zwei

2.4K 308 10
                                    

Kedua mata yang semula terpejam rapat itu pun perlahan mulai terbuka, menampakan sepasang bola mata berwarna coklat tua yang perlahan bergerak kebingungan.

"Aku dimana?" Ujar sebuah suara serak yang berasal dari seorang pemuda tan yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.

"Dokter! Pasien 299 sudah sadar!" Tiba-tiba sebuah suara wanita memasuki indra pendengaran si pemuda tan, disusul dengan kehadiran seorang dokter paruh baya yang dengan cepat memerikan keadaan pemuda tan yang baru saja sadar dari komanya selama lima hari.

"Benar-benar keajaiban Tuhan." Takjub sang dokter saat mendapati pemuda yang harapan hidupnya hanya sepuluh persen tersebut, kini kembali membuka matanya dengan keadaan vital yang normal dan stabil.

"Lee Donghyuck-ssi? Bisa mendengar suaraku? Saat ini kau sedang berada di rumah sakit, setelah kecelakaan maut yang kau alami akhirnya kau kembali sadar dengan keadaan vital yang stabil. Ujar sang dokter yang membuat Donghyuck mengedipkan matanya pelan, ingatannya tiba-tiba kembali pada kejadian dimana dirinya berada di tempat aneh dengan seorang wanita yang mengaku sebagai hakim dan pria berjas putih.

"Apa kau memiliki keluarga yang bisa dihubungi? Kami mencoba menghubungi kerabatmu tapi tidak ada satu pun yang mengangkat telfon kami." Ujar sang dokter lagi yang membuat Donghyuck menggeleng lemah, ia memang tidak memiliki siapapun di dunia ini kecuali sang adik dan dirinya sendiri.

"Baiklah kalau begitu, istirahatlah lagi. Aku yakin kau masih bingung. Jika membutuhkan sesuatu kau bisa menekan tombol ini." Ujar sang dokter yang kemudian beranjak pergi, meninggalkan Donghyuck yang tengah termenung menatap langit-langit kamar rawatnya.

"Sepertinya hanya mimpi?" Gumam Donghyuck pelan dan kembali menghela nafasnya.

Syukurlah kalau semuanya hanya mimpi belaka, ia tidak bisa membayangkan jika dirinya benar-benar mati dan harus meninggalkan Ningning sendirian. Ia tidak boleh mati dalam waktu dekat, ia tidak ingin meninggalkan adik satu-satunya itu sendirian di dunia ini. Donghyuck tidak ingin Ningning harus merasakan kepahitan hidup seperti yang ia rasakan.

"Hhh...rumah sakit...bahkan tagihan rumah sakit Ningning saja tidak bisa aku bayar...ditambah tagihan rumah sakit ku...kenapa nasibku benar-benar sangat sial?" Gumam Donghyuck dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Bahkan setelah komanya pun Donghyuck masih dihantam oleh pahitnya kenyataan.

 Bahkan setelah komanya pun Donghyuck masih dihantam oleh pahitnya kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar dua hari Donghyuck berada di rumah sakit setelah sadar dari komanya. Dokter yang menangani Donghyuck benar-benar dibuat takjub oleh pemulihan si pemuda tan yang benar-benar sangat cepat.

Bahkan Donghyuck sudah bisa duduk normal dan terlihat sangat segar. Benar-benar tidak terlihat seperti orang yang baru saja selamat dari masa kritisnya.

Donghyuck yang tengah duduk sembari memandangi pemandangan di luar jendela kamar rawatnya pun dengan cepat menolehkan kepalanya, saat mendapati pintu ruang rawatnya dibuka dan menampakkan seorang pria berpakaian rapih yang tengah tersenyum ke arahnya.

EDGES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang