Bagian 4

16 1 0
                                    

"Lo benaran gapapa kan lan? Kalo ngak sanggup ikut ujian izin aja kan bisa, ntar gua bilangin sama mama gua"
Ucap aliza sembari meletakkan tangan nya di jidat alana.

"Gua gapapa kok za, tenang aja ntar gua juga sembuh kok"

"Tapi saran gua gak usah di paksain sih lan"
Alana tak merespon lagi, ia menyenderkan kepala nya pada dinding disamping tempat duduk nya.

"Ada juga untung nya kursi gua rapat sama dinding"
Ucap alana seraya membenarkan posisi nya.

Aliza hanya bisa diam melihat alana yang tertidur pulas, kayak nya alana benar-benar kecapean baget, sampai ngedengkur gitu. —batin aliza—
Aliza memang tak tau dengan apa yang terjadi sebenarnya tapi ia bisa merasakan bahawa Alana butuh orang yang suport dia, dan itu adalah dia,aliza diana altaran.

Bel masuk kelas pun berbunyi, aliza segera mbangun kan alana dari tidur pulas nya, sebenarnya ia tak tega tapi apa boleh buat sekarang lagi sekolah, dan ini bukan waktu istirahat.

"Lan.. Alana.. Bangun lan, itu guru nya keburu masuk ih"

"Hmm... Lima menit za, lima menit lagi"

"Alana ini lagi disekolah, mana bisa tidur"

"Ihhh lima menit doang kok za"

ana menutup mukanya dengan buku yang ada di atas meja,Aliza yang awalnya tak tega malah jadi ingin menumbuk Alana yang sedang tidur, ya memang kebiasaan Alana susah di bangunkan.

"Alana!!!! Bangun gak lo!!!"
Teriak Aliza di telinga Alana, dan itu membuat alana terbangun.

"Aliza.. Ini kuping gua mau copot tau!!! Main teriak-teriak aja!!!!!"

Dan ya, semua mata menuju ke mereka termasuk buk resi yang baru saja masuk.

"Alana! Aliza!!! Brisik ya kalian, lupa ini kelas iya?! Lupa kalian!!? "

Aliza dan Alana seketika diam tanpa suara dan dengan pasrah menundukkan kepala mereka.

"Kalian keluar aja, gak usah ikut ujian dengn saya!!!! "
Ucap buk resi tegas, dan tampak sangat marah.

"Buk.. Kita mintak maaf, gak maksud kok buk"

" Iya buk saya cuman bangunin Alana aja kok buk"

Buk resi keliatan berpikir, lalu menghembuskan nafas nya.

"Yaudah duduk di tempat duduk masing-masing, nanti pas jam istirahat kalian berdua bersihin kamar mandi guru yang di belakang mushola"

Alana dan Aliza mengangguk lalu kembali duduk di tempat mereka,semua mulai tenang buk resi pun membagikan kertas ujian.

" Matematika? Bukan nya sekarang IPA ya? "

Tampaknya bukan hanya Aliza yang keheranan,tapi semua siswa yang ada di kelas, semua masih diam namun ada juga yang ragu² bertanya.

" Buk, bukan nya ujian kita ipa ya, kok yang di bagiin matematika? "

Tanya salah seorang dari mereka, dia adalah alanka,siswa pintar saingan Alana,dan Alana selalu membenci alanka setiap ujian, karena alanka selalu jadi yang paling sigap, dan itu membuat Alana sangat tersaingi.

"Ni bocah buat gua geregetan anjirr"

Ucap Alana lirih , matanya menatap alanka dengan tatapan sinis, ada kebencian di dalam bola mata hitam milik nya.

"Kenapa sih lan, kan bagus kalo dia nanya kita semua dapat jawaban atas kebingungan kita ini"

"Tapi gua gereget, benci banget sama dia! ".

ArkalanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang