07. CALON MANTU

1.2K 131 459
                                    

Vote dulu nanti lupa!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

07. CALON MANTU

----

Sudah hampir satu jam Dewangga masih betah pada posisinya yang menempati sofa ruang keluarga sambil menonton kartun kesukaannya yaitu kartun spongebob. Berbeda dengan Jihan yang sejak tadi fokus menghadap laptop karena sedang mengerjakan tugas kuliah. Semenjak berkuliah dan mengambil jurusan kedokteran, Jihan lebih di sibukkan dengan tugas-tugas kuliah. Namun Jihan menjalaninya dengan happy mengingat bahwa menjadi dokter adalah impiannya. Tidak lama datang Raga yang ikut bergabung di ruang keluarga. Laki-laki itu terlihat membawa segelas kopi yang diletakkannya di atas meja.

"Semenjak kuliah Papa tidak pernah melihat kamu sibuk mengerjakan tugas. Awas saja kalo nilai-nilai mata kuliah kamu berantakan," ujar Raga ketika melihat Dewangga justru asik menonton TV.

"Kalo orang pinter ngerjain tugas nggak lama. Sebentar aja selesai. Makanya selama ini Papa nggak pernah lihat aku ngerjain tugas," sahut Dewangga tanpa mengalihkan matanya yang fokus menonton TV.

"Papa hanya mengingatkan. Kalau kamu sudah merasa pintar berarti sekolah dan bimbel kamu selama ini tidak sia-sia," ucap Raga.

"Tadi Jihan mau aku bantu ngerjain tugas tapi dia nggak mau. Padahal sekali kedip tugasnya bisa aku selesain." Dewangga berucap sombong.

Jihan mengalihkan perhatiannya melihat kearah Dewangga. "Kalo lo yang ngerjain tugas gue, lo yang pintar gue yang bodoh."

"Dari dulo lo udah bodoh. Tapi sok-sokan ngambil jurusan kedokteran," celetuk Dewangga.

"Enak aja ngatain gue bodoh. Waktu masih SMA dulu gue selalu juara kelas. Lo juga kalo nggak kebantu bimbel bertahun-tahun waktu sekolah pasti lebih bodoh dari gue," balas Jihan tidak terima.

Raga menegur Dewangga. "Sudah jangan berantem. Anak Papa dua-duanya pintar. Seharusnya kamu tadi nggak boleh ngomong gitu sama Jihan. Kalian itu saudara jadi tidak boleh saling mengatai."

"Tuh dengerin kata Papa," ucap Jihan setelah mendapat pembelaan dari Raga.

Dewangga mendekati Jihan kemudian mengacak rambut perempuan itu. "Iya maaf. Gue nggak akan ngulangi lagi."

Raga tersenyum melihat interaksi kedua anaknya. "Papa harap kalian berdua selalu rukun dan saling menyayangi."

Keduanya kompak mengacungkan jempol. Sebagai saudara memang harus rukun dan saling menyayangi. Pertengkaran kecil memang sering terjadi tapi pada dasarnya pertengkaran seperti itu yang membuat hubungan keduanya semakin dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEWANGGA DAN CINTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang