__________
_____20.48
10 missed call
28 unread message
• • •
"Oniel kemana, sih? Tadi sore izinnya cuman mancing, kok sampe malem gini belum pulang," gerutu Indah yang terus menelfon pasangannya itu.
"Mamaaa, Papa kemana? Aku ngantuk, mau tidur sama Papa Mama."
Kathrina—atau yang biasa dipanggil Atin, salah satu anak mereka masih terjaga sampai malam. Ia masih menunggu Papa nya kembali, sementara saudaranya yang lain sudah masuk ke alam mimpi mereka masing-masing.
"Aduh, sabar ya, Atinn. Bentar lagi Papa pulang, kok. Kamu tidur duluan aja, yang lain aja udah pada tidur, loh."
Kathrina melihat ke sekeliling rumah, meneliti tiap sudut ruangan. Benar, malam ini sunyi. Bahkan tidak ada suara game dan teriakan dari kamar Adel—sang kakak yang terbiasa bangun sampai larut malam.
"Yaudah, Mama mau ambil extra bed di gudang. Kamu tunggu kamar Mama dulu, ya?" Katharina hanya mengangguk paham.
• • •
"Di ganti dong itu lagunya. Yok bareng-bareng nyanyi lagi kita."
Suara medok itu menggelegar di seisi ruangan karaoke. Rupanya Oniel sedang bercanda ria bersama teman-temannya, meliputi Zee, Gita, dan Muthe.
Pesona, indah wajahmu. Mampu mengalihkan duniaku
Mereka semua bernyanyi mengikuti lirik yang ada di layar karaoke. Sementara Oniel, mendadak tertegun dan membeku di posisinya.
Ia bergegas mengambil handphone miliknya di atas meja.
"Wadoh!" panik Oniel dengan nada medoknya itu.
Zee langsung mematikan musik, agar bisa mendengar apa yang Oniel ucapkan.
"Kenapa, Pak?"
"Indah!"
"Iya, pesona indah wajahmuu," celetuk Muthe.
"Aduhh, bukan! Indah nelfon aku daritadi, aku ga angkat telfonnya."
Zee, Gita, dan Muthe—memandang satu sama lain.
"Gua ga ikut-ikutan," ucap Zee dengan tangan yang dia angkat keduanya.
"Iya, kamu gausah ikut, Aku mau pulang. Udah ya, pamit." Oniel langsung melenggang pergi dari ruangan karaoke itu.
Saat ini waktu telah menunjukkan pukul 01.29 malam. Tentu saja ia panik tak karuan. Belum lagi ia mendapati banyak missed call dan pesan yang belum ia baca.
Masuk ke dalam mobil, Oniel menancapkan gasnya untuk membelah jalanan kota malam ini.
-
-
-
Oniel sengaja memarkikan mobilnya di lapangan dekat rumahnya berada. Ia takut ketahuan jika pulang semalam ini.
Dengan kaki yang jinjit dan jalan mengendap-endap, ia bersiap membuka pintu rumahnya yang nampaknya tak terkunci.
Oniel mengintip lewat jendela, rumahnya sudah gelap gulita dan tak terlihat satu orang pun disana.
Citt!
Kriett!
"Shutt!"
Oniel menutup mulutnya dengan satu telunjuk, mengisyaratkan pintu itu untuk tak bersuara kencang.
Perlahan ia mulai menyalakan lampu dengan saklar.
Klek!
"Dor!"
"Eh, ayam-ayam!"
Oniel menengok ke belakang, rupanya itu adalah Lulu—anak sulungnya.
"Shuttt! Mama udah tidur belum?" bisik Oniel pelan.
"Uda—"
"Apanya yang udah!" Indah menyambar dari belakang dengan Kathrina dan Marsha yang membuntuti.
"E-eh, Indah... Sayang, kita tidur dulu yuk?" Oniel mengalihkan perhatiannya pada dua anak gadisnya itu.
"Gak! Kak Lulu, tolong Adeknya dianter ke kamar Mama." Lulu pun menggandeng dua Adiknya itu—menuju kamar orang tuanya.
"Bagus, bagus, ya? Anak-anak daritadi nungguin. Kathrina melewati batas jam tidurnya karna nungguin kamu!"
Oniel hanya tertunduk. Jika Indah sudah seperti ini, maka tak ada kata-kata yang dapat menyangkal amarah gadis berdarah Jambi itu.
"Maaf."
Hanya kata itu yang dapat terlontar dari mulut Oniel.
"Tadi habis mancing aku diajak Azizi karaoke," jelas Oniel dengan pandangan yang masih tertunduk kebawah.
"Sama siapa aja?"
"Kak Gita, Kak Muthe, sama Azizi. Udah mereka doang."
"Kamu ga bohong, kan?"
"Serius, Ndah! Dua rius malahan."
Oniel memperagakan angka dua di tangannya.
"Ck, kali ini kamu aku maafin. Kalo sampe ngulangin lagi, sofa ini," indah menunjuk sofa ruang tamu, "jadi kasur kamu!" jelasnya dengan tegas.
"Iya, siap! Janji ga ngulangin."
"Sama satu lagi, biasain izin dulu, atau minimal kalau aku telfon diangkat, ya?" Oniel mengangguk.
Karna waktu yang semakin larut, Indah langsung menggandeng Oniel ke kamar. Tak ada waktu lagi untuk marah lebih lama, ia sudah lelah dan mengantuk.
"Kamu bersih-bersih dulu. Jangan sentuh anak-anak sebelum kamu udah bersih!"
Oniel mengangguk paham. Ia langsung menurunkan barang-barangnya dan mengambil handuk—lalu masuk ke kamar mandi.
Oniel hanya memakan waktu 10 menit untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang ia gosokkan ke rambutnya.
Oniel menatap teduh istri dan anaknya yang masih tertidur pulas itu. Setelah selesai mengeringkan rambut, Oniel mengambil tempat di samping anak-anaknya.
Oniel mengelus rambut anak-anaknya sayang.
"Maafin Papa, ya, Nak?" bisik Oniel pelan. Terasa matanya mulai berat, Oniel mulai menutup mata dan masuk ke alam mimpinya.
End.
____________
______Thanks buat yang udah baca dan vote, stay tune terus buat OS selanjutnya
Bye-bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT JKT48
Fanfiction! fiksi 100% ( 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗸𝗲 𝗿𝗲𝗮𝗹 𝗹𝗶𝗳𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗼𝘀𝗶𝗮𝗹 𝗺𝗲𝗱𝗶𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗷𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝘂 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿) ! gxg ! Some stories contain h-word, mature content (𝗯𝗶𝗷𝗮𝗸𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝗰...