“Terima kasih atas ketertarikan Anda dalam menyuntikkan dana pada tim organisasi kami, Mr. Lincoln. Banyak orang mengenal Anda sebagai pengusaha muda yang sukses, ini akan sangat bagus jika nanti banyak yang berniat menjadi sponsor kami.”
“Tidak perlu sungkan, Mr. Pablo. Mendiang ibuku juga seorang mantan penari es. Aku senang melakukannya.”
Hanya ketika Barbara menceritakan kesibukan Moreau sepanjang hari dan semua yang tertera di data pribadi gadis muda itu. Abihirt tiba – tiba tertarik melakukan kegiatan menantang. Banyak cerita tentang keanggunan ibunya, membuat dia selalu tertarik dan terpukau. Tak dimungkiri bahwa tubuh Moreau yang meliuk indah sedikit membangkitkan selera Abihirt yang usang. Sekadar terlibat ke dalam sesuatu—tampaknya—tidak akan cukup memberi Abihirt pengaruh.
Dia menatap Mr. Pablo dan menerima jabatan tangan pria di hadapannya. Kesepakatan sudah dimuat. Percakapan selesai. Dia perlu meninggalkan tempat ini setelah menyerahkan beberapa pekerjaan secara penuh kepada tangan kanannya. Lagipula, di lantai bawah sudah tak terlihat siapa pun di sana. Abihirt mengurungkan niat untuk menawarkan Moreau tumpangan. Juan Baker akan bersama gadis itu sepanjang hari. Tidak ada yang perlu diragukan lagi.
Secara tentatif langkah Abihirt melewati undakan tangga. Ponselnya bergetar di separuh jalan. Sambil nyaris tidak memperhatikan langkah kaki yang terangkat, Abihirt menggeser layar benda pipih tersebut. Satu pesan dari Barbara ... lagi.
Bukan sesuatu yang penting, tetapi itu cukup membuat kening Abihirt mengernyit.
[Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita berdua, Darling. Berharap kau bisa datang ke restoran malam ini.]
Rentetan kalimat tersebut diliputi alamat yang terungkap sangat jelas. Abihirt hanya membaca sekilas, lalu memastikan seluler genggam itu diselipkan kembali ke saku jas. Hampir saja, sesuatu terasa ganjil di bawah kakinya dan Abihirt segera menyingkir.
Perlahan dia membungkuk saat mendapati benda kecil yang tampak mencolok, kemudian mengulurkan tangan sekadar menyentuh. Sebuah anting dengan rantai panjang dan hiasan kupu – kupu. Bukan anting biasa. Kepunyaan siapa? Dia bertanya bingung seraya mencari ... paling tidak seseorang, pemilik, atau siapa pun itu. Tetapi di sini terlalu sepi.
***
“Cepatlah, Juan. Kita harus kembali ke gedung latihan. Aku masih khawatir soal antingku.”
Menyelesaikan kentang goreng dengan rakus, sekarang menjadi waktu tepat bagi Moreau mendesak Juan yang terlihat berusaha dengan tenang menyesap minuman terakhir di gelasnya. Pria itu berdecak putus asa, dan bagaimanapun tidak akan bisa menghindari kebutuhan atas janji beberapa saat lalu.
Mereka tidak memakai sepatu skate untuk berada di kafetaria, sehingga dalam balutan sepatu konvers biasa, langkah Moreau menuntut Juan supaya terburu lebih cepat. Pria itu hanya sesekali protes. Namun, ketika Moreau melirik sangat serius. Juan akan memutuskan tidak mengatakan apa – apa.
“Kau cari di sana, dan aku akan pergi ke bawah tangga.”~Dihapus Sebagian. Silakan Lanjut Baca di Goodnovel dengan Judul Perjanjian Terlarang~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempted by Stepdad
RomanceBetapa Moreau terkejut mendapati pria itu ada di hari pernikahan ibunya sebagai mempelai laki-laki. Seseorang yang dia ketahui: baru saja terlibat ke dalam hubungan satu malam bersamanya di hotel mewah. Dia cukup menyesal ketika datang terlambat ke...