Di labirin malam neon ini,
Seorang remaja berkelana dengan hati tersesat,
Jiwanya telah dibayangi sunyi,
Merindu akan retakan masa yang lewat.Matanya bagai dua telaga senja biru,
Memandang jauh melampaui arus,
Menuju cinta yang dulu suci dan syahdu,
Tersimpan lembut dalam pelukan waktu.Tawanya seperti lagu perak,
Berbisik melalui angin muson timur,
Melodi yang bertahan lama,
Namun meninggalkan hatinya di lahan gersang.Dengan setiap kasih dia mencari,
Sentuhan bayangan dari tahun-tahun silam,
Namun api gairah kini dingin dan mati,
Tak menyulut bara, tak keringkan tangisan malam.Dia menari di antara kerumunan yang berlalu,
Wajah-wajah cerah tapi hati yang palsu,
Setiap kisah cinta dengan lagu yang hampa,
Mimpi sekejap yang tak pernah diperbarui.Dia memimpin mereka dengan pesona kelabu,
Melalui koridor kesenangan teramat singkat,
Namun di matanya, bayangan menyimpan,
Jeritan sunyi dalam malam tanpa akhir.Hati-hati mereka, ia hancurkan satu per satu,
Mencari penghiburan meski tiada yang ditemukan,
Untuk gema yang hilang, ia terbelenggu,
Jiwa yang terhantui, dalam penderitaan berlaku.Di senyap senja, sendiri ia menghadap,
Relik cinta yang pernah dikenali,
Meski dia berjalan di panggung dunia yang terang,
Hatinya terpenjara dalam sangkar waktu yang benderang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana - Antologi Puisi
PoetryRenjana adalah sebuah antologi puisi yang menyentuh setiap sudut jiwa, menyelami kedalaman perasaan dan menghidupkan imajinasi. Melalui bait-bait yang penuh makna dan metafora yang indah, setiap puisi dalam buku ini menyampaikan bisikan hati yang pe...