Morosis

1.6K 136 32
                                    

Gavi temui Kajevrian di area paling belakang sekolah, area paling tak terlihat oleh yang lain. Bukan untuk berbuat mesum, Kajevrian sudah janjikan untuk habiskan istirahat bersama dengan beberapa makanan ringan yang sudah dibelinya dari kantin. Meski sudah tidak ada huru hara panas antara dirinya dengan Kajevrian, Gavi masih ragu untuk tunjukan kebersamaan dengan lelaki itu di hadapan orang lain, bahkan terlihat bersama di hadapan Skyler masih takut untuk dilakukannya. Takut buat hati temannya itu sakit. Gavi tidak mau jika ia harus berakhir kehilangan sahabat satu-satunya itu.

"Jangan ngelamun."

Pinggangnya di tarik kebelakang, tepat satu langkah di hadapannya adalah saluran air, Gavi tidak sadar sebab tidak perhatikan pijakan yang kakinya ambil. Senyumnya terulas, sadari jika yang tengah memeluk pinggangnya kini adalah Kajevrian. "Aku gak ngelamun kok, cuma gak perhatiin jalannya aja."

Terkekeh, rambut Gavi diacak lembut. "Alesan, kemana dulu tadi? Makanannya udah mau dingin."

Tangannya diraih kedalam genggaman, Gavi melangkah kecil di samping Kajevrian. "Bikin alesan buat kabur dari Kai."

"Padahal bilang aja kalo kamu mau ketemu aku." tawanya menguar saat Gavi layangkan pukulan kecil pada lengannya "Dari pada kamu repot harus ngebohong gitu kan?"

"Males, nanti ngambek, aku juga yang harus bujuk-bujuk."

"Ya memang kamu, masa aku? Ngapain, dia bukan temen aku." pantatnya didudukan pada anak tangga dimana saluran air dibawahnya. Disini bersih pun dengan aliran air dibawahnya, tidak ada sampah, cukup nyaman meski keduanya harus habiskan makanan diatas tangga yang lebarnya hanya cukup diduduki oleh dua orang dewasa.

Matanya berotasi, malas dengan apa yang Kajevrian katakan, memilih ikut dudukan diri. Sebetulnya tidak terlalu sempit untuknya, tetapi mungkin untuk Kajevrian tempatnya sangat pas-pasan sebab proporsi tubuhnya sedikit lebih besar. "Beli apa aja?"

"Tahu crispy kesukaan kamu, batagor, snack, minum, sama siomay."

"Banyak banget?! Siapa yang mau habisin??"

"Kamu." tertawa, Kajevrian curi kecupan pada pipi Gavi yang sedikit bertambah chubby "Kalo gak habis biar aku yang habisin."

"Kamu gak beli buat kamu sendiri?"

Mengangguk, di kantin tadi Kajevrian sudah memakan beberapa makanan ringan, tidak banyak, sebab jelas Gavi, tidak akan menghabiskan seluruhnya. "Mau makan siomay nya duluan gak? Aku beli ini pertama tadi."

Mengangguk, tangannya raih kotak styrofoam dari Kajevrian, permukaannya masih hangat. "Siomaynya gak pake kentang kan?"

"Iya." jawabnya dengan suara yang melembut. Hal kecil seperti kentang rebus yang tidak disukai Gavi sudah ia hafal diluar kepala, jadi mudah untuknya senangkan Gavi.

Gavi beri Kajevrian senyum terbaiknya, senang sebab Kajevrian masih perhatikan detail terkecil dari makanan yang akan dimakannya. "Terimakasih, selamat makan!"

"Pelan-pelan makannya." lengannya diletakan tepat dibelakang punggung Gavi sebagai bantalan agar tidak bersandar pada ujung anak tangga lain diatasnya, ujungnya sedikit tajam mampu menyakiti tulang punggung dibelakang.

"Sini aku suapin aaa~" sendok plastik dengan siomay diatasnya Gavi sodorkan, tatap Kajevrian dengan binar dimatanya.

Tersenyum, Kajevrian buka mulutnya, biarkan Gavi menyuapi dengan binar yang antusias di kedua bola matanya. Cantik, Gavi dengan binar dimatanya, pun dengan rambut hitamnya yang bergerak tersapu angin terlihat indah hingga buatnya kehilangan kata. Duh, jantungnya jadi menggila, wajahnya bahkan terasa panas. Wajahnya berpaling, sembunyikan semburat wajahnya dari Gavi yang bahkan sudah tahu lebih dulu. Siomaynya ditelan bulat-bulat sementara rungunya dengar Gavi yang menertawainya dengan bumbu siomay diujung bibirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Morosis • JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang