Makan Malam

30 3 0
                                    

"Maaf, aku terlambat."
Setelah cukup terburu - buru menghadapi trafik jalan yang tegang. Abihirt mengambil posisi tepat saling berhadap - hadapan bersama Barbara. Dia mengamati wajah masam yang nyaris tak berusaha disembunyikan. Tampaknya wanita itu menunggu terlalu lama dari yang coba dipikirkan. Abihirt mengerti, dan dia harap Barbara seharusnya memahami bahwa meeting penting memang menyita waktu lebih sering, terlebih jika beberapa bagian tak terduga muncul mengisi rumpang - rumpang yang tertinggal di antara pembahasan serius.
Namun, di sini adalah Barbara. Abihirt mengerutkan dahi sebentar, bersikap sedikit tenang dan dewasa menghadapi wanita yang sedang marah. Membiarkan Barbara menunggu sendirian hampir setengah jam mungkin sudah menjadi bagian yang harus ditangani.
Sendirian.
Ya, barangkali itu juga perlu digarisbawahi.
Mata kelabu Abihirt bergerak. Baru disadari ternyata sepanjang waktu berjalan masuk ke dalam restoran dia telah melewatkan sesuatu yang ganjil di antara mereka. Keheningan nyaris tanpa satu pun pengunjung restoran.
Abihirt kembali mengunci wajah Barbara. Paling tidak ... situasi di sekitar memberinya petunjuk agar bisa mengatakan hal berbeda.
"Kau menyewa tempat ini?" Dia bertanya lambat. Serius menunggu kapan Barbara menanggapinya sebagai percakapan pertama.
Mula - mula wanita itu menghela napas kasar. Penuh rasa kesal, gerah, tetapi bagaimanapun Barbara tak ingin terlalu mengacaukan suasana hati yang sedikit terbakar panas. Dia tak senang menunggu, apalagi keterlambatan Abihirt telah melewati batas toleransi. Bersyukurlah, dia mencintai pria ini dan sedang mencari jawaban untuk suaminya.

~Dihapus Sebagian. Silakan Lanjut Baca di Goodnovel dengan Judul Perjanjian Terlarang~

Tempted by StepdadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang