Sembunyi

55 14 3
                                    

Dalam sekejap, liburan kenaikan kelas telah usai. First sudah tidak lagi bertemu Bright setelah kelulusan, sepertinya Bright cukup pintar untuk memahami bahasa tubuh First yang tidak tertarik padanya. mereka berakhir baik, meski rasanya Bright sedikit menghindari First di masa akhir kelulusan.

Hari ini Book ke sekolah sebagai alumni dan meminta beberapa berkas untuk mengurus beasiswa yang diterimanya di sebuah universitas yang cukup terkenal. dari dulu Book memang sudah menjadi kebanggaan sekolah, bahkan sampai akhirpun tetap begitu. 

First melihat Book yang baru berjalan keluar ruang administrasi sambil merapikan sesuatu di tas selempangnya. hari ini atau tidak sama sekali, pikir First.

Dia berjalan menyapa Book dari belakang. Book yang merasa namanya terpanggil menoleh dan tersenyum mendapati First, seseorang yang dia kenal meski tidak dekat.

"Oh, Hi First. bagaimana kabarmu?" sapa Book ramah

"aku baik, sangat baik seteleh melihatmu datang ke sekolah. kukira setelah lulus, kita tidak perlu ke sekolah lagi" 

"apa maksudmu" Book terkekeh "aku hanya meminta beberapa stempel untuk beasiswaku. setelah ini aku akan sangat jarang ke sini, ke kota ini. Orangtuaku akan ikut aku pindah ke luar kota" lanjut Book menerawang, mencoba menyerap semua yang dia lihat kedalam memorinya. hingga akhirnya pandangannya mengarah pada First, pemuda lugu yang menatapnya lucu. kekaguman yang terpancar dari matanya terlihat jelas oleh Book

hening sejenak. First kehilangan kata-katanya, menatap Book dalam. mencoba mengingat semua bagian yang dia lihat sekarang.

"sudah kuduga. keluargamu sangat mendukungmu dalam belajar, tentu mereka akan ikut untuk mengurusimu agar kau bisa fokus menjadi dokter" senyum First kembali menemukan kesadarannya

Book hanya mengangguk. ia berencana berjalan-jalan keliling sekolah untuk terakhir kalinya sebelum benar-benar pergi. bagaimanapun reputasi sekolah ini, dia menyimpan cukup banyak kenangan masa remaja Book

"mau menemaniku berkeliling sebentar?" tawarnya kemudian yang dibalas anggukan First, terlalu cepat.

Ini hari pertama sekolah, First sekarang sudah kelas 3. guru-guru yang baru memulai pelajaran akan selalu menjelaskan peraturan, penilaian, seperti yang sudah sudah. Saat melihat Book melewati kelasnya, First langsung meminta izin ke toilet dan menunggu Book menyelesaikan apapun itu di depan ruang administrasi. Pond memandang punggung First berjalan keluar kelas, dia ingin ikut juga. bosan sekali mendengar hal yang sama setiap tahun.

"Book.." panggil First saat mereka berjalan menuju kantin, setelah berkeliling sebentar. Book mengajak First untuk ke kantin, mencoba makanan favoritnya sekali lagi, atau mungkin ingin bersama First lebih lama lagi.

"maaf harus mengatakannya saat kau sedang makan, tapi aku harap ini meski nafsu makanmu hilang, kau tetap menghabiskan makananmu" lanjut First sesaat setelah mendapatkan perhatian Book

"katakan saja, mumpung aku masih disini" jawab Book

"kau tau..... selama sekolah, Kasibook selalu jadi idola, semua orang suka padamu" dengan lambat, First mengalihkan pandangannya dari minuman dihadapannya ke binar mata Book yang sedari tadi memperhatikannya

"aku pun salah satunya. aku suka padamu, aku mungkin akan sedikit berlebihan mengomentari postinganmu saat kau mulai kuliah. ini memang kurang ajar, tapi sesibuk apapun kau dan kuliahmu. aku ingin akun media sosialmu tetap aktif membagikan keseharianmu. aku ingin tetap bertegur sapa. aku.." kalimat First terhenti kala dia sadar perkataannya mulai melantur dari inti yang ingin dia sampaikan

"maksudku terserah. kau bisa melakukan apapun yang membuatmu bahagia, intinya aku menyukaimu dan ingin kau tau itu" pungkas First 

Book sama sekali tidak menyela, tidak pula menunjukkan raut wajah yang masam atau sejenisnya. dia sudah terbiasa dengan hal ini. First bukan satu-satunya. tapi mungkin jadi yang terakhir yang menyatakan cinta padanya di sekolah ini.

Go Down in FlamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang