chapter 12

73 9 1
                                    

Author ingatkan sekali lagi bahwa ini hanya cerita fiksi/karangan author semata. Tidak untuk menyinggung negara/organisasi manapun, jikapun ada kata-kata yang menyinggung author minta maaf
.
Chapter kali ini mengandung banyak kata-kata kasar, harap bijak dalam membaca ya!!
.
✨Terimakasih✨
~Happy Reading  📖 ~

Waktu terus berlalu, telah lewat sejam dari saat Indonesia terbangun gara-gara mimpi buruk, Indonesia sesekali memejamkan matanya karena masih lumayan mengantuk, tapi setiap ia mulai memejamkan matanya untuk kembali tertidur tiba-tiba ia langsung terbangun.

Seseorang mengetuk kamar Indonesia, yang diikuti seseorang yang sedang memanggil namanya. "Indo kau sudah bangun?" Tanyanya sambil terus mengetuk. Suara itu familiar, tapi siapa ya?

Indonesia menatap kearah pintu, ia lagi malas bersuara, hingga ia melihat pintunya lama kelamaan mulai terbuka, terlihat laki-laki bersurai  3 warna, yaitu kuning hijau merah, dan ia memakai jepitan berbentuk bintang berwarna putih, Dia adalah Myanmar. "Ohw kau sudah bangun rupanya, bersiap-siap lah untuk ke sekolah!" Setelah mengucapkan itu ia langsung keluar dari kamar Indonesia dan menutupnya dengan rapat.

.
.
.

Setelah bersiap-siap ia pun turun ke bawah untuk sarapan, sesampainya di dapur ia sudah melihat mereka semua sudah pada berkumpul. "Kemarilah Indonesia"

"Ya"

Indonesia duduk di kanan tepat disamping ASEAN, didepan Indonesia ada Singapura yang duduk disamping ASEAN juga tapi dia berada di bagian kiri

Di sela-sela mereka makan ASEAN tak sengaja melihat ke arah Indonesia, sambil sedikit menaikkan sebelah alisnya "Indonesia" panggil ASEAN, yang dipanggil pun menatap dengan heran, Anak-anak lain pun juga ikut menoleh ke arah ASEAN. "Kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat" ucap ASEAN, Indonesia pun seketika langsung memegang wajahnya "aku hanya kurang tidur saja" balas Indonesia sambil tersenyum kikuk.

"Kau bergadang semalam?" Tanya ASEAN lagi

"..."

Disaat Indonesia sedang memegang wajahnya ada lagi salah satu anak dari mereka yang bertanya "jari tanganmu kenapa Indonesia?" Indonesia menatap ke arah sumber suara, ia menatap ke arah thailand yang sedari tadi ternyata sudah salfok dengan jari tangan Indonesia yang di perban. Tentu saja karena pertanyaan itu lagi-lagi anak-anak lainnya kembali melihat ke arah Indonesia dan memperhatikan jari Indonesia. "Benar juga, kemarin perasaan tanganmu tidak diperban? Kau kenapa?" Tanya salah satu anak menimpali, sedangkan yang lain mengangguk-angguk.

Sebelum Indonesia menjawab ia menatap satu persatu mereka semua, terutama ia menatap ke arah Singapura dan ASEAN, setelah melihat mereka semua Indonesia memandangi jemarinya "ini bukan apa-apa" balasnya

"Benarkah?"

"Iya"

"..."

Karena mereka tak ingin memperpanjang masalah, dan sebagian besar mereka menganggap itu sebagai aksesoris, walau sebenarnya menggunakan perban sebagai aksesoris itu tak wajar...
.
.
.

Sesampainya mereka disekolah.

Seperti biasa mereka belajar, kali ini pelajarannya adalah sastra, di saat guru menjelaskan Indonesia malah melamun, ia tiba-tiba memikirkan seseorang, pasalnya ia sama sekali tak pernah bertemu dengan orang itu disekolah, padahal paman pernah memberitahukannya kalau orang itu bersekolah disini, tapi sampai sekarang Indonesia masih belum berjumpa dengannya. 'Kira-kira kamu dimana ya?' Batinnya.

Tiba-tiba saja ada yang menganggu pikirannya, kali ini ia dibuat bingung oleh ucapan nesiantara.
'Kenapa waktu itu nesiantara mengatakan kalau aku tak boleh terlalu betah di rumah paman asean?' Batinnya sambil bertanya-tanya.

The broken mental//CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang