Saat itu, penampilan Force sudah menunjukkan tanda-tanda akan menjadi orang dewasa—alisnya tajam bagaikan mata pedang, hidungnya mancung dan tinggi, matanya yang terbuka seperti lipatan kelopak, indah namun dalam.
Saat Book menatapnya, dia tiba-tiba merasakan rasa aman dan kepuasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tepat pada saat itu, dengan bunyi berderit, pintu ruang pemeriksaan terbuka.
Seorang dokter jangkung berjalan mendekati Book, wajahnya terhalang cahaya sehingga tidak dapat melihat ekspresinya dengan jelas. Book hanya ingat dokter itu memberinya selembar hasil tes, sambil berkata, “Hasilnya sudah keluar, dan Anda memang Omega. Namun…”
Tubuh Book tiba-tiba bergetar, pikirannya langsung kabur. Dia hampir tidak mendengarkan kata-kata dokter tentang "Anda terlambat di golongkan, perhatikan kesehatan kelenjar anda" dan peringatan serupa.
Dia bahkan tidak sanggup menerima laporan tipis itu; Force-lah yang mengulurkan tangan dan mengambilnya.
Force mencengkeram erat pergelangan tangan Book, menariknya keluar dari rumah sakit, dan kemudian mereka berdua menundukkan kepala bersama untuk membaca kata-kata pada laporan itu.
Di kertas seputih salju itu, jenis kelaminnya tertulis jelas: Laki-laki, Omega.
Book teringat bahwa hari itu sangat mendung; awan tebal menekan seolah ingin menghancurkan tulang punggungnya.
“Bagaimana ini mungkin?” Force mencengkeram laporan itu, garis-garis wajahnya menegang, bibirnya terkatup rapat, ekspresi yang tidak bisa digambarkan sebagai marah atau serius. “Bagaimana kau bisa menjadi Omega? Kau bahkan tidak punya bau, sialan.”
Tidak dapat menahannya, Book mengangkat kepalanya, menatap Force dengan bingung.
Dia bukan hanya seorang Omega.
Dia adalah Omega tingkat E.
Tingkat kelenjar berkisar dari tinggi ke rendah seperti SABCDE, dan ia berada dalam kategori terendah.
Ia ditakdirkan tidak memiliki feromon yang kaya, tidak memiliki sistem reproduksi yang sempurna. Ia memang Omega yang tidak memenuhi syarat.
“Jadi, kau akan mengalami birahi.”
Force menatap lekat-lekat perkiraan tanggal Heat pada laporan, lalu tiba-tiba mengulurkan tangan, mencengkeram kerah baju Book. “Begitu birahi, kau tak akan peduli dengan apa pun. Kau akan seperti ayahku, hanya memikirkan untuk mencari Alpha untuk menandaimu—begitu birahi, siapa pun bisa melakukannya, asalkan mereka Alpha, siapa pun bisa tidur denganmu.”
“Aku… Jirat, aku tidak tahu.”
Book bergumam, suaranya semakin mengecil. “Aku belum mengalami Heat, tapi aku bukan orang yang bisa ditiduri sembarang orang…”
Aku bukan orang yang bisa melakukan apa saja. Aku ingin bersamamu.
Ia berpikir seperti itu dalam hatinya, tetapi ia tidak berani mengatakannya lagi. Bahkan memikirkan tentang pegangan tangan baru-baru ini membuatnya merasa takut.
Di mata Force, dia hampir melihat rasa jijik yang nyata.
“Kau akan hamil.”
Force mengucapkan setiap kata dengan sengaja. “Kasi, kau akan hamil, kan?”
Book tidak bisa menjawab, seluruh jiwanya tercengang. Dia baru saja mengetahui jenis kelaminnya yang sebenarnya, dan sebelum dia bisa mengalami perubahan fisik dan mental ini, dia sudah dihinggapi rasa malu yang kuat.
Dia tidak mengerti apa yang salah dengan Heat atau hamil, tetapi cara anak laki-laki di depannya mengatakannya, penuh rasa jijik, membuatnya mulai membenci dirinya sendiri juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Last Love (ForceBook)
Fiksi PenggemarCerita tentang Force Jiratchapong dan Book Kasidet yang mengambil kesempatan kedua dalam hubungan mereka. Seorang Alpha dan Omega yang dipersatukan kembali karena takdir.