Setelah mengatakan itu, Grey langsung mendekatkan wajahnya ke inti tubuh Silvi. Dia melihat cantiknya lembah berwarna merah yang kini terlihat sangat menggoda di matanya, kemudian dia mulai menaruh lidahnya di sana.
Walaupun Grey sangat menyukai seks, tapi dia tidak pernah memakan inti tubuh pasangan mainnya seperti ini sebelumnya. Dia baru melakukannya kali ini dan ia merasa dirinya sangat menyukai aktivitas barunya tersebut.
Terlebih milik Silvi terlihat sangat rapat, lubangnya pun kecil dan ia yakin miliknya tak akan muat. Grey pun yakin jika dia akan menjadi orang pertama yang akan mengambil keperawanan Silvi.
Kenyataan itu membuat dadanya menghangat. Dia merasa bahagia dengan sangat. Andaikan Silvi hanya pernah tidur dengannya, itu akan menjadi berita paling menyenangkan yang pernah ia terima seumur hidupnya.
Sedangkan Silvi yang merasakan miliknya sedang dimakan tengah menutup mata dan menikmati setiap sensasinya sambil menutup mulut rapat rapat. Dia bahkan sampai menggigit bibir bawahnya agar desahannya tidak lolos keluar.
Beberapa menit waktu berlalu dengan Grey yang memakannya seperti itu ditambah kedua tangan Grey yang memainkan payudaranya, Silvi merasa ada sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya.
Miliknya berkedut dan sesuatu merembes keluar dari sana. Grey terlihat sangat bahagia menyambut pelepasan Silvi yang keluar menyentuh bibirnya. Dia bahkan tak ragu menelan dan membersihkan semuanya hingga tak bersisa.
Grey membiarkan Silvi istirahat satu menit sebelum jari tengahnya menerobos masuk ke dalam. Silvi terlonjak, dia berteriak kaget saat merasakan jari kasar itu menyusup masuk ke dalam tubuhnya.
"Lo lagi ngapain Grey?" tanyanya dengan wajah sayu, matanya tampak memelas dan dia terlihat sangat menggoda iman sekarang.
Grey menyeringai. "Gue lagi bikin jalan."
"Jalan apa?"
"Jalan tol buat junior gue."
Silvi membelalak. Dia tersentak saat Grey memasuk dan mengeluarkan jarinya di dalam miliknya dengan cepat. Satu jari itu mengobok obok liang surganya hingga ia merasakan dirinya kembali terangsang dengan sangat.
"Ahhh!" Desahan itu membuat Grey tersenyum puas.
Sebelum Silvi mendapat kembali orgasmenya, dia menarik jari tangannya dan mulai memosisikan diri di atas tubuh Silvi.
Juniornya sudah berdiri tegap sejak tadi. Dia ingin segera dipuaskan, tapi ia masih mengasihani Silvi yang baru pertama kali melakukan hal seperti ini. Grey memang sengaja menahan diri agar Silvi tidak begitu merasakan sakit ketika penyatuan mereka terjadi.
Namun kini, dia sudah tidak mau menahannya lagi. Dia merasa cukup dengan semua pemanasan yang ia lakukan sejak tadi. Dan ia pun mulai memosisikan diri, menempatkan dirinya di tengah tengah dan membiarkan miliknya mulai menerobos masuk tanpa permisi.
Silvi mengerang, rasa sakit di inti tubuhnya langsung menyerang begitu milik Grey berada di dalam tubuhnya. Dia bahkan sampai menangis dan terisak ketika milik pria itu benar benar tenggelam di dalam tubuhnya.
"Sakit?" Grey menyeringai senang.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia pun mulai bergerak secara perlahan dan hati hati. Rasa sakit itu tidak akan hilang begitu saja. Lebih baik dia mulai bergerak dan memberikan kenikmatan saat bercinta.
Silvi memejamkan mata, rasa sakit itu memang perlahan lenyap. Terutama karena Grey terus menghujani tubuhnya dengan ciuman serta kedua tangan pria itu yang meremas buah kembarnya dengan penuh perasaan.
Silvi melupakan rasa sakitnya. Dia bahkan mulai mendesah seiring hunjaman yang Grey berikan pada tubuhnya.
"Aaahhh, ssshhh, terusshh lanjutkann!" Silvi bahkan sampai memohon dan membuang harga dirinya jauh jauh karena nikmat yang dia rasakan.
Grey hanya tersenyum senang, dia pun memberikan apa yang Silvi inginkan hingga keduanya mencapai puncak kenikmatan.
Grey melepaskan miliknya. Darah yang tersisa di ujung juniornya membuat dia tersenyum puas. Dia benar benar meniduri seorang perawan dan rasanya benar benar sangat menakjubkan. Lubang kecil dengan jepitan kuat yang begitu memabukkan.
Grey bangun dan mengambil guntingnya sekali lagi untuk melepaskan ikatan Silvi yang terlihat lemah di atas ranjangnya setelah melayani nafsu bejatnya selama satu jam penuh.
"Lo mau mandi, nggak?"
Silvi hanya bisa mengangguk. Dia benar benar lemah. Melawan pun percuma, selain memang sudah tidak punya tenaga, dia juga tak punya apa pun lagi untuk dipertahankan.
Silvi sudah tidak perawan dan bajingan ini lah yang telah mengambil keperawanannya dengan paksa.
Melihat Silvi yang menganggukkan kepala. Tanpa ragu Grey langsung mengangkat tubuhnya dan membawanya menuju kamar mandi. Mereka mandi berdua dan sekali lagi, Grey kembali menggagahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Virgin Sex Slave (21+)
RomanceSilvi kira semuanya telah berakhir, tapi nyatanya Grey menculiknya dan menjadikannya sebagai budak seksnya. ___ Last from #VirginSeries spin off The Naked Virgin & The Punishment