Gundah

29 6 16
                                    

N A M I N A   A R O E M A I S A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

N A M I N A   A R O E M A I S A

Sudah beberapa bulan sejak kepindahannya kemari, Mina— gadis itu amat sangat dimanja oleh Tuan dan Nyonya Saudagar, yang kini ia panggil dengan sebutan ‘Bapak’ dan ‘Ibu’.

Siang hari ini, dengan mengenakan kebaya putih dan kain samping sebagai bawahannya— Mina baru saja kembali dari rumah tamu yang ada dibelakang fabriek Bapak. Diantar oleh Oetari, dan pria yang kini tengah berdiri memandang kereta kuda di pekarangan rumah Mina.

Calon suamimu datang?” tanya lelaki itu, Mina menggelengkan kepalanya— tak yakin, namun ia akan sangat senang apabila benar Diksa yang mengunjungi rumahnya. Terus terang, ia sangat rindu— sejak kepulangan Diksa sehabis mengantarkan dirinya kemari, Mina tidak pernah bertemu lagi dengan Diksa.

Mina paham betul, Diksa mungkin saja sibuk dengan urusannya sebagai seorang Raden Mas yang membantu sang ayah yang merupakan Bupati Karesidenan Kabupaten B.

“Sepertinya bukan,” jawab Mina singkat sambil terus memperhatikan kedalam.

“Mas Wirya seharusnya tidak perlu mengantar saya sampai rumah,”

Tapi, terima kasih.”

“Besok kita membuat pupuk lagi,” sambung Mina, lelaki yang bernama Wirya itu hanya mengangguk dan tersenyum.

R A N D U  B A H U W I R Y A 
S A K A D I N A T A

Seorang lelaki yang merupakan administratur kebun dari Tanah Pasundan yang juga merupakan kepercayaan juragan perkebunan teh di Malabar— sudah menjadi tamu kurang lebih tiga bulan di Kota S ini, untuk mengobservasi pupuk dan mesin yang digunakan d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang lelaki yang merupakan administratur kebun dari Tanah Pasundan yang juga merupakan kepercayaan juragan perkebunan teh di Malabar— sudah menjadi tamu kurang lebih tiga bulan di Kota S ini, untuk mengobservasi pupuk dan mesin yang digunakan dalam kegiatan produksi fabriek sekaligus penanaman tebu yang dilakukan oleh Bapak atas perintah dari kantor tempatnya bekerja.

Di Kota S, tepatnya fabriek gula milik Tuan Suroso— ia bertemu dengan putri pemiliknya. Gadis yang cantik, ceria, dan pemberani. Jika kebanyakan gadis berkebaya yang ia temui memiliki bahasa tubuh yang lembut dan tutur kata yang diatur sedemikian rupa— namun gadis ini tidak.

Himawari; Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang