Suasana nampak masih begitu hening. Berpasang-pasang mata hanya tertuju ke satu titik. Degup jantung Bima lirih terdengar di telinga. Semuanya masih menunggu. Lalu, Tak lama setelah itu..
"Iya, Saya mau." Sedayu tersipu malu.
"Alhamdulillah.." Semua berbahagia mendengar jawaban Sedayu.
Kembang desa itu kini telah melabuhkan hatinya. Tak lama dari hari itu, acara pernikahanpun digelar. Serangkaian prosesi adat, hingga hiburan dilangsungkan. Sebuah pernikahan yang begitu meriah, hingga satu desa turut merayakannya. Bimantara. Pemuda tampan anak semata wayang Pak Surya juragan tanah, kini telah memperistri kembang desa nan cantik mempesona.
Sebagai bagian dari keluarga orang terpandang saat ini, tak membuat Sedayu berubah dari pola hidup yang prihatin, rajin, dan sederhana. Di malam hari acara pernikahan, ia justru turut membantu ibu-ibu di belakang untuk mencuci piring.
"Lolololhooo... sudah sudah cah ayu. Kamu itu pengantinnya. Lah kok malah nyuci piring to?" Larang seorang ibu-ibu yang membantu di acara pernikahan.
"Tidak apa-apa bu, saya juga biasa nyuci piring kok." Balas Ayu dengan senyum ramah.
"Walah... Bu Lasmi.. Bu Wati.. iki lho, anakmu malah nyuci piring" teriak ibu itu mengadu.
"Eh.. eh.. eh.. ladalah.. sudah cah ayu nyuci piringnya. Istirahat saja sana. Pasti kamu juga lelah." Rayu Bu Lasmi.
"Baik bu.." Sedayu menuruti perempuan yang kini menjadi ibunya itu.
"Mandi nduk, biar wangi.. biar suamimu senang." Salah seorang ibu-ibu yang lain menggoda. Semua tertawa, membuat gadis itu salah tingkah.
Setelah membersihkan badan, di kamar pengantin Sedayu menunggu kedatangan sang suami. Semerbak mawar memenuhi ruang tersebut. Ditutupnya kelambu itu kemudian ia merebahkan diri pada dipan yang begitu nyaman karena masih baru. Tak lama, suara ketuk pintu kamar terdengar, Sedayu bergegas membuka pintu.
"Assalamualaikum, Nimas Ayu" Ucap salam dari Bima.
Sedayu tersenyum manis lalu membalas salam,
"Waalaikumsalam, kangmas.."
"Boleh saya masuk?" Bima meminta izin.
"Silahkan mas"
Malam semakin dingin. Namun rembulan enggan untuk berselimut awan. Terangnya memancar tenang. Bintang pun turut bertasbih di kedipannya. Di tengah itu untuk pertama kali, Bima menjadi imam untuk Sedayu. Setelah berdo'a, punggung tangannya dicium lembut oleh perempuan itu.
Kemudian ia membalas dengan mengecup keningnya. Selesai menunaikan kewajiban, keduanya bergurau riang. Lantas terlarut dalam suasana hingga akhirnya bercumbu mesra. Dibelainya rambut panjang lembut sang istri. Merah basah bibirnya ia cium.
"Kangmas apa tidak ingin membersihkan badan dahulu?"
"Kamu ingin mas mandi supaya bersih dan wangi?"
"Bagaimana menurut kangmas?"
"Jadi, kamu ingin mas mandi dulu tidak?" Bima meminta kejelasan.
"Baiknya bagaimana mas?"
"Hmmm… Mengapa perempuan selalu menyembunyikan keinginannya di balik pertanyaan?"
"Hahahaha" keduanya tertawa
Bima lantas mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kemudian dipakainya juga wewangian pada tubuh kekar itu. Pelan-pelan Bima membuka pintu kamar. Namun saat ia masuk, didapatinya Sedayu yang sedang meringkuk dan menangis. Ia panik. Dihampirinya sang istri untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.
"Nimas.. Sedayu.. kamu kenapa?" Tanyanya panik. Sedayu masih dalam tangisannya.
"Apa ada yang sakit? Mengapa kamu menangis dan meringkuk seperti ini?" Semakin panik, hal in membuatnya bingung harus berbuat apa.
"Tolong jawab supaya mas tahu harus bagaimana."
Sambil tersedu-sedu, Sedayu bangun. Menatap sedih ke hadapan sang suami untuk mengadu,
"Aku.. aku baru saja datang bulan mas.. huhuhu". Adu Sedayu seraya menyambung tangisnya.
Bima menepuk jidat. Tak habis pikir hal itu membuat istrinya sampai menangis dan membuatnya bingung.
Meski demikian, ia merasa lega karena tidak ada hal buruk yang terjadi seperti dikhawatirkan. Sambil memeluk, Bima menengkan istrinya."Sudah.. sudah.. itu bukan kesalahan. Jadi tidak perlu disesali.. lagi pula, jika sudah selesai kan nanti bisa. Hahaha." Bima menghibur.
"Tapi kan.. tapi.. mas tidak marah tidak jadi menikmati malam pertama?"
"Tidak.. yang mas inginkan itu menikmati segala hal bersamamu setiap hari." Kembali, Bima menenangkan istrinya.
"Yasudah, baiknya kita istirahat. Mas juga lelah seharian meladeni tamu. Belum lagi besok masih ada acara unduh mantu di rumah mas." Pungkasnya.
Sedayu mengangguk. Mereka terlelap di malam bahagia itu. Namun demikian, Bima melewatkan sesuatu yang seharusnya ia lakukan sebelum benar-benar menutup malam itu.
***
Di lain dimensi, sesosok perempuan merasa terusik dengan kehadiran Sedayu di kehidupan Bimantara. Perempuan itu tak terima lantaran memiliki anggapan bahwa Bimantara terlahir bukan untuk siapapun selain dirinya. Dengan adanya Sedayu, berarti ada batasan yang menurut perempuan itu telah dilewati oleh Bimantara. Bima dianggap telah melanggar janjinya.
“Bima.. beraninya kamu mencampakkan sebuah janji yang sudah kau buat.”
Perempuan itu tampak sangat murka. Wajahnya merah padam. Dengus nafasnya terdengar penuh dendam.
“Lihat saja apa yang akan aku lakukan. Sungguh.. Akan kubuat kau kembali mengingat janji itu. Dan juga, tidak akan aku biarkan ada seseorang yang merusak kebersamaan kita. Di waktu yang tepat nanti, akan kubawa kau kembali kepadaku. Oh.. tidak, tidak. Kau memang masih tetap bersamaku. Jadi akan kusingkirkan perempuan jalang itu. Tunggulah sampai tiba saatnya. Hahaha..”
Perempuan itu tertawa sinis merencanakan sebuah siasat.“Selagi menunggu hari itu tiba, sementara akan aku singkirkan pembatas-pembatas yang tidak berguna itu. Supaya aku juga bisa lebih leluasa membawamu kemari. Ke tempat yang telah aku siapkan untuk kita bisa selalu bersama. Tunggu saja, kangmas.. tunggu saja. Hahahaha... Hahahaha...”
Bulan sayu memancar di atas langit hitam. Tak ada satu pun suara serangga yang berani memotong tawa jahatnya. Perempuan itu tampak memiliki kesungguhan yang teramat sangat. Entah apa yang akan dilakukan olehnya. Namun yang pasti, saat ini Bimantara harus memiliki kesiapan lebih untuk menghadapi badai yang akan terjadi dalam kehidupannya bersama sang istri.
***
Haiii Minjusss balik lagi, terima kasih sudah mau membaca cerita ini.
Mungkin ini sangat berbeda ya karena bahasa yang digunakan mereka baku, nggak kayak cerita yang lain hehe.
Jangan lupa vote dan komen yaa. Selamat membacaaaa love you all.
Enjoyyy!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Pelawan Takdir
HorrorAda begitu banyak mitos yang keberadaannya cukup jarang diketahui oleh sebagian besar masyarakat. Meskipun mitos itu berasal dari tanah kelahiran ataupun daerah sekitarnya. Salah satu mitos yang akan dibawakan dalam kisah ini adalah toh atau tanda...