bagian 5

4 0 0
                                    

"Lan,bel sekolah udah bunyi tuh, pulang yok"
Dengan Hati-hati aliza membangunkan alana yang tertidur dengn posisi kepala di meja, hari ini alana sakit saat pelajaran matematika yang bertepatan jam terakhir.

"Lho, udah pulang ya? "
Tanya alana seraya menjauhkan kepalanya dari atas meja.

"Iya, lu udah enakan? Atau mau gua antar? "
Tanya aliza sembari berdiri dari duduk nya.

Alana menggeleng pelan, ia juga ikut bangkit dari duduk nya.

"Gua ada piket hari ini, lu pulang duluan aja za"

"Lu kan sakit lan, gapapa ya gua tunggu"

"Nggak usah, gua udah enakan"

"Emm.. Tapi, lo benaran udah gpp kan lan? Udah mendingan kan? "

"Iya, lagian lu ada latihan kan hari ini"

"Iya, yaudah kalo gitu gua duluan,"

Alana mengangguk dan perlahan aliza melangkah meninggalkan alana yang masih mematung di sana.

"Alana! "
Teriak seseorang dari arah belakang, ia membalik dan melihat tubuh tinggi itu semakin mendekati nya.

" Kamu belum pulang? "
Alana hanya diam menatap peria yang ada di depan nya, ya siapa lagi kalo bukan alanka.

"Belum, kenapa? "

"Mau bareng nggak? Aku mau singgah di toko buku,kata nya kamu suka baca jadi kek nya tau deh novel-novel seru"

Alana menarik nafas nya pelan, ia tak habis pikir, lelaki ini masih saja membuat nya seakan begitu di hargai, seakan dia masih sama, namun itu hanya pemikiran bukan kata hati.

"Gua hari ini piket, gak bisa nemenin lo"

"Gapapa gua tunggu"
Alanka menyingsing kan senyumnya sebelum akhirnya ia mengambil sapu dan membantu alana menyapu kelas.

Dejavu, ini kembali menjadi momen yang di ulang oleh alanka untuk kesekian kalinya,bagi alana ditunggu piket adalah momen paling menyenangkan untuk nya dulu, ingat itu dulu, dulu ya bukan sekarang.

"Lo gak usah repot-repot, gua bisa kok"

Alana ingin mengambil alih sapu yang di pegang oleh alanka, namun gagal.

"Gua cuman mau bantu lo Alana, karna lo sakit hari ini"

Deg.

"Aku cuman bantu kamu nana, kamu kan sakit.. Gapapa deh ya?!"

******

" Makasih ya, udah nungguin gua"
Ucap Alana yang berjalan sejajar dengan alanka.

"Alana masih sama ya"

"Ha? Maksud nya? "

"Iya masih sama, masih suka sok kuat, sok cuek, cantiknya juga masih sama, beda nya sekarang bukan punya aku lagi"

Alana diam, ia menundukan kepala nya, ada rasa bersalah dan benci yang menjadi satu dalam hati nya,jujur alanka gua masih sayang banget sama lo, tapi lo udah ngelakuin hal yang fatal.

"Ok alana, gapapa kalo lo belum mau terbuka buat gua, tapi bisa kan kita perbaiki pertemanan kita? "

Alana menghentikan langkah nya, ia sedikit bingung dengan jawaban nya sendiri.

"Cuman teman aja na, teman kok na"

Alana menyingsingkan senyum nya, lalu berbalik menatap bola mata hitam milik alanka.

"Cuman temanan kan? "
Alanka mengangguk, dan balik menatap bola mata Alana begitu dalam, seperti hal nya ia sangat rindu dengan bola mata itu.

"Iya, kita berdamai"
Ucap alana mengakhiri tatapan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArkalanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang