3

745 70 6
                                    

Akhirnya naraya selesai di dandani dan diantar oleh dayang untuk menemui sang pangeran.

Jasiel terpesona saat melihat naraya dengan wajah bersihnya.
Tapi jasiel kesal karena naraya menutupi matanya dengan kain lagi.

"Kenapa kau memakai kain itu lagi".

"Aku takut melihat tatapan orang".

"Kenapa dengan tatapan orang".

"Orang-orang menatapku dengan tatapan aneh".

"Siapa yang menatapmu seperti itu,akan ku congkel bola matanya".
Naraya mendengus mendengar ucapan jasiel.

Jasiel menarik naraya untuk duduk di hadapannya kini mereka berdua sedang berada di kursi taman yang banyak sekali bunga-bunga kesukaan ibunya.

"Kamu tidak cocok dengan kain ini"ucapnya melepaskan kain yang ada di mata naraya hingga menampilkan mata indahnya.

"Kenapa kau sangat peduli kepada ku".

"Karena kau telah membuatku jatuh cinta pada mu".

"Kau semudah itu jatuh cinta pada seseorang".

"Tidak,aku baru pertamakalinya merasakan jatuh cinta dan yang membuatku jatuh cinta adalah kamu"

"Kita berbeda".

Jasiel tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.ia membenarkan rambut naraya yang sedikit berantakan yang di sebabkan oleh angin.

"Aku tidak perduli dengan perbedaan,karena di mataku semua orang itu sama yang berbeda hanyalah wajahnya".
Naraya terpukau dengan perkataan jasiel,hingga ia tidak berkedip sedikitpun sampai dimana ia di sadarkan oleh jasiel.

"Kenapa kau melamun".

"Setauku orang-orang mengatakan jika kau pangeran jahat dan haus akan kekuasaan tapi yang sebenarnya kau adalah manusia yang baik".

"Ya semua orang mengira jika aku haus akan kekuasaan tapi kebenaran nya aku menguasai moonlight ini hanya perintah dari ibu ku"

"Jadi apa kau mau menjadi permaisuriku?"lanjutkan mendekatkan wajah nya ke wajah naraya.

"Aku tidak siap untuk itu".

"Bagaimana jika menjadi kekasih ku?"ucapnya semakin mendekatkan wajah pada naraya.
Naraya yang di tatap sedekat itupun gugup hingga pada akhirnya ya menceploskan satu kata tanpa sadar.

"Ya".

Jasiel memunculkan smirk nya dan menempelkan bibirnya pada bibir naraya.
Naraya memejamkan matanya tanpa sadar menikmati lumatan itu,ia bawa kedua tangannya dan mengalungkannya pada leher jasiel.

Naraya yang merasa akan kehabisan oksigen ia memukul pelan dada jasiel untuk melepaskan lumatannya.
Dengan terpaksa jasiel melepaskannya.
Naraya mengambil nafas sebanyak-banyaknya, jasiel yang melihat tingkah lucu naraya pun tertawa.










Moonlight [ Nomin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang