PROLOG

5.2K 606 25
                                    

Sofia masuk ke dalam Rumah besar dan mewah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sofia masuk ke dalam Rumah besar dan mewah itu. Dirinya tak berhenti mengagumi desain rumah modern tersebut. Ia masih tak percaya bahwa dirinya akan tinggal di tempat ini sementara waktu untuk menjadi pengasuh bayi lucu berusia Lima bulan yang bernama Kenzo Julian Mahendra.

Kenzo sendiri merupakan putra dari seorang konglomerat di negeri ini, namanya Arshaka Mahendra, keturunan konglomerat dari keluarga Mahendra yang cukup terkenal di negeri ini. Shaka -Panggilannya, sebelumnya menikah dengan seorang selebriti papan atas, bernama Chelsea Aurelia. Mereka dikaruniahi seorang bayi tampan yaitu Kenzo. Namun sayangnya keduanya memutuskan berpisah satu bulan yang lalu, padahal Kenzo masih bayi.

Sofia tidak berhak menghakimi keduanya, mungkin mereka memang memiliki alasan yang kuat untuk berpisah. Yang terpenting saat ini adalah, bahwa dia telah dipekerjakan untuk mengasuh bayi itu.

Sofia berusia 20 tahun, sebenarnya, dia sudah bekerja di sebuah rumah orang kaya lainnya sebagai pengasuh bayi juga, namun, ibunya memintanya berhenti dan menyuruhnya untuk bekerja dengan Pak Shaka.

Ibu Sofia adalah pembantu rumah tangga di rumah keluarga besar Mahendra. Karena tahu bahwa Pak Shaka membutuhkan pengasuh bayi, maka ibunya mengajukan Sofia untuk menempati pekerjaan itu. Semua itu karena ibunya sudah mengenal keluarga Mahendra sejak lama. Dia sudah puluhan tahun bekerja di rumah keluarga ini. Ditambah lagi, Sofia pernah bercerita pada sang ibu jika majikannya dulu memperlakukannya dengan perlakukan yang kurang baik. Karena itulah ibunya ingin Sofia bekerja dengan Pak Shaka saja.

Kini, berakhirlah Sofia di rumah pribadi Pak Shaka. Dia segera disambut pembantu rumah tangga yang ada di sana lalu segera diantar menuju ke kamarnya yang berada tepat di sebelah kamar bayi.

Kenzo sebenarnya jjuga sudah memiliki pengasuh, namun tampaknya bayi itu selalu saja rewel, membuat orang tuanya beberapa kali mengganti pengasuhnya. Kini, berakhirlah Sofia yang menjadi pengasuh bayi itu.

"Ini kamar Mbak Sofia. Kamar bayi tepat ada di sini," jelas Bi Minah seorang ART yang mengantar Sofia sampai di kamarnya.

"Uum, kalau misalnya saya tidur sama Tuan Kenzo saja nanti, apa tidak apa-apa, Bi?" tanya Sofia.

"Tapi Mbak, ranjang Tuan Kenzo itu ranjang bayi. Nggak akan bisa ditidurin orang dewasa."

"Itu, maksud saya, kalau misalnya Tuan Kenzo rewel, boleh kan saya bawa tidur di kamar saya?" tanya Sofia lagi.

"Ya, boleh-boleh saja sih Mbak, selama Tuang Kenzonya berhenti rewel," jelas Bi Minah.

"Kalau begitu, apa saya sekarang boleh lihat Tuan Kenzonya?" tanya Sofia lagi.

"Boleh Mbak, mari silahkan..." ajak Bi Minah. Kemudian Sofia diajak masuk ke dalam kamar bayi. Terlihat seorang bayi tampan tengah tertidur pulas di sana.

"Pulas banget Bi, tidurnya," komentar Sofia pelan-pelan.

"Iya, Mbak. Tadi rewel kayak biasa. Untung bisa tidur, biasanya rewel sampek malam, Mbak," jelas Bi Minah.

"Oh iya, sebagai informasi, yang tinggal di rumah ini ada delapan orang, Tuan Kenzo, Pak Shaka, ada saya Art yang paling tua, lalu ada Mbak Rani dan Mbak Dewi, kerjanya juga sama bersih-bersih dan bantu masak. Pak Yanto satpam, Pak Didin tukang kebun, sama Pak Ujang, sopir rumah. Nanti ditambah sama Mbak Sofia," jelas Bi Minah lagi.

Sofia mengangguk. "Baik, Bi..."

"Mbak Sofia jangan sungkan-sungkan nanti di sini, kalau mau apa-apa bilang saja. Lagi pula, Pak Shaka jarang pulang. Hari ini juga palingan tidak pulang."

"Tidak pulang? Uumm, apa pulang ke rumah Ibu Mega, ya?" tanya Sofia. Mega Mahendra adalah Ibu Shaka. Sofia sendiri cukup mengenal Mega Mahendra, mengingat perempuan paruh baya itu adalah majikan ibunya, dan Sofia dulu sering diajak sang ibu ke rumah keluarga Mahendra.

"Kurang tau, Mbak. Kayaknya sih kerja, yang jelas, Pak Shaka jarang ada di sini," jelas Bi Minah.

Sofia mengangguk. "Ohh baiklah kalau begitu."

Tiba-tiba, Kenzo merengek, lalu tak lama, bayi itu mula menangis. Tanpa banyak bicara Sofia segera mendekat, kemudian meraih tubuh Kenzo, lalu menimangnya dalam gendongannya. Awalnya, Kenzo masih menangis, kemudian tak lama bayi itu mulai menikmati timangan dan dekapan lembut Sofia.

Kenzo mulai tertidur lagi bahkan tanpa meminum susu dari dotnya dan hanya bermodalkan timangan dari Sofia. Bi Minah menatap Sofia dengan takjub.

"Wah Mbak, kayaknya Tuan Kenzo nyaman sama Mbak Sofia, langsung tidur lagi bahkan tanpa nyusu," ucap Bi Minah.

Sofia hanya tersenyum menanggapinya. Lalu dia kembali fokus menimang Kenzo. Ditatapnya lekat-lekat bayi mungil itu, lalu dia merasakan rasa sayang yang sulit diungkapkan oleh kata-kata...

****

Malam itu, Shaka baru pulang ke rumahnya setelah tiga hari tidak pulang. Ya, sejak bercerai dengan istrinya ―Chelsea, Shaka memang hampir tidak pernah pulang ke rumahnya. Semua itu karena rumah tersebut memiliki banyak kenangan bersama dengan mantan istrinya itu. Ditambah lagi, tangisan Kenzo yang rewel membuat kepalanya semakin pusing.

Shaka tahu bahwa dia bukanlah ayah yang baik, karena dia meninggalkan putranya sendiri, padahal dia tahu bahwa putranya rewel mungkin karena membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Nyatanya, Shaka tidak sanggup memberikannya.

Dengan lelah, Shaka menuju ke kamarnya. Kemudian, dia merasa ada yang berbeda. Biasanya, dia akan mendengar tangisan bayi, rengekan, atau sejenisnya. Namun kini, sepi, sunyi, seolah-olah tak ada bayi di rumah ini.

Shaka berjalan cepat menuju ke kamar Kenzo. Dia membukanya, kemudian melihat kamar itu kosong.

Dimana putranya? Tanyanya dalam hati.

Samar-samar, Shaka mendengar seorang perempuan tengah bersenandung dengan suara merdunya. Shaka mengikuti sumber suara tersebut yang berasal dari kamar Nanny, tepat di sebelah kamar bayi.

Shaka membuka kamar itu, lalu dia melihat seorang perempuan muda tengah menggendong Kenzo sembari bersenandung.

"Siapa kamu?" pertanyaan bernada dingin dari Shaka tersebut sontak membuat perempuan itu membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Shaka.

"Pak Shaka?" sapa perempuan itu.

"Kamu siapa?" tanya Shaka lagi.

"Uumm, saya Sofia, Pak. Putri Bi Tina, Art di rumah keluarga Pak Shaka," jelas Sofia memperkenalkan diri.

Sofia memang beberapa kali pernah ke rumah keluarga Shaka. Dia beberapa kali pernah melihat Shaka, namun tentunya pria ini tidak pernah memperhatikan kehadirannya.

Shaka mengamati Sofia dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Baginya, perempuan ini tampak sangat muda, jauh lebih muda darinya. Namun, Sofia tampak keibuan dan cekatan menggendong Kenzo.

Terdengan suara rengekan Kenzo, dan secepat kilat Sofia menimang Kenzo, membuat bayi itu kembali diam dan mulai tidur lagi.

Di tempatnya berdiri, Shaka tak bisa berhenti mengamati Sofia. Ada sesuatu dalam diri perempuan itu yang membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Sesuatu terlarang yang seharusnya tidak dia rasakan.

Sial! Kendalikan dirimu, Bung!

"Kalau sudah selesai, kembalikan dia ke tempat tidurnya," ucap Shaka yang suaranya entah kenapa tiba-tiba terdengar serak dan berat.

"Baik, Pak," jawab Sofia dengan sopan.

Lalu dengan enggan, Shaka mulai meninggalkan kamar Sofia. Sial! Kenapa harus perempuan ini yang menjadi pengasuh bayinya? Kenapa harus Sofia?

-TBC-

THE NANNY AND THE DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang