22

1.9K 190 20
                                    

***
Aliyyah masih tampak lelap dalam tidurnya, tak sedikitpun terganggu dengan pergerakan Lian.

Semalam Ia memang bangun menyusui dan mengganti popok Khaalid, Ia baru kembali tidur menjelang subuh tadi.

Pagi ini Khaalid kembali bangun dan menangis, Lian yang kebetulan sudah bangun sejak subuh akhirnya mengambil alih anak lelakinya itu.

Dengan telaten Lian menggantikan popok dan celana Khaalid yang sudah basah.

"Semalam miminya banyak yah jadi penuh terus popoknya" Lian berbicara seolah Khaalid mengerti apa yang dikatakannya.

Setelahnya Khaalid kembali memejamkan matanya dan tertidur.

Lian memberikan kecupan lembut pada kening Khaalid juga kening Aliyyah baru kemudian Ia bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Pukul 7 pagi Lian sudah selesai dengan kegiatannya menyiapkan sarapan. Ia kembali ke kamar hendak membangunkan istrinya.

"Loh..udah bangun Al ?"

Aliyyah yang masih terduduk mengumpulkan kesadarannya hanya bisa menganggukkan kepalanya. Otaknya masih sedikit linglung sepertinya.

"Cuci muka dulu gih terus kita sarapan mumpung adek lagi tidur"

"Eh, Mas..ini jam berapa sih ? Aku lupa belum nyiapain sarapan. Hari ini kamu pertama masuk kerja kan ?" Aliyyah nampak panik dan buru-buru beringsut dari tempat tidur.

"Hei..gak usah buru-buru gitu. Aku udah nyiapin sarapan kok"

"Kapan ?"

"Tadi..pas kamu lagi tidur"

"Ya Allah Mas..maafin aku yah. Padahal itu kan tugas aku. Aku bablas yah tidurnya"

"Gak kok..Mas yang harusnya minta maaf. Semalam Mas gak ikut bangun nemanin kamu begadang sama Khaalid"

"Gapapa..Mas semalam pasti capek kan baru pulang juga dari rumah Pak Ahmad"

Apa yang lebih menyenangkan daripada memiliki pasangan hidup yang saling mengerti dan saling tenggang rasa begini ?

Lian sangat bersyukur memiliki Istri seperti Aliyyah yang begitu memahaminya. Sebaliknya, Aliyyah juga begitu bersyukur memiliki suami seperti Lian yang tidak egois dan mau mengalah.

***
"Kamu yakin berani dirumah cuma berdua Khaalid aja ?"

Lian sudah siap dengan tampilan kerja kantornya.

"Berani Mas..tadi Ibu Ayu katanya juga mau mampir sebentar"

"Baguslah..kalau ada apa-apa kabarin Mas dan jangan ngerjain pekerjaan yang berat-berat. Tunggu biar Mas aja yang ngerjain pas pulang. Ngerti sayang ?"

"Iyaa..ngerti kok. Udah sana berangkat nanti telat. Ini hari pertama kamu kerja harus kasi kesan yang baik sama atasan"

"Yaudah..Mas berangkat yah. Jangan lupa kabarin Mas kalau ada apa-apa, jangan lupa makan siang juga. Insyallah jam 4 lebih Mas sudah pulang"

Lian mengulurkan tangannya dan disambut Aliyyah dengan mencium punggung tangannya yang dibalas Lian dengan mengecup kening istrinya.

"Ayah kerja dulu yah Nak..jadi anak pinter yah sayang. Doain semoga urusan Ayah lancar hari ini"

"Aamiin..ayok aku antar kedepan"

***
Dua orang perempuan cantik berhijab sedang duduk berhadapan di sebuah Cafe diseberang jalan rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Kamu yakin Nab..dr. Aro tau dimana keberadaan Kak Liyyah sama Kak Lian ?" Gadis berhijab putih khas bidan itu bertanya dengan raut seriusnya. Bertanya pada gadis berhijab hitam dihadapannya, Nabiya.

Dunia dan IsinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang