BAB 11 : Ke Rumah Sarah

116 71 29
                                    

Assalamu'alaikum teman teman.
Apa Kabar hari ini?
Semoga selalu sehat dan bahagia ya ><
Aamiin.

Cia, mau coba update cepat karena ini weekend,

Apa double up ya biar seru hehe..

Cia coba deh.

Sebelumnya, setelah kalian baca cerita ini, jangan lupa untuk ...
Follow, Vote, dan Komen <3

Terima Kasih ><

Terima Kasih ><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

.
.
.
.
.
.

"Jadi, om Fawaz tumbenan kesini?" tanya Azzura random. Mereka saat ini sedang bersantai di halaman belakang rumah, dengan beberapa cemilan yang tadi siang bunda buat. 

"Emang gaboleh om kemari?" seru Fawaz pada Azzura yang sedang duduk di antara kedua abangnya sambil memakan kue kering coklat yang tidak terlalu manis dengan topping kacang di tengahnya.

"Boleh kok boleh," sahut Azzura. 

"Beneran boleh?"

"Boleh om,"

Semua yang melihat hanya bisa menggelengkan kepala, adu mulut antara keponakan dan paman itu selalu terjadi ketika mereka bertemu. Apalagi saat Azzura masih kecil dan Fawaz belum memiliki teman hidup, mereka berdua sangat dekat, Azzura akan selalu ikut jika Fawaz pergi ke supermarket, untuk membantu menghabiskan uang paman pikir Azzura.

Kini, Fawaz sudah memiliki sepasang anak yang umurnya masih kecil, dan seorang wanita pendamping hidup yang bertemu saat masih di zaman sekolah.

Mereka bersama menghabiskan waktu malam dengan gembira, Azzura yang bermain dengan kedua anak om nya itu, sembari bertanya dengan kak Halimah bagaimana suasana di kampung halaman, karena Azzura juga sudah lama tidak berkunjung kesana.

"Umi Halim kok mau sih sama Om Fawaz?" tanya Azzura pada Halimah sengaja membesarkan suaranya agar terdengar oleh om nya yang sedang berbicara dengan ayah dan bundanya.

Halimah hanya bisa tertawa dengan kejahilan Azzura yang sama seperti suaminya itu.

"Kan om, memang ganteng, makanya umi mau sama om," sahut Fawaz daei jauh lalu menghampiri Azzura yang duduk bersama istrinya.

"Dih, pede abis," kata Azzura lalu berlalu meninggalkan Fawaz dan Halimah. Mereka berdua hanya tertawa melihat kelakuan anak bungsu kakaknya itu. Mereka berharap saat ini kebahagiaan selalu menyertai Azzura.

Malam yang bahagia itu, kini berganti menjadi pagi. Langit pun kini taampak lebih cerah dari biasanya. Cahaya mentari perlahan mulai muncul memancarkan sinar hangat nya. Merengkuh mereka yang masih bergelung selimut untuk segera bangun, untuk memulai aktivitas.

Bye, Helios! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang