DUA ; That Was Me. Not Him

100 14 0
                                    

SAMAR-SAMAR GAMBARAN kenangan Juhee dan Baekhyun di dalam memori terputar secara teratur dan bertahap. Mulai dari momen pertemuan pertama mereka, masa-masa berpacaran beberapa hari sebelum menikah, hubungan yang menyuguhkan sedikit adegan dewasa, kata-kata memuja dan perlakuan manis Baekhyun, tatapan mendamba dan kasih sayangnya yang tidak terhingga. Sekarang, Juhee akan memberikannya keturunan. Entah akan seperti apa reaksi suaminya nanti saat ia memberitahunya. Kehidupan mereka pasti akan sangat sempurna.

Jika bukan karena seonggok daging yang hidup sedang tumbuh dalam janinnya sebagai alasan, Juhee akan memilih mati saja di tangan laki-laki itu. Dan jika ia tidak mau melakukannya, maka Juhee bisa mencari cara untuk mengakhiri hidupnya sendiri pada kesempatan yang ada.

Siapa yang sanggup bertahan hidup sebagai tawanan dan disiksa secara fisik maupun mental darinya? Tidak. Juhee masih waras.

Demi hasil cintanya dengan Baekhyun yang harus dipertahankan. Juhee juga harus bertahan hidup agar bisa bertemu Baekhyun. Ia ingin anak mereka tetap hidup dengan kedua orangtua yang lengkap.

Sepertinya Tuhan mendengar doa gadis itu. Karena Juhee merasa jiwanya kembali merasuki raganya ketika sosok di atas tubuhnya memberikan nafas buatan. Dan Juhee langsung memuntahkan air sebegitu banyaknya hingga terbatuk-batuk. Sesekali menghirup sebanyak-banyaknya oksigen. Lalu menggulingkan badannya ke samping dalam posisi memeluk kedua lututnya sambil menangis di atas marmer kecoklatan yang dingin dalam Toilet itu.

Tidak lama kemudian ia dilempari sebuah kain oleh sosok yang menjulang di hadapannya. Juhee hanya mampu melihat tungkainya yang dibalut celana panjang berwarna gelap dalam pandangannya yang masih buram. Kalau tidak salah laki-laki itu juga mengenakan baju kaos hitam.

"Pakai...." ucapan itu terdengar halus tetapi akan berakibat fatal bila tidak segera dilaksanakan.

Juhee tidak memiliki cukup tenaga untuk sekedar bergerak. Seluruh tubuhnya dirasa ngilu. Namun di sisi lain ia juga cemas.

"Kuberi waktu sampai hitungan ketiga. Satu....."

Sungguh. Jika Juhee mampu, ia pasti akan segera melakukannya. Tapi gadis itu malah meraung dan meringkuk sambil memeluk tubuh gemetarannya. Merasa sudah sangat tertekan secara batin dan mental. Mungkin sebentar lagi dia akan gila.

Laki-laki itu mendesis tajam. Kemudian berjongkok dan dengan kasar menarik lengan kurus Juhee yang kemudian membuat tubuh gadis itu terduduk. Ia mengenakan baju terusan yang dilemparnya tadi pada tubuh Juhee dengan tidak tulus.

"Aku bukan Baekhyun. Jangan harap kau akan mendapat perlakuan lembut dariku."

Mata lelah Juhee menatap lekat ke dalam mata abu-abu laki-laki itu. Dan menyampaikan ucapannya dengan suaranya yang lemas, "Aku juga tidak mengharapkan perlakuan seperti itu darimu. Karena kau dan dia jelas berbeda....."

Mungkin Juhee tidak bermaksud melukai perasaannya. Tetapi si Monster itu merasakan demikian. Ia paling tidak suka dibanding-bandingkan. Apalagi sampai sekarang belum ada satupun orang yang dapat mengerti dirinya.

Dari aura yang Baekhoon tunjukkan, Juhee bisa tahu apa yang akan terjadi padanya. Ia pun pasrah ketika diseret Baekhoon dari tempat itu dengan menjambak rambutnya. Juhee hanya bisa menjerit untuk melampiaskan rasa sakit di kepala sepanjang Baekhoon menyeretnya ke dalam kamar, dan melepasnya di dekat kaki ranjang.

"Kau benar. Kami tidak sama. Aku pernah mencintaimu. Sedangkan Baekhyun tidak pernah sama sekali....."

Juhee mendongak pada Baekhoon yang sedang berdiri menatapnya menahan geram. Tentu saja gadis itu keberatan. Saat Juhee ingin menanggapi ucapannya, Baekhoon segera memotong,

MY MYSTERIOUS HUSBAND S2 · BBH (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang