_______________________________________
Malam telah menjelma menjadi pagi, sinar mentari tampak bersinar dari ufuk timur. Perlahan-lahan, Andin terbangun dari tidurnya, membuka matanya yang masih berat sambil menyesuaikan diri dengan cahaya lampu kamar. Dia menoleh ke sebelah kiri, berharap melihat wajah suaminya yang tampan. Namun, yang dia temukan adalah sebuah buket bunga berwarna pink yang menyambutnya di tempat tidur.
Andin tersenyum, hatinya penuh dengan rasa hangat. Dia tahu siapa yang melakukan ini. Dengan tangan yang lembut, dia meraih bunga itu dan menemukan sebuah kertas kecil di atasnya. Andin membacanya dengan seksama.
"Happy Anniversary, sayang. Saya tunggu di halaman depan yaa, datanglah bersama pakaian olahragamu," tulis pesan tersebut.
Andin tertawa kecil, merasa terheran-heran dengan permintaan suaminya. "Apa sih ini, Mas?" gumamnya sambil menggelengkan kepala.
Segera, Andin bangkit dari tempat tidur, merapikan dirinya dan berganti pakaian sesuai dengan yang diminta oleh Aldebaran. Tak lama kemudian, dia selesai berganti pakaian dan bergegas menuju halaman depan dengan antusiasme yang terpancar di wajahnya.
Di sana, Aldebaran sudah siap dengan pakaian olahraganya, berdiri tegap dan gagah dengan tangan yang menyilang. Tatapan matanya menunggu kehadiran Andin, dan senyumnya menyambut dengan hangat.
Saat Andin tepat berada di depan Aldebaran, mereka saling bertatap pandang. Senyum bahagia menghiasi wajah keduanya.
"Happy Anniversary, Mas. Terima kasih bunganya ya," ucap Andin sambil memeluk Aldebaran erat.
"Happy Anniversary juga, Ndin," jawab Aldebaran dengan lembut sambil mencium kening istrinya.
"Kamu minta aku ganti pakaian, ini kita mau ngerayain anniversary dengan olahraga?" tanya Andin dengan nada heran.
Aldebaran hanya tersenyum dan berkata, "Sudah lama kita tidak olahraga bareng, kan? Gapapa lah, kita rayakan dengan bersepeda."
Andin menghela napas panjang, kemudian tertawa kecil. "Ide kamu tuh ada-ada aja deh, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILU
RomanceSetelah ribuan hal-hal menyakitkan sudah mereka lalui, disaat itu pula bahagia menyambut mereka. Namun mereka lupa bahwa hidup tidak berputar pada satu titik saja, hidup bukan tentang bahagia, suka, dan kesenangan saja, namun luka, pilu, dan kesedih...