empat

1.6K 26 0
                                    

"Tidurlah di sini, gue nggak mau nganterin lo pulang sekarang," kata Grey saat menyelimuti Silvi yang tak berpakaian itu dengan selimut tebalnya.

Silvi menatapnya tajam. "Gue bisa pulang sendiri," desisnya.

"Sayang, gue nggak punya baju perempuan." Grey menyeringai puas. "Baju lo udah gue gunting abis dan nggak ada dalaman cewek di sini."

Silvi menatapnya murka. "Lo pasti sengaja, ya?"

"Iya lah!" Grey tertawa tanpa beban. "Biar gue bisa nidurin lo lagi besok pagi, gue pasti bakal nahan lo tetap di sini."

"Berengsek! Belum puas juga lo udah nidurin gue dari tadi?"

"Gue belum tidur sama lo tuh!" Grey bersiul tanpa beban. "Gue cuma bercinta sama lo, enak sih, tapi belum sampai tidur bareng."

"Berengsek lo, Grey!"

"Gue tahu itu." Grey tertawa lalu menarik Silvi ke dalam pelukannya. "Lo mau tidur atau gue tidurin lagi?"

Silvi mendelik sinis. "Tidur."

"Bagus."

Silvi memejamkan mata dan berusaha memejamkan matanya rapat rapat. Grey mendekatkan kepalanya ke telinga Silvi kemudian berbisik di sana.

"Karena gue belum puas sama tubuh lo, lo harus siap layanin gue dua puluh empat jam abis ini."

Silvi membuka matanya dan langsung menatapnya murka. "Lo udah gila?!"

Grey hanya menyeringai. "Lo mau nurut atau lo lebih suka video kita berdua lagi ngeseks tersebar ke seluruh sekolah? Gue yakin selain dapat caci maki dan tawaran ranjang lain, beasiswa lo itu bakal dicabut."

Silvi menatap Grey murka. Dia bersumpah, ketika ia sukses nanti, orang pertama yang akan dia hancurkan adalah laki laki yang sedang memeluknya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Virgin Sex Slave (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang