Right For Me (7)

176 29 10
                                    

"Selamat pagi, Tuan Shin."

Xen yang tadinya ingin menyerobot Jehyun untuk masuk ke dalam lift lebih dulu menoleh, saat Junghoon menyikutnya dan menunjuk didepan sana.

Dimana Direktur Utama mereka, Shin Yechan, beserta Sekretaris dan beberapa orang yang ada dibelakangnya, berjalan memasuki koridor dari arah lobi menuju lift.

Membuat Xen, Junghoon, dan Jehyun yang baru saja datang bersama membungkuk dalam-dalam, sambil memaki di dalam hati karena sekarang ada dua orang yang menyalipnya memasuki lift. Alhasil, saat Tuan Shin berdiri di pintu lift sebelah kiri, menunggu, Xen, Jehyun dan Junghoon harus merelakan lift mereka yang sudah penuh itu tertutup dan naik.

Junghoon, si maknae, menghela napas. "Kita terlambat. Hari ini, pasti Sebin Hyung dan Taedong Hyung sudah ada di meja, menunggu kita, dengan wajah memalak."

Peraturan Divisi Pemasaran dengan anggota Taedong, Sebin, Xen, Jehyun, dan Junghoon, dan sekarang menambah Jaehan, mempunyai cara unik untuk memulai hari.

Setiap hari Rabu dan Jumat, mereka akan berlomba siapa yang tercepat sampai di ruangan, sepuluh menit sebelum masuk, akan mangkir dari membayar makan siang. Dengan kata lain, mereka akan makan siang secara gratis. Dengan sisa lainnya yang membayar.

"Jaehan-ssi sudah tau?" tanya Jehyun, kepalanya menoleh ke belakang, dan tersenyum lebar saat melihat Jaehan berjalan memasuki lobi. Ia melambai, dan memanggil. "Jaehan-ssi!"

Xen yang berada di sebelah kiri Jehyun, yang tepat bersebelahan dengan Yechan, menoleh. Membungkuk dan meringis, meminta maaf atas suara Jehyun yang memenuhi lorong. Sementara tangan kanannya mencubit paha Jehyun.

Pintu lift khusus petinggi terbuka, bertepatan dengan Jaehan yang sampai di depan lift karyawan.

Karena tidak tahan, Yechan menoleh. Ia menggigit bibir saat tatapannya bertemu dengan Jaehan yang langsung menunduk.

Jika Yechan tak salah lihat... pipi gembil pria itu merona?

Sial, lucu sekali. Batin Yechan.

"Tuan Shin?" suara Hwichan lagi-lagi memasuki telinganya. Tangan kanannya mempersilahkan Yechan memasuki pintu lift yang di tahan untuk terbuka.

Berdehem, Yechan mengangguk. Tangannya meraih dasi yang ada di lehernya. Agak melonggarkannya saat ia merasa udara di sekitarnya tiba-tiba saja panas.

Saat pintu lift akan tertutup, Yechan bisa mendengar salah satu karyawannya bicara. Jika Yechan tak salah, itu ditujukan pada Jaehan.

"Kau tau... biasanya... anak baru akan mendapat jatah mentraktir. Kau membawa uang banyak, kan?"

Yechan berdehem sekali lagi, menutupi tawanya yang akan keluar.

Astaga, apa mereka tidak tau siapa yang sedang mereka ajak bicara itu?

Tentu saja, Yechan tak cukup gila untuk mengatakan itu secara terang-terangan.

Sikutan pelan Yechan rasakan dari sebelah kirinya. Ia menunduk, menatap pada Hwichan.

"Kau yang kenapa?" Hwichan berbisik pelan, yang hanya bisa di dengar oleh Yechan. "Kenapa tersenyum sendiri? Apa kau menguping pembicaraan mereka? Aku juga ingin tertawa, Yechan-ah.

Baiklah, Yechan memang tidak bisa menganggap Hwichan biasa saja. Karena Kakak Sepupunya itu memang mempunyai selera humor yang tinggi.








•right for me•




Hangyeom menatap tumpukan kertas di mejanya dengan helaan napas, lagi dan lagi.

Right For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang