memory (lll)

500 30 18
                                    

malam ini, di tengah kesunyian yang menyelimuti. haruto terdiam di tempat tidurnya, di sebelahnya ada sang suami yang sudah memejamkan mata semenjak jarum jam berdenting di angka sepuluh malam. mata bak serigala itu terpejam erat, lengan kekarnya memeluk guling yang sudah menjadi hak patennya. guling hak paten kedua setelah istrinya.

tubuhnya yang mulai berisi ia baluti dengan tanktop crop tali spagetti berwarna abu serta skirt hitam pendek sepaha. ia biarkan perut bulatnya menyembul menyapa angin yang keluar dari pendingin ruangan. tidak memakai selimut, ia biarkan selimut tebal itu menjadi alas nya tiduran.

akhir-akhir ini, dirinya sering kali merasakan gerah yang luar biasa padahal ac menyala. beberapa malam juga haruto sempat tidak mau di peluk oleh jeongwoo karena kegerahan. sama hal nya seperti malam ini. membiarkan suaminya tidur duluan, dia duduk di sofa sembari kipas anginan. lalu masuk ke kamar tepat pukul sebelas lewat tiga puluh tiga menit.

baru tidur sebentar, kiranya empat puluh lima menit. kini ia malah terbangun lagi. hanya membuka mata, lalu menatap langit-langit kamar yang di beri struktur kapas membentuk awan. menempel di langit kamarnya. terlihat indah di mata hazelnya. betah dengan kegiatan melamun, tangan lentik yang sibuk mengelus perut sembari meringis kecil.

lama, semakin lama. namun tidak tahan akan rasanya. haruto memilih untuk menepuk lengan jeongwoo yang bebas tanpa kain. lelaki itu memakai kaos tanpa lengan. membiarkan ketiak nya yang putih bersih serta wangi mengumbar kemana-mana saat tangannya terangkat satu ke atas.

“jeongwoo”  panggilnya pelan. kaki jenjangnya bergerak gelisah tanda tidak tahan. sakit, ini rasanya sakit. “jeongwoo, bangun sebentar. aduh.. maaf. jeongwoo bangun!”  suara mulai sedikit meninggi, ringisan kecil keluar dari bilah bibirnya. suasana kamar gelap—remang-remang di temani lampu tidur di atas nakas samping jeongwoo.

lelaki yang mendapat tepukan lumayan keras dari seseorang pun terbangun. berdehem sembari mengucek matanya, menyesuaikan keadaan serta cahaya yang menerpa—mengumpulkan nyawa.

“jeongwoo”

panggilan itu di dengar oleh pemilik nama. ia menoleh ke sebelah kanan, istrinya tengah menatap nya dengan pandangan sayu. mata cantik yang sudah berkaca-kaca, pucuk hidung mancung nya mulai memerah serta bibir berbentuk hatinya melengkung ke bawah.

“hiks...”

oke. satu isakan lolos, dan jeongwoo segera beranjak dari rebahan. duduk sembari mendekat kan diri pada istrinya.

“sayang, kenapa? ada yang sakit?”  tangannya terulur untuk mengelus pucuk kepala si cantik. menatap manik mata yang selalu berbinar-binar itu dengan panik. “kenapa? coba bilang ke aku mana yang sakit?”

haruto menggenggam jemari jeongwoo sedikit erat, di balas oleh sang pemilik. pipi gembul itu di elus-elus oleh suaminya, haruto menarik napas sedikit panjang guna menetralisir perasaannya yang gundah.

“sakit.. ini, sebelah sini jeongwoo”  haruto berucap, menunjukkan bagian mana yang sakit.

tanpa banyak tanya, jeongwoo mengelus perut haruto. sebenarnya bingung juga mau bereaksi serta membantu bagaimana. karena yang di tunjuk haruto adalah bagian dadanya. bagian yang mulai berisi, seperti trend jaman sekarang 'sebesar nasi kfc', lumayan yang bukan lumayan berisi lagi bagi jeongwoo.

“elusin, tolong elusin jeongwoo. nyeri banget, haru enggak tahan”  si cantik berkata demikian mendapatkan tatapan lembut oleh suaminya. tangan besar itu mulai beranjak naik ke atas, ke dadanya. mengelus dua permukaan yang membuat istrinya kesakitan.

haruto waktu itu sempat panik saat melihat dadanya mulai berisi. bahkan malam harinya menangis meraung di pelukan jeongwoo dan mengira ia telah di kutuk lelembut menjadi perempuan. jeongwoo yang waktu itu bersandar di kasur hanya terkekeh pelan mendengar ucapan polos haruto. karena kasihan dengan keadaan haruto, akhirnya jeongwoo menelepon dokter pribadi sang istri. lalu, jawaban dari dokter membuat si cantik lega. kata dokter, 'itu biasa buat submissive yang lagi mengandung, haru. kebanyakan pihak bawah bakal berisi payudara nya karena menyimpan asi buat calon anak nanti. kamu jangan panik ya, nggak apa apa kok'.

1,2,3 - shoot 「jeongharu」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang