EMPAT ; Touch Your Heart

55 11 2
                                    

Saat ada kesempatan untuk lari, Juhee malah terjebak dalam kesulitan dimana mobil tidak bisa menyala. Juhee pikir ini hanyalah akan membuang-buang waktu jika ia terus memaksakan yang pada akhirnya akan sia-sia. Walau Baekhoon sudah tewas–sepertinya. Akan tetapi aura mencekam di sekitarnya masih terasa menggerogoti. Ia tidak akan tenang jika belum setidaknya jauh dari tempat ini. Karena itulah Juhee memilih pergi menggunakan kaki.

Suasana terang pada siang hari di dalam hutan membuat Juhee bisa dengan leluasa berlari. Sesekali ia akan menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dan ia tidak akan berhenti sebelum memastikan jaraknya dari tempat itu sudah benar-benar jauh. Walau saat ini nafasnya sudah sangat terengah-engah.

Namun saat ini, yang membuat Juhee mau tidak mau berhenti bukan karena ingin istirahat sejenak, melainkan karena dikejutkan oleh sosok Baekhoon yang seakan-akan sejak tadi menunggunya di kejauhan sana. Laki-laki itu berdiri dengan sorot mata yang mengerikan.

Sementara di sini Juhee masih tidak percaya. Ini tidak adil. Kenapa Baekhoon tidak mati?

Melihat Baekhoon mengambil langkah ke arahnya, Juhee segera berjalan mundur dengan ketegangan yang membabi buta. Lalu berbalik dan berlari.

Kesialan menimpanya saat Juhee tidak sengaja telah menginjak salah satu perangkap hewan buas yang membuatnya terjatuh dengan jeritan kesakitan. Rasanya seperti mimpi buruk melihat benda logam besar berbentuk dua rahang menjepit kakinya hingga terluka secara fatal. Ngilunya terasa hingga ke tulang-tulang. Juhee mencoba untuk melepaskan benda itu, tetapi kelihatannya mustahil, ia terlalu lemah untuk bisa melakukannya, dan itu hanya akan mendatangkan rasa sakit yang melumpuhkannya. Karena sudah tidak berdaya, Juhee akhirnya pasrah dan hanya dapat menyaksikan Baekhoon yang sudah tiba di dekatnya.

"Juhee.... Aku sudah mati. Kau tidak akan bisa membunuhku lagi...."

Tidak mungkin.

Dengan wajah pucat yang berlinangan air mata, gadis itu mendongak. Sementara Baekhoon berjongkok melihat keadaan kakinya.

"Pasti sakit. Ya, kan?"

Juhee yakin Baekhoon amat sangat puas melihatnya mendapatkan balasan seperti ini.

"Ini tidak akan terjadi jika bukan karena kebodohanmu...."

Juhee memilih tidak menanggapinya. Dan ia merasa mulai kedinginan, bibirnya pun memucat.

"Saat ini kau hanya kuberi dua pilihan untuk tetap hidup. Jalan sendiri, atau ku seret....."

Baekhoon tahu, dari kedua pilihan itu Juhee tidak akan memilih satupun. Karena tidak ada yang menguntungkannya. Juhee ingin digendong, diperlakukan dengan baik. Dan Baekhoon tidak mungkin bisa mewujudkan hal itu, setelah apa yang Juhee lakukan. Baekhoon justru akan memberikannya mimpi terburuk yang menjadi nyata sepanjang masa.

"Ah, iya. Tampaknya kau tidak mungkin bisa jalan."

Karena Juhee tetap bungkam, maka Baekhoon yang putuskan.

"Tidak ada pilihan lain kalau begitu....."

Melihat Baekhoon berdiri, Juhee hanya dapat memejamkan mata sambil meredam tangis dengan merapatkan bibirnya, juga menahan sakit. Namun tetap saja ia tidak dapat menahan jeritan kesakitan ketika Baekhoon menyeretnya, membuat kakinya yang bersentuhan dengan tanah menciptakan rasa ngilu yang mematikan.

Juhee sekarat. Ia butuh Dokter.

Setelah menderita sepanjang jalan dengan darah menetes, dalam setengah kesadarannya, Juhee melihat dirinya kembali lagi ke rumah itu. Dirinya dibiarkan tergolek di lantai bawah, matanya setengah terbuka, tenaga yang tidak memungkinkan, serta pandangan yang tampak buram.

MY MYSTERIOUS HUSBAND S2 · BBH (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang