dua

2.7K 38 0
                                    

Grey mengecup bibir Silvi yang selama ini dia rindukan rasanya. Setelah malam di mana dia pernah mencicip rasa manisnya, dia terus menginginkan bibirnya lagi dan lagi, tapi sayang dia tidak pernah bisa mendapatkannya kembali.

Fanya dan Calista, dua orang teman baik Silvi itu selalu melindung gadis itu dengan baik. Belum lagi ada Frank yang tidak pernah menyukai perbuatan berengseknya selama ini.

Ditambah lagi Devan yang sangat bucin pada Fanya, hingga dia mau mau saja menuruti semua kata kata ceweknya untuk menjauhkan Grey dari Silvi. Padahal Devan tahu pasti dirinya sudah mengincar Silvi sejak kejadian di hotel waktu itu.

Silvi mulai menangis saat Grey melumat bibirnya dan memasukkan lidahnya dengan paksa ketika mulutnya terbuka. Walaupun terlihat kasihan dan mengenaskan, tapi Grey sama sekali tidak peduli.

"Buat apa lo nangis kayak gitu? Nggak akan ada yang bisa nolongin lo lagi hari ini," katanya serius.

Silvi juga tahu, tidak akan ada siapa pun yang bisa menyelamatkannya kali ini, karena Grey telah berakting dengan sangat sangat baik.

Selama ini dia berlagak tidak lagi peduli padanya dan semua orang pun tanpa sadar menurunkan tingkat kewaspadaannya, termasuk dirinya. Namun nyatanya cowok itu sengaja. Dia sengaja membuatnya lengah agar Silvi masuk ke dalam perangkap yang sudah disiapkan olehnya.

Grey mengecup leher Silvi lalu meninggalkan beberapa bekas kemerahan di sana. Grey terlihat cukup puas dengan hasil karyanya. Mulutnya mulai turun dan kembali melumat puting payudara Silvi yang berada tepat di depan matanya.

"Apa lo bakal lepasin gue setelah lo dapatin tubuh gue, Grey?"

Silvi tahu. Tidak ada gunanya lagi mengiba. Bajingan itu tidak mungkin mau melepaskan dirinya. Terlebih Grey memang sudah pernah menandai tubuhnya. Dia sangat menginginkan tubuh Silvi, tapi Silvi selalu mendapatkan cara untuk menolak keinginannya.

Sekarang Silvi hanya bisa pasrah. Dia tidak bisa melawan. Kedua tangannya terikat kuat. Kakinya bisa menendang, tapi dia tetap tidak akan bisa berpindah tempat. Jadi mau tidak mau, dia harus merelakan keperawanannya direbut paksa oleh bajingan yang sedang menindih tubuhnya sekarang.

"Menurut lo, gue bakal lepasin lo atau nggak?" Bukannya menjawab, Grey balik bertanya tanpa melepaskan kulumannya yang sontak membuat Silvi memejamkan matanya rapat rapat.

Dia tidak bisa berbohong. Tubuhnya apalagi. Rasa nikmat yang diberikan bajingan ini sangat nyata sampai dia tidak bisa pura pura dengan cara menutupi segalanya.

"Kali ini, gue bakal biarin lo milikin tubuh gue."

Grey menyeringai senang mendengar kata katanya. Dengan senang hati dia langsung melepaskan celana panjang serta dalaman yang Silvi gunakan hingga tubuhnya benar benar polos tanpa busana.

"Tapi cuma sekali ini aja. Gue nggak akan kasih lo kesempatan kedua buat milikin tubuh gue."

Grey yang sedang melepas celana jeans yang ia pakai pun langsung mendesis pelan. "Lo nggak punya kualifikasi buat nyuruh nyuruh gue kayak gitu, Sil."

"Tentu aja gue punya. Tubuh ini punya gue, Grey! Gue berhak buat nentuin siapa aja yang bisa nyentuh tubuh gue." Silvi mengingatkan Grey jika tubuh itu miliknya.

"Tapi gue punya kartu lo." Grey menyeringai. "Lo nggak lupa, kan?"

Silvi menatapnya dengan tatapan tidak percaya. "Lo belum hapus foto foto itu?"

Grey menggeleng. Dia bahkan masih sering melihat dan membayangkannya setiap malam. Dia menjadikan Silvi sebagai fantasi liarnya. Bahkan saat dia meniduri perempuan lain setiap malam, dia selalu membayangkan jika dirinya sedang melakukannya dengan Silvi.

"Mustahil, waktu itu lo udah hapus semuanya-"

"File aslinya emang nggak ada, tapi salinannya ada banyak. Lo mau lihat?"

Grey menyeringai, tubuhnya turun ke bawah, lalu dia menjauhkan kedua kaki Silvi dengan paksa untuk melihat surga yang ditutup rapat gadis itu selama ini.

"Lebih baik lo berdoa biar gue bisa puas cuma sekali main aja, kalau enggak gue nggak akan berhenti buat milikin lo sampai gue bener bener muak sama tubuh lo, Silvia Anindia."

The Virgin Sex Slave (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang