44 ~ Daren's dessert

37.4K 1K 99
                                    

Daren tersenyum saat melihat tubuh Hilma yang terlihat naik turun dengan nafas memburu itu. Mereka bahkan belum memulai penyatuan, tetapi Hilma sudah keluar tiga kali akibat permainan tangannya. Sekarang, wanita yang ada di pangkuannya ini sedang menutup mata sambil menormalkan nafasnya.

"Mem- hahh memang kampret banget kakak."

Daren mengusap perut Hilma sambil mengecupi pipi itu. "Tapi enak kan?"

"Capek."

Daren terkekeh, ia meremas kedua payudara Hilma. "Balik badan, hadap aku."

"Sebentar."

Daren menggeleng, ia tidak bisa menunda waktu lama karena kejantanannya rasanya sudah ingin menyodok milik Hilma saja, tapi masih banyak yang ingin ia lakukan. Ia menggendong tubuh Hilma dengan posisi menyamping dan ia turunkan ke atas ranjang.

"Gak sabar banget ih!"

"Kamu gak liat ini?"

Hilma menatap tengah celana yang ditunjuk Daren. Ia meneguk ludahnya saat celana yang menggembung itu serasa akan merusak resletingnya. Dengan sadar Hilma mengarahkan tangannya ke sana, meraba sambil menatap Daren dengan bibir bawah yang ia gigit. Milik Daren rasanya selalu membuatnya gila, entah bentuk maupun rasanya.

Daren tersenyum kemenangan, menarik bibir bawah Hilma lalu mengelusnya dengan sensual. "Ini mau kontol aku, hmm?"

"Iya, tapi sebentar mau nafas dulu."

Daren mengangguk. Ia melepas kemejanya terlebih dahulu, lalu celananya langsung dengan celana dalam di depan wajah Hilma. Miliknya yang menegak itu ia elus-elus dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memasukkan jempol ke dalam mulut Hilma. Hangatnya bibir Hilma rasanya sudah bisa memuaskannya.

Hilma menyingkirkan tangan kiri Daren digantikan dengan tangannya. "Yess love aahh ... cuma tangan udah enak eemhh apalagi memek kamu ahh ...." Rasanya mendengar desahan Daren yang begini ia seperti perempuan murahan, miliknya di bawah sana sudah kembali basah! Ini reaksi alami tubuh atau dirinya saja yang terlalu bernafsu?

Daren melepaskan jempolnya hingga untaian saliva terlihat. Ia oleskan jempol basahnya ke puting Hilma, bergantian kanan dan kiri masih sambil mendesah. "Suck it, please. Love ahh ...."

Masih menggerakkan jarinya naik turun, Hilma perlahan bangun. Ia duduk di pinggir ranjang sisi kanan dan wajahnya persis di hadapan kejantanan yang memegang itu. Ia mengamati lebih dalam bentuk kejantanan yang membuatnya berteriak dan mendesah seperti tidak ingat dunia itu. Konbrut, begitulah trend comment yang sering Hilma baca di tiktok, dan mungkin itu yang menggambarkan kejantanan Daren.

Masih sambil menggerakkan jemarinya, Hilma menunduk dan menjilat dua bulatan milik Daren. Aneh, jujur ia paling jarang untuk menjilat area ini, tapi setelah dipikir-pikir kasihan area ini jarang mendapatkan kenikmatan. Lidahnya bergerak dengan gemas di bola Daren, lalu perlahan naik untuk menjilat batang kejantanan itu.

"Aaahhh sayanghh ... Masukin please emmhh ...."

Hilma melirik Daren dari bawah, rambutnya sudah dikumpulkan Daren di satu genggaman tangan lelaki itu. Ia memasukkan batang Daren ke dalam mulutnya dan benar saja Daren langsung menahan kepalanya agar kejantanan itu bisa masuk lebih dalam di dalam mulutnya. Ia menepuk-nepuk punggung Daren sambil menggeleng saat kepala kejantanan itu terasa di pangkal tenggorokannya hingga membuatnya tersedak.

Daren mendesah-desah keenakan, tangannya memaju-mundurkan kepala Hilma. Saat ia menunduk dan melihat wajah memerah sang istri, ia sedikit memundurkan pinggulnya dan mengelus pipi Hilma yang menggembung karena penuh dengan miliknya di dalam sana.

My DarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang