Di bumi banyak bagian yang sukar untuk diprediksi. Termasuk manusianya sendiri.
EPISODE SATU,
BERTEMA CUACA YANG TAK MENENTUDi circuit Ekselsior yang sudah sepi, masih ada anak Griffonas yang baru selesai latihan balap antar anggota Griffonas sore ini. Cuaca hari ini panas, padahal sudah masuk jam sore, tapi terasa seperti masih siang bolong. Mereka yang baru latihan balap, duduk di kursi dengan rambutnya terlihat berkeringat. Masing-masing dari mereka sibuk menghabiskan air mineral dingin untuk menyejukkan badan dari dalam.
Levan lebih dulu menghabiskan air minum, wajahnya tampak penuh pikiran. "Kaylan, lo searah kan sama Nadin?" tanya Levan setelah selesai berpikir.
Nadin yang tadi sibuk dengan stabilo dan koran, kini melirik ke arah Levan. Nadin sebenarnya tidak terlalu kaget dengan permintaan Levan, karena sudah sering Levan meminta tolong temannya untuk mengantar Nadin sejak Levan punya pacar. Karena dulu, Levan yang selalu ambil peran itu. Namun, orang dimintai tolong oleh Levan yang membuat Nadin terkejut. Kenapa harus Kaylan? Padahal, masih ada opsi lain.
Dulu, Harlan yang dimintai tolong oleh Levan. Namun sekarang Harlan sudah punya pacar, Leya, yang juga selalu menemani Harlan latihan. Kemarin sebelum putus, Nadin dan Naufal tidak pernah bisa dipisahkan, jadi Levan bisa tenang karena tahu ada orang yang menjaga Nadin. Sekarang, karena sudah putus, jadi Levan mau tidak mau kembali meminta tolong salah satu temannya yang searah.
Bukannya apa, Levan hanya butuh melihat Nadin selalu ada teman di perjalanan, baru Levan bisa pacaran dengan tenang. Levan tidak mengizinkan Nadin untuk mengendarai motor ataupun mobil, juga berpergian sendiri setelah tragedi Nadin kecelakaan tahun lalu.
"Kaylan kalo lo gamau, gausah bilang mau ya," sahut Nadin pada akhirnya. Dengan harapan, Kaylan peka kalo Nadin mengharapkan penolakan dari mulut Kaylan. Nadin kurang nyaman jika berdua dengan Kaylan, seolah tubuhnya akan diselimuti kedinginan karena tidak ada yang akan memulai percakapan, keduanya sama-sama tidak pandai. Nanti hanya akan ada keheningan di antara mereka.
"Bareng aja."
"Noh mau anaknya."
"Nggak cemburu, Fal?" tanya Harlan yang mulai membakar rokok dengan pemantik api yang mereka tahu adalah hadiah dari Leya.
"Cemburu itu kepunyaan orang-orang yang masih punya rasa cinta. Dan gue udah enggak punya itu lagi," jawab Naufal dengan tenang. Naufal tidak sadar bahwa ucapannya terdengar sedikit menyakitkan untuk Nadin dengar.
***
Di perjalanan menuju pulang bersama Kaylan dan motor gede hitam Alyen 988 yang jok belakangnya terasa lebih nyaman di banding motor Griffonas yang lain, Nadin kebingungan memikirkan cara untuk memecahkan keheningan. Kaylan benar-benar tidak berbicara sedikitpun, berbeda dengan anggota Griffonas lain yang tiap kali membonceng siapa pun pasti akan mengajak ngobrol.
Bekasi yang semula cerah dan hangat, beralih begitu cepat menuju mendung yang dingin sebelum rintik rintik hujan membasahi bumi dengan deras.
"Mau neduh?" Teriakan Kaylan berpadu dengan suara hujan yang ramai, tertangkap samar di telinga Nadin.
"Mau!"
Mereka berteduh di salah satu minimarket terdekat dengan beberapa orang yang juga sama-sama butuh tempat untuk meneduh. Baju mereka berdua sudah basah, meski belum terlalu kuyup.
"Lo bawa jas hujan?" Nadin berniat untuk menerobos hujan, jika bisa.
Kaylan bergerak membuka jok motor, ada satu setel jas hujan hitam di dalam. Disodorkannya jas hitam itu pada Nadin, tanpa mengatakan apapun, tapi Nadin seolah paham maksud Kaylan yang menyuruh Nadin saja yang pakai jas hujan.
![](https://img.wattpad.com/cover/214448284-288-k843688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK PARAMA; Gelombang Kecil di Lautan Luas
Teen Fiction"Gue bahagia karena lo mau berjuang dan bertahan di lautan dengan gelombang besar, ibarat perenang andal yang gak mudah tenggelam." "Gelombang besar ini terasa seperti gelombang kecil di lautan luas, karena ada lo yang bantu gue berenang." Mereka sa...