Chapter 05

242 17 0
                                    

Ukiyo (n) "the floating world" living in the moment detached from the bothers of life.

Berlin Stadt, 10:45 PM

Langkah Alisa baru saja meninggalkan café tempat dia bekerja. Sungguh dia sudah terlambat jam kerja malam. Harusnya gadis itu tiba sebelum pukul 10 di kelab sebagai pelayan, namun kini habis lah dia. Bos tempat dia bekerja itu sungguh galak, jika dia terus-terusan terlambat bukan hanya pemotongan gaji yang dia dapati, tapi juga surat PHK.

Kaki kurus berbalut jeans itu berlari cepat melewati halte dan emperan toko. Napasnya terengah-engah. Suatu kebodohan yang dia lakukan adalah jarak antara café dan kelab cukup jauh. Berpikir untuk menuggu bus lewat pun sepertinya akan membuat seorang Alisa jauh lebih terlambat tiba di tempat kerja, hingga memaksanya harus melalui jalan pintas agar lebih cepat sampai.

Namun, dalam langkah cepatnya Alisa tak menaruh perhatian pada sekitar, karena fokusnya saat ini hanya cepat sampai ke tempat tujuan, dan tanpa dia sadari sebuah kawasaki H2 melaju cepat di aspal jalan dan berhenti tepat di hadapannya.

Gadis itu sontak terkejut. Dia mengangkat wajahnya, menukik tajam pada pemilik kendaraan roda dua dengan harga fantastis itu. Alisa melotot ketika mendapati wajah menyebalkan sejak kemarin terpampang nyata di hadapannya saat helm yang dia gunakan terlepas dari kepalanya.

"KAU!" Nada suara Alisa meninggi, seolah-olah dia berjumpa dengan sosok hantu di waktu seperti ini. Sang pemilik kawasaki itu hanya tersenyum mengerikan sekaligus menyebalkan. "Kurasa Berlin masih sangat luas, tapi mengapa aku selalu bertemu dengan dirimu? Kau ini hantu atau apa," decih Alisa sarkas.

"Hei, kau, setan kecil..." Suara sensual itu mengudara. Dia lah Jecha, pemuda yang disebut bastard prince oleh Alisa. Sang pemuja 'setan kecil'. "...kau yang selalu ada di setiap jalanku. Mengapa bukan kau saja yang enyah dari kota ini?"

"Aku? Apa kau tidak sadar? Kau yang lebih dulu mencari perkara denganku. Jangan karena kau seorang Adler kau bisa seenaknya." Alisa lagi-lagi mendecih hina.

"Wow, kau mengenal keluargaku rupanya. Aku tau, kau pasti mencari tau tentang diriku." Jecha memajukan wajahnya, lalu mengedipkan sebelah matanya dengan cepat. Kedipan nakal yang selalu berhasil meluluhlantakan fuad banyak gadis yang terpesona dengan karismatiknya.

"Dalam mimpimu," ketus Alisa tidak peduli, dan mulai bergerak meninggalkan Jecha.

Berurusan dengan pemuda sialan itu akan membuatnya lebih terlambat. Dia akan kena omel semalaman dari bos besar, lalu membersihkan kelab sendirian hingga benar-benar kinclong tak berdebu. Oh, verdammt.

"Aku antar," ucap Jecha dan membuat langkah Alisa berhenti. Dia menoleh dengan mata setengah terpicing. Menilik tak percaya. Pemuda itu pasti akan mengisengi dirinya.

"Tidak perlu. Kakiku masih lengkap untuk berjalan," tolak Alisa.

"Ya, dan kupastikan gajimu bulan ini akan segera kau terima, karena kau dipecat." Jecha menyapu lembut dagunya, seolah-olah tampak berpikir. "Dengan keterangan, seorang Alisa dipecat dari tempat kerjanya karena melecehkan pewaris Adler Company." Sebelah alis Jecha terangkat menunjukan kemenangan telaknya berdebat dengan Alisa.

"Kau gila. Aku tidak pernah merasa melecehkan dirimu," ketus Alisa tidak terima baik, menatap tajam seakan menyumpahi kekonyolan Jecha.

"Kau baru saja melakukannya." Alisa menatap dengan tampang bingung kali ini, dan membuat Jecha mengangkat dua tangannya membentuk tanda kutip di sisi kepala. "Gila." Dia tersenyum lebar.

Demi Tuhan, gadis itu benar-benar menyumpahi bastard di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia memutar balikkan fakta semudah ini dan membuat Alisa tersudutkan. Ya, kau dan kekayaanmu. Siapa yang tidak percaya dengan omong-kosongmu tadi, benak Alisa beradu dongkol.

ENIGMA • Liskook 18+ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang