52 ~ Waktunya beraksi

20.3K 812 17
                                    

Hilma menatap tampilannya di kaca. Ia sudah lama menjadi istri Daren, bahkan sudah melahirkan Haraz, tapi melihat tubuhnya memakai lingerie merah dengan model tak biasa membuat semburat merah semakin terlihat di pipinya. Lingerie ini bukan pilihan Daren, ini ia beli iseng karena ingin melihat reaksi Daren saja.

Hilma menyempatkan diri mengambil kemeja putih Daren dan memakainya, ia tidak ingin memakai lingerie di depan jagoan kecilnya. Ia membuka pintu walk in closed dan ia tersenyum saat sudah tidak menemukan adanya Haraz di dalam kamar. Itu berarti Daren sudah menggendong Haraz untuk tidur di kamarnya sendiri.

Dengan ide nakalnya, Hilma langsung membuka seluruh kancing kemeja itu namun tidak menanggalkan dari tubuhnya. Kemeja itu tetap dipakainya dan hanya tersangkut di lengannya saja.

"Love besok ikut ak- wow ...."

Pemandangan luar biasa yang membuat mulut Daren terbuka lebar dengan mata yang memindai tubuh istrinya dari atas sampai bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan luar biasa yang membuat mulut Daren terbuka lebar dengan mata yang memindai tubuh istrinya dari atas sampai bawah. "Anjing ...." Daren langsung menepuk mulutnya saat ia menyadari apa yang baru ia katakan. "Enggak- bukan kamu anjingnya- ah enggak love- aku bingung otak aku blank harus respon kayak mana."

Hilma tertawa mendengar itu. Daren dan ucapannya yang gagap seperti itu menandakan bahwa lelaki itu benar-benar salah tingkah. Sekarang Hilma menghempaskan kemeja dari tubuhnya sehingga tubuhnya hanya dilapisi lingerie yang bahkan saat memakainya tadi Hilma kebingungan sendiri!

"Kamu definisi sexy red banget."

Daren yang sudah semakin mendekat ke arahnya membuat Hilma langsung menggeleng. "Stop, kakak gak boleh maju dulu."

"Sayang ... badan kamu dilapisi sama yang merah-merah buat iman aku lemah, kontol aku langsung bergairah, love."

Hilma tersenyum sambil menahan tawanya mendengar itu. Ia melirik bagian bawah Daren kemudian kembali membalas tatapan suaminya itu. "Buka baju kakak."

"Sure, untuk kamu apa yang enggak aku buka."

Hilma menggigit bibir bawah bagian dalamnya saat Daren tergesa-gesa melepaskan pakaian. Tidak aman sebenarnya jantungnya saat seperti ini, tapi ia ingin Daren tunduk dulu kepadanya sebelum ia yang hanya akan pasrah mengikuti permainan gila Daren yang tidak ada habisnya.

Tubuh telanjang dengan benda yang sudah berdiri di tengah-tengah kaki itu benar-benar sudah membuat mulut Hilma penuh dengan air liur yang siap untuk terjun saat ia membuka mulut. Hilma meneguk ludahnya dengan susah payah apalagi saat melihat Daren yang malah sudah memaju mundurkan tangan di miliknya sendiri. Benda panjang beradu dengan jari-jari panjang pemilik tubuh itu seperti perpaduan yang pas, pas membuatnya menjerit tidak karuan lebih tepatnya.

"Aahh love ... I want to fuck you eemhhh ...."

Tubuh Hilma bergidik mendengar itu namun ia berusaha untuk tetap pada niat pertamanya. Dengan tangan yang dilipat di bawah dada, Hilma perlahan maju mendekati Daren. Lelaki yang masih mengocok sendiri miliknya malah mengeluarkan smirk yang ia tau akan membuat tubuh Hilma melemah.

My DarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang