sepulangnya dari sekolah
oline menemui ribka diteater sekolah mereka, tempat dimana club seni tari berada... bukan tanpa alasan oline kesana, sebenarnya ia bahkan sangat malas untuk berjalan menuju teater yang berjarak cukup jauh dari kelasnya, tapi apalah daya, jika sang adik yang meminta oline tidak bisa menolak
sesampainya diteater
saat ingin masuk oline diam sejenak melihat interaksi beberapa anak anak club seni tari
salah satu dari mereka bertanya kepada anak yang ada didepannya, nada yang cukup songong dan memancing sungguh oline tidak suka
"eh anak baru.. rumornya lu anak orang kaya yah? OKB kah?"tanya salah satu dari tiga gadis itu
anak itu melihat kearah ketiga gadis yang berdiri dihadapannya, dia tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya, gadis yang tadi bertanya malah tertawa remeh
"ohh, orang miskin ternyata"ucap anak gadis yang berada disebelah kanan
"terus lu bisa masuk kesekolah ini karena apa? jadi simpenan kepala sekolah yah?"ucap gadis tadi mendekat kedepan anak itu yang sepertinya oline mengenalnya
merasa ini sudah keterlaluan oline ingin melabrak mereka bertiga agar jera, saat baru saja masuk kedalam ruangan itu dua langkah, seseorang mendekati mereka
"walaupun miskin, setidaknya dia pinter"ucap seseorang yang sangat oline kenal
oline mengerutkan keningnya, ribka? apa yang bocah itu lakukan? pikir oline
ketiga gadis itu mundur beberapa langkah, ribka duduk disamping anak yang mereka rundung tadi kemudian merangkulnya
"kamu ngapain sih rib? dia tu gak selevel sama kita"ucap gadis itu
ribka tertawa remeh "selevel? kalo ngomongin masalah level, emang kita selevel?... enggak kan? lagian gw gak suka yah lihat perundung modal kaya kayak kalian... kalian bahkan gak pantes ngehina dia.. dia cantik, pinter, dan gw juga mau mengakui sesuatu sama kalian bahwa dance dia bahkan lebih bagus dari pada kalian yang udah cukup lama disini"ucap ribka menyilangkan kedua tangannya
sang kakak yang merasa bangga dengan sikap sang adik yang terlihat dewasa, oline kemudian mendekati mereka semua "khemm, saya boleh menambahkan sesuatu? saya gak suka ada perundungan didepan saya, jadi kalau bisa kalian silahkan pergi dari sini"ucap oline mempersilahkan ketiganya untuk pergi
ketiganya kaget melihat oline yang berada diteater "eh kak oline, k-kalo begitu kita permisi kak"ucap gadis yang berada ditengah menarik kedua temannya untuk pergi
apa mereka takut? tentu saja iya, siapa yang tidak kenal oline? jika ribka yang memberikan perintah orang orang langsung tunduk, bagaimana dengan sang kakak yang terkenal galak? tentu saja mereka ciut, bahkan kakak kelas saja tidak berani menentang oline, apa lagi setelah mengetahui oline adalah anak donatur
saat ketiganya sudah tidak terlihat dari hadapannya, oline berbalik dan mencubit pipi sang adik dengan gemas
"sshhh, gumus banget sih adeknya kakakkkk, bangga deh bisa belain temennya"ucap oline menarik narik pipi ribka sampai merah
ribka menepis rangan oline "kak!!"teriak ribka kesal sedangkan sang kakak hanya tertawa puas
oline melihat kesamping ribka, keanak yang tadi dirundung, ia mengerutkan keningnya "erine kan? yang kemaren ngotot buat masuk keclub gw?"tanya oline
anak itu mengangguk lalu kembali tersenyum "hehe, kak oline masih inget aja"ucap erine tersenyum manis
"kalian saling kenal?"tanya ribka
KAMU SEDANG MEMBACA
waktu penting (orine)[hiatus]
Teen Fictionmenceritakan tentang oline dengan kehidupannya yang mulus diawal seperti wajahnya, tetapi entah dari mana seorang adek kelas dari antah berantah mengungkapkan perasaannya yang membuat kehidup oline berantakan .... "setiap detik, menit, jam, hari, m...