, emang gak banyak-banyak chapternya, doain ya biar Hantu Rimba bisa update lagi dengan cepet.
****
"Tembak!" teriak komandan.
Secara serentak dan mengejutkan, sepuluh tentara itu menjatuhkan tubuhnya ke tanah hingga dalam posisi tiarap. Tanpa menunggu lagi sembilan orang itu menekan kuat pelatuk senjata, seketika peluru-peluru itu melesat ke arah para penjahat.
"Argh!!" Jeritan histeris mencekam suasana. Serangan tak terduga itu berhasil mengenai penjahat dan memporak-porandakan mereka.
"Ketua!" Lelaki sangar itu di dorong oleh anggotanya hingga terjerembab, anggota itu berusaha menyelamatkan pemimpinnya merelakan dirinya terkena tembakan.
"Berlindung!!" teriak sang ketua melarikan diri.
"Pergi!!" teriak sang komandan.
Sepuluh orang tentara berjalan merayap untuk menghindari serangan. Mereka menjauh dari arena pertempuran sebelum penjahat-penjahat itu memberikan serangan balasan.
Para tentara penyerang menyingkir dari arena perang terbuka, mencari tempat aman untuk menembak, setelah rekan yang lain telah menyingkir untuk menghindari serangan balasan lawan.
Komandan Tim menghampiri Lettu Hengky, sosok itu tengah menembaki musuh. "Kalian pergi selamat Kapten Erdan, kami akan menangani orang-orang ini," ucapnya seraya mengarahkan senjatanya kearah musuh.
Lettu Hengky mengangguk paham. "Siap! Cakalang kita pergi dari sini!" ucapnya mengundang tatapan dari rekan-rekan.
"Semoga berhasil! Komando!" ucap Komandan.
"Komando!"
Sembilan anggota prajurit di pimpin Lettu Hengky berlari, meninggalkan lokasi menuju ke arah ledakan. "Tunggu sebentar, Kami datang, Kapten!" ucap Lettu Hengky dengan perasaan emosional.
Tim pusat mengambil alih perang di area ini, musuh telah membangkitkan kekuatan, mereka telah memberikan balasan atas serangan mematikan itu.
***
Kapten Erdan berlari menabrak semak-semak yang menghalangi jalan. Sabetan duri dan kayu kecil mengenainya namun ia tidak peduli, dengan rasa sakit itu. Apa yang ada di belakang lebih berbahaya daripada sekedar duri kecil.
Rasti, gadis itu mengerti mereka dalam bahaya karena musuh tengah mengejar mereka, mata gadis itu terpejam, memeluk erat sang kapten karena rasa takut.
Suara teriakan dan tembakan terdengar semakin dekat, tapi tidak membuat Kapten Erdan ragu untuk tetap menghindar. Lelaki itu membawa Rasti berlari memasuki semak-semak belukar agar terhindar dari tembakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU RIMBA (ON GOING)
Ficção GeralMENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN🔞 Dari bawah sana ia melihat para penjahat berdiri di atas tebing, mereka tampak melihat keadaan di bawahnya. Kapten Erdan siap dengan senapannya, ia telah siap baku tembak. Seorang penjahat hendak turun, Kapten Erdan be...