Prolog

4.6K 346 220
                                    

Halo semua. Selamat membaca cerita aku yang keempat. Semoga suka💐

Vote dulu nanti lupa!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Dewangga berusaha menyamakan langkah kakinya dengan perempuan yang berjalan cepat di depannya. Tangan perempuan itu ia cengkal hingga langkahnya pun terhenti.

"Lepas!" Rena memberontak agar Dewangga melepas cengkraman tangannya.

"Balikin dompet gue," ujar Dewangga.

"Gue nggak ngambil dompet lo," elak perempuan itu.

"Lo pikir gue bodoh. Gue tau lo yang ngambil dompet gue. Luarnya doang cantik aslinya copet," ucap Dewangga.

Rena kembali memberontak. "Gue bukan copet."

"Masih ngelak juga kalo lo sebenarnya copet. Apa perlu gue laporin lo ke polisi. Cewek copet kayak lo nggak boleh di biarin berkeliaran."

Rena melihat Dewangga dengan tatapan memohon. "Gua mohon jangan laporin gue ke polisi."

"Kalo nggak mau gue laporin ke polisi balikin dompet gue," ujar Dewangga.

Rena mengambil sebuah dompet dari dalam tasnya lalu ia berikan kepada Dewangga. "Gue balikin."

Dewangga menerima dompet yang di berikan kepadanya. Dompet itu benar miliknya. "Dari awal gue yakin kalo lo yang ngambil dompet gue."

Rena memalingkan wajahnya. "Gue lagi butuh uang buat pengobatan nyokap gue."

Dewangga melepas tangannya yang mencengkram tangan Rena. "Butuh berapa? Siapa tau gue bisa bantu?" 

"Biayanya besar. Nggak mungkin ada orang yang mau bantu biaya sebesar itu," ucap Rena kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Dewangga.

Melihat Rena hendak pergi meninggalkannya lantas Dewangga kembali mencengkal tangan Rena. "Gue ada penawaran menarik buat lo."

Rena memutar tubuhnya menghadap Dewangga. Sehingga tatapan mata keduanya bertemu. "Penawaran apa?"

"Jadi pacar gue," jawab Dewangga.

Rena terkejut. "Lo gila!"

"Kalo lo mau ada imbalan dari penawaran yang gue kasih. Gue yakin lo lagi butuh uang buat pengobatan nyokap lo," ujar Dewangga.

Rena terdiam beberapa saat, dirinya memang sedang membutuhkan uang dengan jumlah  banyak. Mendengar penawaran yang Dewangga berikan membuatnya tertarik. Tapi apakah benar Dewangga akan membayarnya jika ia mau menjadi pacar laki-laki itu.

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Tolong jadi pembaca yang baik dan menghargai penulis. Pastikan tinggalkan vote atau ikut meramaikan komen sebelum lanjut bab selanjutnya. Kalau nggak mau meramaikan komen minimal vote. Vote di pastikan gratis tanpa di pungut biaya!

Lanjut nggak?

500 komen + 500 vote untuk update chapter selanjutnya!

Spam next!

Spam semangat update!

Spam emot ❤️

Jangan lupa follow dan share cerita ini kesemua teman-teman kalian!

Follow juga dua akun di bawah ini👇🏻

TikTok : natsya.wp

Instagram : natsya.story

See you next chapter!

DEWANGGA DAN CINTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang