bagian 1

29 4 2
                                    

Matahari berada tepat di atas kepala, jam menunjukkan pukul 11.45,kota jakarta sudah sangat berpolusi untuk ditempuh tanpa masker.

" Panas-panas gini enak nya sih minum es, na"
Ucapan itu berasal dari seorang gadis yang tengah menyandang tas sekolah nya.

Ia adalah aliza, seorang gadis cantik yang sangat dekat dengan seorang alana yang dikenal dingin namun baik.

"Lo mau sakit? Atau mati sekalian"
Ucap alana tanpa melirik aliza sedikit pun.

" Hey, apa itu sebuah sumpahan?lo ngedoain gua mati, na?astaga gua ngak nyangka "

Alana membalik kan mata nya, ya..tentu saja ini bukan kali pertama ia mendengar keluhan lebay dari teman nya itu.

" Oiya, gua ada sesuatu untuk lo"
Aliza menghentikan langkah nya begitu juga dengan alana, ia memandangi Aliza yang sedang sibuk mencari sesuatu di dalam tas milik nya.

" Cari apa? "

" Nih, huh hampir aja lupa"
Ucap Aliza sembari menyodorkan sebuah amplop berwarna putih.

" Ini apa? "

"Udah lo chek sendiri aja deh di rumah, disini panas banget gua mau cepat-cepat pulang"

Alana masih memandangi amplop itu,sebelum akhirnya ia masuk kan ke dalam tas nya dan kembali melangkah mengejar Aliza yang sudah duluan beranjak.

🐼🐼🐼🐼~~

Alana melepas sepatu nya dan memasuk kan nya ke dalam rak sepatu yang berdiri di samping pintu rumah , seperti biasa ia akan di sambut dengan senyuman milik bunda nya.

" Anak bunda udah besar ya"
Bunda nya mencium kening putri satu satunya itu, dan Alana membalas dengan senyuman tulus yang hanya ia berikan untuk bunda nya itu.

" Kalo aja ayah masih hidup, pasti dia bangga bangat liat Alana yang sekarang"
Ucap bunda nya lagi.

Deg.

Jantung ALANA seakan berhenti saat bunda nya kembali mengingat kan nya dengan mendiang ayah nya.

Alena berusaha terlihat tenang agar bunda nya tidak terbawa akan suasana yang alana rasakan saat ini.

" Bund, alana masuk dulu ya"
Kembali ia berikan senyuman manis milik nya.

"Iya, mandi trus solat ya sayang, do'ain ayah biar tenang disana"

Alana mengangguk lalu berjalan ke kamar nya.

Persis seperti yang di perintahkan oleh bunda nya, alana mandi dan segera solat ashar, ini adalah kebiasaan yang selalu di ajar kan oleh mendiang ayah nya dulu.

Dulu ketika mendiang ayah nya masih hidup ia selalu di ajar kan untuk jadi orang yang ceria dan dekat dengan agama, namun ternyata setelah kepergian ayah nya alana menjadi sosok yg begitu dingin dan sedikit bicara.

Ntah lah dia juga tak mengerti dengan diri nya yang sekarang, yang selalu ia pikirkan adalah...
— Apa ayah akan kecewa dengan dia yang sekarang? —

Alana meneteskan air mata nya saat pertanyaan itu kembali memenuhi ruang di kepala nya, sebuah pertanyaan yang selalu mampu membuat nya dihantam rasa kecewa dengan diri nya sendiri.

Seketika lamunan nya di sadarkan oleh sebuah pesan dari aliza.

*lo udah buka amplop nya na? *

Alana seketika teringat dengan amplop pemberian aliza siang tadi, ia segera merongoh tas nya untuk mengambil amplop itu.

Alana diam sejenak, memandangi amplop putih yang ia pengang,sesaat ia berpikir, ini dari siapa? Apa dari aliza?.

Namun pertanyaan itu terjawab dengan sebuah pesan dari aliza yang mengatakan bahwa itu adalah surat yang di titip kan mama nya tadi sebelum pulang sekolah.

Ya.. Alana hampir saja lupa bahwa sahabat nya itu anak dari kepala sekolah.

Dari sekolah? Apa yang membuat sekolah memberikan ia sebuah surat? Padahal ia tidak pernah menerima surat dari sekolah kecuali surat undangan untuk wali murid.

Ada keraguan dalam hati nya, sejenak pikiran nya melayang bebas membentuk pertanyaan yang membuat nya semakin takut untuk membuka surat itu, sesekali ia mengingat kesalahan yang ia buat belakangan ini, tapi rasa nya tidak ada, spp? Perasaan dia juga sudah bayar, apa ini sebuah surat panggil orang tua? Tapi kesalahan apa yang ia perbuat?.

Ah sudah lah ini tidak akan mengurangi rasa penasaran nya jika terus memandangi amplop itu.

Perlahan Alana membuka amplop putih yang ia pegang sejak tadi.

Dan......
Deg.

Jantung nya seakan terhenti melihat isi surat itu.
Setetes air mata  melunjur mulus di pipi bening milik gadis bernama Alana.

" Apa ini mimpi? Ya allah.. Apa ini mimpi!!?? "

Tubuhnya melemas saat kembali membaca surat yang ia pegang.
Sebuah surat yang menyatakan bahwa ia di pilih menjadi salah satu siswa undangan yang akan berkuliah di universitas impian nya.

"Université de Strasbourg?! Ya ampun bunda!!!! "
Alana berteriak saking gembira, hingga bunda nya masuk menerobos kamar Alana.

" Kenapa sayang? "
Tanya bunda nya dengan nada khawatir.

" Bunda alana di pilih jadi siswa undangan ke prancis!!!! "

" Universitas impian kamu itu? "

"Ia bunda!!! Di  Université de Strasbourg!!! "

"Allhamdulilah sayang... Kamu hebat bangat!! Bunda bangga punya anak kayak Alana"
Ucap bunda nya seraya memeluk anak kesayangan nya itu.

"Alana janji, alana bakalan sungguh-sungguh belajar, biar Alana juga bisa bawa bunda ke prancis"
Bunda nya semakin mempererat pelukan nya.

" Ngak usah pikirin bunda, liat Alana lulus sebagai sarjana dari prancis aja bunda udah bahagia banget "

Malam itu adalah malam yang paling di kenang oleh seorang Alana, malam dimana ia merasa bahwa Tuhan kembali peduli pada nya setelah ia kehilangan ayah nya.

"Prancis, tunggu aku disana!!!!!! "

_______what is it you alana______

Hai gais makasih banyak udah baca cerita aku!!!

Semoga kalian suka dan jangan lupa tekan bintangnya, biar cerita nya lanjut sampai end:)

Follow juga ig aku:

Sekali lagi makasih banyak🥰🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali lagi makasih banyak🥰🥰🥰

ArkalanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang