42

938 168 24
                                    

***
Aliyyah menghembuskan nafasnya berulang. Menatap lemas pada tumpukan pakaian yang terhambur diatas kasur.

"Astagfirullah.." ucapnya, kesekian kalinya.

"Na..Liyanaa..udah belum mandinya ?"

Teriak Aliyyah yang kesekian kalinya pula.

"Iya, Bun. Ini udah"
Muncullah Liyana dibalik pintu hanya menggunakan pakaian dalam.

"Lama banget mandinya Nak. Ngapain dulu kamu di dalam ?"

"Sambil latihan sedikit Bun..takut lupa gerakan"

Ada saja jawabannya.

"Yasudah..pakai bajunya. Ini kenapa semua bajunya dikeluarin sih ? Kamu cari apa ?"

"Cari baju buat dipakai tampil Bun"

"Astaghfirullah.." Aliyyah mau menangis saja rasanya. Anak ini benar-benar luarbiasa, subhanallah, masyallah tabarrakallah..

"Kenapa nyari baju lagi ? Ini kan bajunya udah ada dikasi dari sekolah. Itu bajunya semalam udah Bunda tunjukin. Bunda gantung di belakang pintu. Tuh liat"

Aliyyah menunjuk kearah pintu, disana sudah tergantung kostum yang akan dipakai Liyana hari ini. Aliyyah sudah menyetrikanya.

"Astaga..Liya lupa Bun heheh" Liyana menepuk keningnya dan memperlihatkan deretan giginya.

"Lain kali apa-apa tuh tanya dulu sama Bunda Nak. Sekarang liat hasil dari ke-soktahuan kamu. Berantakan semuanya"

"Heem..maaf bunda. Nanti Ayah aja yang beresin dan bunda gak boleh marah-marah nanti cepat tua. Oke, bunda cantik" ucap Liyana sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aliyyah lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya. Ini anak kenapa centil begini sih ?

Pintu kamar terbuka.

"Udah siap ?" Lian muncul dibalik pintu.

"Apanya yang siap Mas, lihat tuh anak kamu. Mandi aja dua puluh menit. Heran aku..ngalah-ngalahin aku di kamar mandi"

"Sorry Bunda..kan Adem udah bilang tadi tuh sambil latihan sedikit"

"Serah deh yah..udah Mas kamu bantuin aku beresin ini"

"Loh, kok aku ?"

"Ayaaah..Bunda mau bantu aku pake bajunya jadi Ayah yang beresin. Ayoklah ganteng.."
Lagi-lagi Liyana mengedipkan sebelah matanya.

"Astagfirullah Mas anakmu.."

"Ya Allah..awas kamu yah genit-genit ke orang lain, gaboleh. Sama Ayah dan Bunda aja yah..Ayah takut"

"Hahah..Ih gak Ayah. Bunda ayook..nanti kita terlambat"

"Yah kalaupun terlambat itu juga salah kamu"

"BUNDAAAAA..."

"Iya..segera tuan putri"

***
Mobil yang dikemudikan oleh Lian akhirnya sampai di gedung sekolah tempat lomba akan dilakukan. Masih tempat yang sama dengan tempat cerdas cermat yang diikuti Khaalid kemarin.

"Pelan-pelan Dek..grasak grusuk kamu tuh. Berantakan nanti riasannya"

"Sorry Bun..tapi, adek gak sabar mau ketemu teman-teman"

"Iyaa, sabar dulu. Pelan-pelan"

"Heem oke.."

Satu persatu penumpang mobil akhirnya turun. Ada Aliyyah, Nazira dan suaminya, Nabiya, Aro, dan Lian. Khaalid sudah ada disekolah sejak pagi.

Dunia dan IsinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang