BAB 18 : Penghujung Malam

181 97 142
                                    

Ayah Alhsam dan Bunda Maheera(Gambar dari Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayah Alhsam dan Bunda Maheera
(Gambar dari Pinterest)

Biar makin seru, dengerin lagunya Hafiz Hamidun ya judulnya "Jodoh Berdua". 
(Soalnya cia ngetik ini sambil dengerin lagu itu🤭)

"Kok gitu bun?" tanya Azzura kepada bunda, dia heran ketika ayah mengatakan menunggu selama sembilan puluh satu hari. Apa tidak terlalu lama?

"Iya dek, itu biar ayah yang cerita," ucap bunda melemparkan kepada sang suami agar dirinya yang bercerita pada anak bungsunya itu.

Bunda melihat sang suami sudah menyelesaikan makannya, begitu juga dengan bunda yang hanya tinggal satu suapan. Namun, tidak dengan anak mereka yang masih sedikit penuh isi piringnya.

"Dimakan dek," tegur bunda pada Azzura. Azzura yang ditegur langsung menyuap kembali makanan ke dalam mulutnya.

"Ayo ayah, cerita," seru Azzura setelah kembali menyuapkan makanannya. Kini piringnya sudah hampir kosong.

"Sebenarnya ayah menyimpan rasa kepada bunda," ayah mulai menceritakan kisah pertemuannya dengan sang istri dengan singkat.

"Bukan ayah saja, tapi bunda juga, dan ayah baru tahu ketika kami akhirnya bersama," lanjut ayah kembali, bunda sudah membereskan ruang makan, dan Azzura yang tetap fokus dengan cerita ayahnya tanpa beranjak sekalipun. Kini dihadapannya sudah ada toples kue kering sebagai teman untuk mendengar cerita kedua orang tuanya bertemu.

Saat ayah ingin melanjutkan, kedua abang Azzura tiba bersamaan dan langsung menghampiri ayah dan bunda untuk mencium tangan. 

Ayaz bertanya karena penasara, "Ada apa nih, kok masih ngumpul disini?" lalu ikut duduk disamping Azzura diikuti Naael juga. Tangan kanannya mulai ikut mengambil isi toples yang berada dihadapan adiknya itu, yang setelah itu dia mendapat pelototan dari adiknya, dan dibalas cengiran oleh Ayaz.

"Ayo ayah, lanjut lagi," pinta Azzura tak sabar.

"Kita juga mau dengarin deh," ujar Ayaz sambil melihat kearah abang pertamanya, lalu dibalas  anggukan setuju oleh Naael.

"Oke, ayah lanjut. Kami bertemu saat di madrasah aliyah. Pertama kali berjumpa, ayah dibuat penasaran dengan bunda. Bunda yang selalu tidak mau dekat dengan laki laki, kemanapun hanya dengan teman perempuannya. Jika ayah duduk di samping nya, bunda langsung memberi jarak agar tidak berdekatan," ayah menyeruput kopinya yang baru saja dibuat oleh bunda untuk menemani cerita malam ini.

Malam belum terlalu larut, sehingga mereka masih bisa melanjutkan perbincangan ini. Bunda juga membuatkan masing masing dari mereka kopi hangat, sedangkan untuk bunda dan Azzura, coklat hangat yang pas untuk malam yang sedikit dingin ini.

Naael dan Ayaz yang tadinya tidak terlalu fokus, kini menyimak cerita ayahnya dengan baik. Karena mereka berdua juga penasaran, bagaimana kedua orang tua mereka bertemu.

Bye, Helios! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang