6| Berita Miring

223 34 5
                                    

_______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________________

Aldebaran sedang menghabiskan akhir pekannya bersama kedua anaknya di ruang playground yang ada di rumah mereka. Ruangan itu dipenuhi dengan mainan dan warna-warni yang cerah, menciptakan suasana yang ceria. Tawa dan canda Reyna serta Askara bergema di seluruh ruangan, menambah kebahagiaan Aldebaran saat melihat kedua buah hatinya bermain.

"Papa, lihat ini!" Reyna berseru dengan gembira sambil menunjukkan hasil bangunan balok-balok mainannya.

"Wow, good job sayang," Aldebaran memuji, senyum hangatnya tak lepas dari wajahnya. Ia kemudian membantu Askara yang mencoba menyusun puzzle dengan antusias.

Namun, kebahagiaan itu terganggu oleh langkah cepat seseorang yang masuk ke ruangan tersebut. Andin, dengan wajah yang tampak cemas menghampiri Aldebaran sambil memegang ponselnya.

"Kamu kenapa sih lari-lari begitu?" tanya Aldebaran dengan nada tenang, meskipun merasa sedikit khawatir melihat ekspresi istrinya.

Tanpa berkata-kata, Andin menyerahkan ponselnya kepada Aldebaran. Ia mengernyitkan dahi sejenak, bingung dengan sikap Andin yang tiba-tiba, sebelum akhirnya melihat layar ponsel tersebut. Dalam sekejap, ekspresi wajahnya berubah drastis saat melihat informasi yang tertera di layar.

Video itu menyebutkan bahwa produk skincare dari perusahaan milik Aldebaran mengandung bahan berbahaya yang menyebabkan iritasi pada kulit pelanggan. Kabar tersebut sudah menyebar di media sosial, dan banyak akun yang turut membagikan informasi tersebut.

"Kok bisa? Siapa yang nyebarin?" Aldebaran bertanya dengan suara berat, jelas sekali terlihat keterkejutannya.

"Aku juga nggak tahu, Mas," jawab Andin dengan nada panik.

"Tapi ini sudah dilihat banyak orang, dan bukan hanya satu orang saja yang memposting berita ini."

Aldebaran terdiam sejenak, pikirannya berputar mencari jawaban atas apa yang sebenarnya terjadi. Setelah menarik napas panjang, ia kembali pada realitas dan berkata, "Kamu temani anak-anak dulu ya, saya mau telpon Rendy."

Andin mengangguk setuju, "Iya, Mas" balasnya pelan, kemudian kembali menemani Reyna dan Askara bermain.

"Mah, kok Papa tiba-tiba pergi?" tanya Reyna yang tampak bingung setelah melihat sang papa meninggalkan ruangan.

"Iya, sayang, Papa mau telpon Om Rendy dulu. Ada kerjaan sebentar," Andin menjelaskan dengan lembut.

"Reyna sama adek main sama Mama dulu ya" lanjutnya, Reyna mengangguk dan kembali fokus pada mainannya, meski rasa ingin tahunya masih ada.

Sementara itu, Aldebaran sudah berada di ruang kerjanya. Dengan cepat, Aldebaran mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Rendy, asisten pribadinya yang selalu dapat diandalkan.

SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang